Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi

Bagian 3.5 ; Egois

39.7K 3.3K 80
                                    

Jelita benar-benar datang membawakan makanan buatan Rustini ke tempat di mana suaminya berada. Sopir khusus dari pria itu sendiri yang membawanya ke sana, karena memang dia yang tahu lokasi Jeremy sebagai orang yang memercayakan Jelita padanya.

Tak bisa memungkiri bahwa ada rasa malu datang ke sana dan berniat memarahi Jeremy. Perempuan itu akhirnya juga menghimpit Jeremy yang sepertinya memang pandai sekali untuk berakting.

"Ini adik saya. Namanya Jelita," terdengar Jeremy menggantungkan. "Sedang hamil dan tinggal bersama saya. Bercerai, tanpa tahu adik saya hamil."

Semua orang yang ada di sana percaya. Ya, orang-orang yang memang tak begitu akrab dan hanya sesekali bertemu. Jelita ini sifatnya masih sangat rahasia, jadi tak banyak orang tahu. Hanya lingkaran pertemanan Jeremy yang mengetahuinya.

Jelita begitu emosi mendengar skenario yang dibuat pria itu sendiri. Bagaimana bisa mengatakan jika dirinya adalah adik dari pria itu? Hamil setelah cerai dan mantan suaminya tak tahu? Jelita ingin saja langsung membuat karir Jeremy hancur saat itu juga, tapi dia tak mau buru-buru gila sekarang. Bagaimanapun, jika itu terjadi Jelita hanya membuat citranya jelek di depan banyak orang. Dia pasti disebut perempuan gila karena membuat pengakuan jika anak yang dikandungnya adalah milik Jeremy saat itu juga.

Memi yang melihat hal itu meringis. Dia memang selalu tak suka dengan keberadaan Jelita yang mengacau karir Jeremy, tapi keadaan saat ini membuat Memi paham bahwa sikap Jeremy memang keterlaluan.

Obrolan dilanjutkan oleh orang-orang itu dengan kepentingan masing-masing. Jelita mendengarkan begitu saja. Tak ada kalimat penghiburan di sana, yang ada hanya kalimat tak mengenakan yang Jeremy keluarkan satu demi satu dalam bentuk kebohongan.

Akhirnya, Jelita tahu sendiri bagaimana Jeremy dan sikap pembohongnya di depan publik. Menciptakan pencitraan yang bagus, tapi menekan kejujuran dalam hidupnya. Jadi, ini sosok pembohong yang sempat Jelita kagumi. Tidak memiliki kejujuran dan mudah sekali berlagak seolah hal bohong yang dikemukakan adalah pernyataan benar.

*

"Parah lo, Jer!" ketus Memi begitu mereka sudah sampai di mobil, tanpa Jelita.

Ya, karena Jelita memilih pulang dengan perasaan tak karuan. Terlebih perasaannya selalu berkaitan dengan kandungannya, jelas semakin pelik saja keadaannya.

"Lo parah banget! Mana istri lo bawain bekal begini! Nggak malu lo? Dari kemaren yang uring-uringan karena bini, itu lo! Bagus disamperin begini, malah lo akuin sebagai adek." Memi mencibir. "Adek apaan? Adek yang diam-diam lo hamili sendiri?!"

Jeremy menoleh pada Memi yang duduk di kursi depan. Matanya memicing mendapati Memi begitu mencibirnya akan hal ini.

"Kok lo yang sewot sama gue, Mem? Bukannya lo yang suka marah kalo si Jeli nggak kooperatif?! Sekarang, gue nggak akuin dia sebagai istri dan malah adek gue, itu karena siapa? Lo, kan?! Kenapa lo malah nyudutin gue sendiri begini?!"

Memi yang pada dasarnya perempuan memang suka terbawa emosi tak penting. Bagaimanapun bentuknya, dia tetap perempuan, meski penampilannya tak semenawan perempuan yang ada.

"Kenapa, sih lo, Mem? Salah gue nggak akuin Jeli? Itu semua demi lo juga, kan? Kalo gue dan Jelita ketahuan, yang ada malah berabe projek baru ini. Bayarannya lumayan. Gue juga masih pengen bertahan lama di dunia hiburan ini!"

Memi mendesah napas tak percaya. "Orang tua lo tajir, Jer. Ngapain lo bingung? Lo nggak jadi artis gue juga silakan."

"Hah? Maksud lo? Gara-gara masalah beginian, lo mau lepas tanggung jawab jadi manajer gue?!" tuduh Jeremy dengan nada super kesal.

"Udahlah. Jangan lebay gitu. Gue cuma ingetin aja, Jer. Pokoknya lain kali, mending peringatin Jelita buat nggak nyusul-nyusul lagi. Daripada lebih banyak kebohongan yang lo buat. Lama-lama orang bakal curiga. Pernyataan lo pasti bakal berubah ini itu seiring waktu jelasin ke banyak orang siapa Jelita, di mana dia tinggal, siapa mantan suaminya, kenapa bisa ditinggal..."

Jeremy tak mendengarkan dengan benar akan ucapan Memi tersebut. Tak ada niatan untuk menyakiti Jelita secara langsung begitu tadi. Dia benar-benar bingung harus memulainya bagaimana. Yang jelas, dia paham dirinya sudah begitu keterlaluan egoisnya.

The Wedding Dumb / TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang