“Apa tidak terlalu banyak untuk anak-anak?” tanya Yoongi.
Pada dapur rumah keluarga Min terdapat banyak jenis kue kering dan coklat yang dibuat oleh Jimin yang dibantu suaminya. Kue-kue itu berbentuk berbagai macam benda yang bertemakan natal. Ada yang berbentuk pohon, topi sinterklas, atau coklat yang menyerupai kepingan salju. Tidak lupa ginger cookies yang sangat lucu. Itu semua sedang sibuk Jimin masukan kedalam toples kaca.
Yoongi yang sudah selesai membantu hanya memandangi yang lebih muda sambil duduk dikursi makan. Wajah Jimin begitu terlihat serius, tapi bagi Yoongi itu sangat imut. Hanya saja entah bagaimana Yoongi bisa-bisanya terangsang oleh Jimin yang menungging untuk mengambil sesuatu yang terjatuh.
“Ya! Yeobo!” jerit Jimin saat tiba-tiba Yoongi menarik celananya turun.
“Jangan berisik, ok? Nanti anak-anak akan kesini.”
Yoongi memeras bokong sintal dihadapannya, “Berani sekali kau menggodaku ya?”
“Ish, siapa yang menggoda?!”
Jimin total bingung, entah apa yang merasuki suaminya sekarang.
Yoongi memeluk Jimin lalu menciumnya. Jimin yang masih kaget akan gerakan tiba-tiba itu hanya mampu bersandar pada meja kompor. Tak bisa mengimbangi ciuman bibir tipis yang terus melahap habis miliknya.
Karena merasa kurang nyaman, Yoongi merubah posisi. Diangkatnya Jimin hingga duduk diatas meja, kue-kue yang belum sempat Jimin masukan kedalam toples tergeser, beberapa jatuh ke lantai. Jimin merasakan dingin saat bokongnya menyentuh permukaan meja yang berbahan marmer.
Selagi bibirnya bekerja, tangannya tidak dibiarkan hanya diam saja. Bergerak dengan tergesa ke selatan Jimin, lalu mengocok benda yang sudah setengah tegang. Yoongi paham lawan mainnya juga sudah mulai terbuai permainan.
“Yoongi,” ciuman terlepas, “ayo pindah ke kamar,” ajak Jimin.
“Jauh, lagipula nanti akan diganggu oleh anak-anak.”
“Tapi disini juga—”
“Tidak akan, jangan bersuara kalau tidak mau memancing mereka untuk datang.”
Meski dirundung rasa khawatir akan keberadaan anaknya, Jimin tetap harus melayani nafsu suami yang telah membumbung ini. Jimin berencana untuk mempercepat saja karena itu lebih baik.
Yoongi membalik tubuh Jimin menghadap meja, menarik pinggulnya dan membuka jalan menggunakan dua jarinya yang langsung terlahap habis.
“Tak perlu, langsung saja aku sudah siap?”
“Serius? Nanti kalau sakit ba—”
“Tidak akan, ayo.”
Maka Yoongi langsung menghajar lubang itu dengan miliknya.
“Ah, Yoong, mhhh iyah.”
Melihat Jimin yang kenikmatan Yoongi sedikit usil, “Apa, hm?”
“Jangan dilambatkan!”
“Nikmat bukan senggama di dapur?”
“Shut up! Lakukan saja Yoongi, hancurkan aku jangan banyak bicara.”
Yoongi menyeringai, “Wow, roger!”
Mereka saling bergerak melawan arah, bunyi kulit beradu begitu mendominasi ruang dapur yang cukup luas. Mereka begitu fokus, sampai suara Yoonji yang menangis terdengar dari lantai atas.
“Gi, angh, stop. Yoonji.”
“Tapi maaf aku tidak bisa menundanya begitu saja.”
Jimin melemas, “Anhg, lelah Yoongi. A-aku lelah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
LICKED -yoonmin ✔
FanfictionRasamu manis, sungguh. Yoongi !top Jimin !bottom ©Jan 2019