46- kecewa

6.8K 779 102
                                    

Hari ini adalah hari terkahir UN. Hira bernapas lega karena tugas nya telah selesai. Sekarang Hira harus bekerja keras untuk melunasi utangnya.

"pada mo lanjut kemana nih?" tanya Somi.

"ga jauh jauh gue mah, paling masih di kota ini" ucap nancy.

"kalo gue mau di luar kota"

"gue sih mau dimana ya? gue mah dimana aja lah yg penting ke terima" ucap Somi.

"kalo lo hir?" tanya Yeri tiba-tiba.

"gue ga lanjut" ucap Hira tersenyum canggung.

Sadar ucapan yeri sangat sensitif, Somi pun menyenggol Yeri dengan sikutnya.

Mereka diam sekarang, rasanya canggung sekali.

"ehem! pada mau makan apa nih? gue traktir deh karna tadi UN gue lancar jayaaa" ucap nancy menghilang kecanggungan antar mereka.

"asikkk"






























Hira sudah ada dirumah sekarang, sedang beberes. Sepulang sekolah tadi ia mencari kerja part time di resto-resto. Habis itu dia langsung pulang untuk beristirahat. Renjun tidak bisa mengantarkan dia pulang karna dia ada acara keluarga.

Jam menunjukan pukul 7 malam, ia merebahkan dirinya di sofa. Tv menyala tapi ia tidak menontonnya. Ia memejamkan matanya sambil berpikir bagaimana ia melunasi utangnya terhadap jaemin.

*Tokk Tokk!

Hira membuka matanya dan langsung membuka pintu ketika ada yg mengetuk pintu rumahnya. Ternyata itu Renjun.

Mereka masuk kedalam rumah Hira dan duduk di sofa.

"kamu baru pulang?" tanya Hira.

"iya baru pulang" jawab Renjun. "kamu udah makan?" tanyanya.

"udah ko"

Renjun terssnyum, ia pun mengeluarkan amplop besar berwarna coklat yg berisi sejumlah uang yg banyak.

"aku udah denger kamu minjem uang ke temen kamu dari kak jaehyun" ucap Renjun dan membuat Hira terkejut. Apa yg harus ia katakan apabila Renjun menanyakan teman yg meminjamkan uangnya itu?

"..nih bayar, aku udah siapin buat kamu" lanjutnya.

Hira terdiam disana. menunduk karna takut.

"..lain kali kalo ada perlu apa-apa bilang ke aku, jangan sungkan sayang" ucap Renjun sambil mengelus rambut Hira.

"btw temen kamu yg mana deh yg minjemin kamu uang sebanyak itu?" tanya Renjun.

Hira diam, dia tak berani bicara.

"sayang?" Renjun sadar hira melamun.

"aku nanya loh" ucapnya.

"maaf njun" ucap Hira.

Renjun mengerutkan dahinya, kenapa gadisnya ini meminta maaf?

"aku gapunya pilihan lain," ucap hira. "..aku minjem uang ke jaemin" lanjutnya.

Mendengar nama jaemin, Renjun langsung menatap Hira bingung.

"hah jaemin?" ucap Renjun mengepalkan tangannya.

Hira menahan tangisnya. Renjun pun langsung mengambil amplop coklat itu dan pergi menuju apartemen jaemin.

Sesampainya disana, Renjun langsung masuk, entahlah bagaimana Renjun bisa tau kode apartnya jaemin.

"JAEMIN JAEMIN" teriak Renjun.

Jaemin yg keluar dari dapur karna ia baru selesai makan. Dia bingung melihat Renjun yg masuk apartnya dengan tatapan benci.

Renjun melemparkan amplop coklat tersebut ke dada jaemin. Jaemin tersenyum dan memungut amplop coklat itu yg jatuh.

"jangan deketin Hira lagi!" tegas Renjun.

Jaemin tersenyum meremehkan Renjun.

"dia ga butuh lo, jadi gausah so care" ucap Renjun sinis.

"ga butuh gue? buktinya dia datengin gue karna dia butuh gue," ucap jaemin. "yg ada dia gabutuh Lo" lanjut jaemin membuat Renjun marah.

"Lo diem aja!" ucap Renjun. hampir saja Renjun ingin meninju jaemin.

"apa?! benerkan? Lo tuh gada apa-apanya di mata Hira!" ucap jaemin.

"..Hira ga butuh Lo sama sekali" ucap jaemin tersenyum.

Renjun menatap sinis Jaemin dan pergi keluar untuk pergi ke rumah Hira kembali. Rasanya ia hancur menerima kenyataan bahwa memang benar hira tak membutuhkan dirinya.

Ia sampai di rumah Hira. Ia duduk di sofa Hira, entah lah pemilik rumah itu dimana sekarang, Renjun memejamkan matanya sambil menyender di sofa. Ia kecewa terhadap Hira.

Hira menghampiri Renjun dan duduk disebelahnya. Hira menundukkan kepalanya, takut Renjun marah.

"dengan masalah sebesar ini kamu ga cerita sama aku?" ucap Renjun merubah posisinya menjadi duduk.

"..kamu anggap aku apa hah?" tanyanya.

"maaf njun" Hira menangis.

"kamu keterlaluan," ucap Renjun menatap Hira kecewa.

Renjun tak tau harus berbicara apa lagi, karna ia terlalu kecewa terhadap Hira.

Hira memeluk Renjun, tapi tak lama Renjun melepaskan pelukannya tersebut.

"kenapa kamu ga minta tolong sama aku? kenapa harus sama si jaemin kamu minta tolong nya? apa gada orang lain?" tanya Renjun.

"aku gada pilihan lain lagi njun"

"lalu aku? bagaimana dengan aku? apa aku bukan pilihan? kenapa kamu ga minta tolong sama aku? kamu nganggep aku ga ada?" tanya Renjun sambil menahan tangisnya.

"kamu gabutuh aku kan?" ucap Renjun. Benar kata Jaemin, Hira tak membutuhkan Renjun.

"aku butuh kamu njun" ucap Hira menggenggam tangan Renjun tetapi ditepis oleh Renjun.

"kamu gabutuh aku hir. buktinya kamu ga minta tolong sama aku, dengan masalah sebesar ini kamu ga cerita sama aku, kamu malah minta pertolongan ke si bangsat itu" ujarnya.

"aku kecewa sama kamu, kamu ga terbuka sama aku, kamu gabisa mempercayai aku? kenapa? aku pacar kamu dari setahun yg lalu, tapi kenapa kamu selalu nganggep aku gaada? kenapa hir?!"

Hira menangis tak kuasa melihat Renjun semarah ini. Menangis karna sakit hatinya. Ia merasa dunia nya hancur 3 kali. Pertama pertengkaran orang tuanya, kedua kepergian bundanya untuk selamanya, ketiga karna Renjun semarah ini. Tak tau kedepannya apa yg akan terjadi, siap tidak siap ia harus menerimanya.

"aku engga ngerti lagi intinya aku kecewa,"



























"mari kita berpisah."


































































ini end? hmmmmmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini end? hmmmmmm.

[1] If You | Huang Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang