"HIRAAAAA" teriak Nancy yg duduk paling depan.
"ai si mamih jangan teriak teriak atuh" ucap haechan menutup telinganya.
"diem napa chan" ucap Nancy.
Somi dan Yeri pun menghampiri Hira.
"kenapa sih anjir" ucap Hira sambil memasukan bukunya.
"karokean yuk" ajak Somi yg duduk di depan tempat bangku Hira.
"karokean?"
"iya, dah lama kita ga karokean" ucap Yeri.
"eum bol—"
"gaboleh."
Belum selesai Hira berbicara tiba-tiba Renjun memotong omongan Hira. Somi, Nancy, Yeri, Haechan dan Hira pun menengok ke arah Renjun.
"dihh sapa lo ngatur ngatur si Hira?" kata Somi sambil menggerbak meja pelan.
Renjun menghentikan aktivitas nya yg sedang memasukan buku kedalam tas, ia pun menatap Somi.
"Hira baru sembuh, Lo ajak dia karokean mau bikin dia pusing lagi? mau bikin dia sakit lagi?" Renjun pun melanjutkan aktivitasnya.
"tapi njun, gue udah bener-bener sembuh ko, gaakan pusing lagi" ucap Hira.
"diem." balas Renjun.
"hehhh julid gosah ganggu kesenengan kita deh" teriak nancy dari depan.
"kesenengan lo semua ngerugiin orang" kata Renjun sambil berdiri. "..gue tunggu di parkiran." kata Renjun langsung berjalan keluar kelas dan diikuti oleh Haechan.
"Mih?" panggil haechan ke nancy. Nancy pun menoleh. "..aa tunggu di pelaminan" Haechan mengedipkan matanya satu dan membuat nancy berlaga ingin muntah.
"huek"
Semuanya tertawa sampai akhirnya Yeri menanyakan sesuatu kepada Hira.
"hir? ko si renjun jadi protektif banget sama lu?" tanya Yeri.
"kan gue pas itu bilang, dia tuh suka sama gue" ucap Hira.
"helehhh" ucap Somi.
"serius jir" ucap Hira.
"terus juga kenapa lo lemah banget di depan si julid" ucap Nancy kesal.
"gatau ih, kek orang bego gue"
"Lo emang bego kan Hir" ucap Somi menahan tawa.
"sentil nih ginjalnya" ucap Hira sambil ingin menyentil Somi.
"tapi serius, si renjun kayanya suka beneran sama lu" ucap Yeri.
"ya emang, semalem gue jalan sama dia trs dia bilang katanya suka sama gue"
Mereka bertiga menoleh ke arah Hira dan terkejut.
"HA? SERIUS?"
Hira berlari kecil saat melihat mobil Renjun sudah menunggu didepan gerbang. Saat sudah sampai, ia pun mengetuk kaca mobil Renjun.
*tuk tuk!
Renjun menoleh dan Hira pun masuk kedalam mobil.
"maaf ya lama" ucap Hira.
Renjun tak membalas perkataan Hira, ia pun langsung menginjak pedal gas.
"mau beli dimana?" tanya Renjun.
"depan komplek sebelah komplek gue" balas Hira.
"dimana?"
"ke arah komplek rumah gue aja dulu"
Mereka pun pergi ke pedagang takoyaki. Sesampainya disana Renjun sedikit bingung. Renjun kira Hira ingin takoyaki yang ada di restoran Jepang, ternyata di pedagang kaki lima.
"takoyaki disini enakk banget njun," ucap Hira.
"..sumpah lo harus cobain njun"
"..udah langganan gue suka beli disini"
"..murah lagi, 1 porsi harganya goceng" lanjut Hira.
Renjun tak membalas perkataan Hira. Ia pun melepaskan safety belt nya dan keluar mobil. Hira yg melihat Renjun keluar ia pun ikut keluar.
"ehh neng hiraaa" sapa pedangang itu.
"ey mang" Hira mengangkat kedua alisnya.
Renjun tersenyum ketika pedagang itu tersenyum ke Renjun.
"pacar ya neng?" tanya pedagang itu.
"ha?" Hira menoleh ke arah Renjun.
Renjun tertawa dikit ketika pedagang itu menanyakan hal itu ke Hira.
"hehe," Renjun nyengir. "mau 10 dong bang" ucap Renjun.
Hira terkejut mendengar pesanan Renjun. Banyak sekali?
"siap siap, tunggu ya" ucap pedagang itu.
Renjun duduk di bahu jalan dan Hira pun mengikuti Renjun.
"banyak banget njun" ucap Hira.
"emang kenapa?" tanya Renjun sambil memainkan kunci mobilnya.
"kebanyakan gila, sakit nanti perut gue"
"lah emang yg makan lo doang?" ucap Renjun yg membuat Hira terdiam.
"kalo bukan dia yg bayarin ini takoyaki, udah gue geplak dah pala nya" ucap Hira dalam hati sambil melihat sinis Renjun.
"nihh nengg mas" ucap pedagang itu lalu Renjun berdiri untuk mengambilnya.
"berapa bang?"
"50 ribu"
Renjun mengeluarkan dompetnya dan mengambil uang.
"makasih ya bang" Renjun menyodorkan uang dan tersenyum ramah.
Renjun menghampiri Hira. "nih" ucapnya.
"asikkk, makasih ya njun"
Hira makan dengan nikmat begitu pula juga Renjun. Renjun kagum dengan takoyaki yg dijual dipinggir jalan ini, ternyata tak kalah enak dari takoyaki yg ada di resto.
*Kringgggg Kringggg
Saat asik makan takoyaki, handphone Hira berdering. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Hira tak mengangkatnya, ia hanya melihat handphonenya lalu menyimpannya kembali. Awalnya Renjun tak menanyakan kenapa tidak diangkat, tapi karna ini berkali-kali dan sepertinya Hira juga terganggu oleh telepon itu jadi Renjun bertanya.
"siapa?"
"ha?" Hira diam sejenak. "..Felix" lanjutnya.
Seperti sensitif mendengar nama Felix, Renjun pun mengerutkan dahinya.
"ngapain dia nelpon lo?"
"gatau, dari semalem dia kaya gini" kata Hira. "pertama dia telpon gue angkat, gue kira siapa ternyata itu Felix" lanjutnya.
"dia ngomong apa semalem?"
"gajelas, pertamanya dia diem, pas gue tanya ini siapa dia langsung jawab, abis itu gue matiin" ucap Hira.
*Kringggg Kringgggg
Renjun yg muak karna Felix menganggu Hira terus, ia pun langsung mengambil handphone Hira.
"gausah ganggu hira lagi." Renjun langsung mematikan sambungan telepon itu.
💐

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] If You | Huang Renjun ✔
Fiksi Penggemar❝Aku berjanji pada semesta akan selalu melindungimu dimana pun kamu dan aku akan mendampingimu sampai kamu menghembuskan napas terakhir. Jika semesta tidak mengizinkannya, kan ku titipkan dirimu pada rembulan yang menghiasi semesta.❞ -Huang Renjun...