"Kapan punya pacar Sean? Lo masih belum bisa move on dari mantan?" Sean hanya memutar kedua bola matanya. Oh ayolah. Sean sudah bosan sahabatnya selalu berkata seperti itu.
"Bukannya gue belum move on, tapi gue masih belum dapat cewek yang bikin gue tertarik." jawab Sean santai.
"Alasan lo! Bilang aja belum move on!" Sean hanya menatap malas sahabatnya. "Masa lo kalah sama adik lo sih Sean? Adik lo aja udah punya mantan lebih dari lima. Btw, adik lo benar pacaran sama Kaisar?" Sean membulatkan matanya mendengar ucapan sahabatnya Chandra Park.
"Lo yang benar Chan? Adik gue sama Kaisar?" Chandra mengangguk.
"Nara!" Sean berteriak memanggil adiknya.
"Apaan sih lo? Gue lagi belajar juga. Ganggu tahu gak!" setelah menunggu beberapa saat akhirnya adiknya datang.
"Lo benar pacaran sama Kai? Gue gak setuju lo pacaran sama dia. Emang gak ada cowok lain gitu selain dia?!" Sean kesal. Benar-benar kesal.
"Lo kok tahu sih? Tahu darimana?" Sean melirik Chandra yang sedang pura-pura memainkan ponselnya. Nara Alvina Dev-adiknya dengan segera menghampiri Chandra.
"Gue kan udah bilang jangan kasih tahu Sean. Kenapa lo kasih tahu sih?!" Nara memukul lengan Chandra menggunakan buku yang dipegangnya. Sean melihat mereka dengan kesal. Kenapa jadi mereka yang bertengkar? Sean bangkit dari duduknya menuju dapur. Ia harus mendinginkan otaknya dengan minuman yang segar.
"Eh ada kak Sean! Hallo kak!" Sean sedikit terkejut melihat gadis berwajah imut berada di dapur rumahnya.
"Sedang apa kau disini?" bukannya menjawab sapaan, Sean malah bertanya dengan nada dingin. Sebenarnya Sean tak suka dipanggil kakak oleh orang lain, kecuali orang tua dan adiknya.
"Oh gue lagi ngambil minum. Kata Nara suruh bawa sendiri." Sean hanya mengangguk lalu segera mengambil fanta di kulkas.
"Ehh kak Sean!" Sean yang akan melangkah pergi berhenti.
"Panggil gue Sean!" gadis berwajah imut itu hanya mengangguk. "Ada apa?" tanya Sean dingin.
"Nara ada dimana?"
"Ruang tamu."setelah menjawab, Sean kembali melangkah.
"Kenapa lo? Jutek banget sih! Gara-gara gue pacaran sama Kai? Gue tegasin ya ke lo. Gue gak bakal putusin Kai! Lagi pula masalah lo sama dia kan udah selesai. Cewek itu udah pergi. Jadi udahlah kakak gue yang tampannya melebihi Shawn Mendes, jangan marah cuma gara-gara gue pacaran sama Kai." Sean menepis tangan Nara yang mencubit pipinya.
"Sakit dek! Lo ya!" Nara hanya tertawa dan meninggalkan Sean.
"Eh Dek!" Nara berbalik. "Kasih tahu teman lo jangan panggil gue kakak. Gue bukan kakak dia!" Sean kembali ke ruang tamu.
"Marsya Han! Gue kan udah bilang jangan panggil Sean kakak! Dia gak suka! Lo gimana sih?!" Sean hanya tersenyum mendengar teriakan adiknya.
"Gimana? Adik lo udah putusin Kaisar belum?" tanya Chandra antusias. Sean mengangkat alisnya sebelah.
"Kenapa lo kelihatan semangat gitu? Adik gue bilang dia gak bakal putusin si item." Sean meminum fantanya, dia melirik Chandra yang tiba-tiba murung.
"Lo kenapa Chan?" Chandra menggeleng.
"Gue harus pulang."
"Tumben bentar?"
"Bunda gue biasa minta antar ke salon." Sean mengangguk. Chandra pun pergi.
Sean menghembuskan nafasnya lelah. Sean tiba-tiba rindu dengan gadis yang pernah mengisi hatinya. Tidak! Gadis itu masih tetap mengisi ruang hatinya. Sean masih mencintainya meskipun gadis itu sudah menyakitinya. Entahlah, Sean tak tahu kenapa dia masih mencintai gadis itu. Yang jelas Sean belum menemukan seseorang yang bisa menggantikan gadis itu.
Komentar dari pembaca sangat berharga untuk penulis.
Maaf jika ada kata yang salah.Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart
Fanfiction"Aku gak butuh janji. Yang aku butuh bukti bukan janji!" -SPS "Bukannya gue belum move on, tapi gue masih belum dapat cewek yang bikin gue tertarik." -SAD ***** Cerita ini hasil dari pemikiran sendiri. Valisaf5