48- lucky

7.2K 795 46
                                    






Setelah lulus, Hira harus mencari pekerjaan. Tidak mudah mencari pekerjaan di kota besar ini. Rata-rata mereka menerima lulusan D3 atau S1, sedangkan Hira hanya mempunyai ijazah SMA.

Ternyata hidup itu keras, Hira yg biasanya selalu manja, mengandalkan orang lain harus mandiri. Tidak mudah baginya, rasanya ia ingin menangis saja.

Duduk di halte sambil memegang amplop coklat berisi lamaran. Hira lelah kesana-kesini tapi belum bisa ada yg menerima dengan lulusan SMA. Hira menahan tangisnya, jika bunda dan ayah masih ada, mungkin Hira tidak akan seperti ini.

Hujan, di halte mulai sepi karena sudah menaiki bus untuk pulang kerumahnya. Hira disini hanya beristirahat, Hira juga belum makan karna uangnya dipakai untuk ongkos. Ia hanya membeli air gelas dan roti untuk mengganjal perutnya agar tidak kelaparan.

Ia lupa membawa jaket dan hawa disini sangat dingin. ia hanya memakai kemeja putih yg tipis yg dibelikan oleh tetangganya. iya, Hira sesusah itu.

Mobil mewah berhenti didepan Hira, mungkin hanya parkir disana, pikir Hira. tapi tidak, pemilik mobil itu turun dengan berlari supaya air hujan tidak membasahi dirinya.

Hira tak sadar karna ia menunduk melihat sepatunya yg basah. Sampai akhirnya orang itu menegur Hira.

"hir"

Hira menoleh saat namanya dipanggil.

"jaemin?"

Jaemin duduk disebelah Hira sambil tersenyum.

"Lo ngapain deh hujan-hujan disini? neduh?"

"iya" Hira tersenyum.

"abis darimana?"

"nyari kerjaan" Hira tersenyum canggung.

sudah lama tidak bertemu jadinya Hira agak canggung ketika bersama jaemin.

"kalo lo darimana?" tanya Hira.

"balik ngampus"

"ko sore banget?"

"nongkrong dulu hehe" Jaemin menyalakan rokoknya.

"Lo ngeroko?"

"hehe iya" katanya.

"jadi anak bandel ya sekarang" Hira tertawa.

Jaemin pun ikutan tertawa. Jaemin melihat Hira yg kedinginan tak memakai jaket, ia pun melepaskan jaket levis nya.

"dasar anak kecil, udah tau hujan malah gapake jaket" kata Jaemin memakaikan jaketnya ke punggung Hira.

"gue lupa" Hira tertawa sedikit.

"kebiasaan banget" katanya sambil menghisap rokok tersebut.

"udah dapet kerjaannya? tanya jaemin.

Hira tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"ikut gue yuk" ajak Jaemin.

"kemana?"

"ikut aja, gue mau ngasih rezeki buat lu" Jaemin langsung merangkul Hira dan menuntunnya masuk kedalam mobil.

Hira dibawa Jaemin ke rumah orang tuanya, Hira bertemu dengan ayah dan ibunya Jaemin. Tidak lama ayah Jaemin menawarkan pekerjaan ke Hira, dengan gaji yg tidak sedikit. Hira sangat berterima kasih kepada keluarga Jaemin. Sudah berkali-kali Jaemin menolong hidup Hira.










































Waktu sungguh sangat menakutkan, selalu memberikan kejutan yg tidak terduga. Waktu akan menghapus semua kenangan dan meninggalkan bekas luka di hati kita.

Jangka waktu yg lama setelah perpisahan membuat sosoknya selalu ada dimana-mana. Seakan-akan dia berdiri di tepi jalan sambil memperhatikan ku. Setelah memastikannya, sosoknya hilang.

Selama 36 bulan penuh, aku mengumpulkan niat. Ini adalah satu-satunya jalan untuk menghubungkan aku dengannya. Selain dari itu, aku harus terus mengurangi memikirkan apapun tentang dia.

Setelah dia pergi hidup harus tetap berjalan. Tanda-tanda keberadaannya terhapus secara bertahap oleh kehidupan yang tenang.

Dalam selang waktu, kami berlari dalam lingkaran. Akankah dia berada di tempat semula—

menunggu mu?









































ayo main tebak-tebakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ayo main tebak-tebakan.
ini end apa bukan yaaaaaaa?^^

[1] If You | Huang Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang