19

5.2K 430 101
                                        

"Kalau sudah sejauh ini memangnya bisa menolak?"

"Yakin?" tanya Yoongi.

Dengan mata sendu Jimin menjawab, "Sekarang aku milikmu, Min Yoongi," ucap Jimin lalu melingkarkan tangannya pada bahu Yoongi.

Mendapatkan ijin, Yoongi mencium sekilas bibir milik sang kekasih lalu menggotongnya. Ia membawa tubuh yang lebih mungil darinya ke kamar. Tubuh Jimin ia lempar ke atas kasur dan menimbulkan pekikan kecil dari bibir plum itu.

Bibir yang kini sudah tidak selamat akibat cumbuan Yoongi yang bukan main. Momen lama yang ditunggu akhirnya datang, ia selama beberapa bulan ke belakang berusaha menahan birahinya untuk segera menggagahi Jimin. Tapi ia tidak mau adanya keterpaksaan, ia mau Jimin juga menginginkannya, karena yang ia ingin itu bercinta. Karena cinta. Bukan hanya untuk melepaskan hasrat yang menguar karena kemolekan tubuh sang lebih muda.

Mata Jimin memejam kala bibir tipis itu mulai turun menciumi  dan menjilati garis rahangnya perlahan, lebih turun lagi pada lehernya, lalu pangkal leher sampai tulang belikatnya. Yang hanya mampu ia lakukan adalah memanggil nama Yoongi berulangkali, sambil mendongakkan kepalanya berkat rasa nikmat yang mendera pun untuk memberi ruang lebih bagi pria di atasnya.

"Kau manis, kau indah, kau manis, Jiminie. Manisku."

Piyama yang dikenakan Jimin sukses jatuh ke lantai, kondisinya kini bertelanjang dada membuat tanda-tanda kepemilikan yang Yoongi buat makin terlihat jelas. Mengukirkan senyum bangga pada yang membuat.

"Hyungie, buka bajumu juga ya," pinta Jimin.

Tangannya bergerak meraih ujung kaus milik Yoongi dengan tidak sabaran.

"Hei, pelan-pelan, mine. Tidak sabar sekali," Yoongi terkekeh.

Jimin tidak mendengarkan, ia tetap tergesa melepas kaus milik Yoongi. Setelah berhasil ia pun lekas memeluk tubuh Yoongi, merasakan hangat menerpa pada permukaan kulit saat mereka mulai menyatu. Kulit pucat yang terlihat dingin itu nyatanya sangat hangat, membuat Jimin merasa terbakar hanya karena gesekan yang ditimbulkan Yoongi saat bergerak.

"Hyungh."

Ciuman Yoongi merambat turun pada perutnya, disekitar pusar yang memiliki piercing itu kini memiliki nasib sama seperti pada lehernya. Jimin kesulitan bernafas akibat gejolak birahi yang makin membesar kala tangan Yoongi membelai pinggangnya. Rasanya sesak sekali.

Menyusul atasannya, kini bawahan piyama Jimin pun sudah meluncur ke lantai. Juga boxer yang Jimin kenakan.
Tanpa Jimin sadari. Tiba-tiba tangan kekar itu berhasil meraba buah peach miliknya. Ia kembali diserang sengatan aneh, desahan keluar begitu saja dari mulutnya.

"Hyungiehh. Cepat!"

Jimin yakin ia sudah sangat siap. Ia ingin segera Yoongi menghentikan foreplay-nya, karena dibawah sana ia bisa merasakan rasa basah aneh yang membuatnya sedikit tidak nyaman.

"Are you sure, mine?"

Jimin menarik Yoongi lalu melumat bibirnya, pahanya ia angkat lalu digesekkan pada pusat Yoongi. Keras. Ia mendengar geraman Yoongi diantara lumatannya. Setelahnya menarik celana Yoongi seluruhnya hingga turun pada lutut.

Iseng, ia memeras bokong Yoongi membuat sang empu berjengit kaget. Jimin tertawa puas sekali karena muka Yoongi yang lucu, "Hyungie, haha lucu sekali."

"Tidak lucu, Park Jimin."

Yang lebih muda masih terus tertawa, lalu berhenti karena merasa kosong. Pria yang tadi mengukungnya pergi begitu saja, tanpa ada kata atau bilang mau kemana. Membuat Jimin merasakan takut, apa kekasihnya marah sampai pergi meninggalkannya. Rasanya ingin menangis.

LICKED -yoonmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang