Empat

234 40 2
                                    

Selamat membaca
Semoga suka
-
-
-
-

Shella terkejut untuk beberapa saat. Kesadaran Shella kembali, dan segera menatap kesal Sean.

"Sean lo--"

Chup!

Shella membulatkan matanya saat Sean mencium hidungnya yang merah. Wajah Shella memanas, antara malu dan kesal tapi lebih dominan kesal. Dengan sekuat tenaga, Shella melepaskan pelukan Sean. Shella maupun Sean terdiam merasakan detak jantung mereka yang berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

Sean tak sengaja melakukan itu. Saat Shella mendongak, keadaan Sean sedang menunduk melihat rambut hitam kecoklatan milik Shella. Telinga Sean pun sama memerahnya dengan wajah Shella.

"Sorry gue gak sengaja." teman-teman Sean yang melihat kejadian itu tersenyum geli dan Chandra dengan seenaknya bersiul menggoda mereka.

"Woy Sean! Bibirnya gak di cium juga?!" Chandra tertawa diikuti yang lain. Sean dan Shella yang mendengar itu menatap kesal pada Chandra. Jangan lupakan, wajah Shella yang semakin memanas dan telinga Sean yang semakin merah akibat perkataan Chandra.

'Chandra bang***' maki Sean dalam hati.

"Gue tunggu lo di parkiran." ujar Sean dengan nada datar untuk menyembunyikan kegugupannya. Shella hanya mengangguk, setelah itu Sean pergi sambil membawa tas sekolah dan botol air.

Saat sampai parkiran, Sean mengguyur wajah dan rambutnya dengan air. Ia butuh mendinginkan tubuhnya agar bisa berpikir dengan tenang.

"Sean!" Sean yang sedang mengacak rambutnya yang basah berhenti dan melihat ke arah sumber suara.

"Gue mau pulang." Sean mengangguk dan menghampiri mobil berwarna hitam yang berada di belakangnya sekitar satu meter dari tempat berdirinya.

"Ayo!" Sean membuka pintu mobil samping kemudi dan Shella pun berjalan menghampiri Sean kemudian masuk tanpa mengatakan apa pun.

"Ayo!" Sean membuka pintu mobil samping kemudi dan Shella pun berjalan menghampiri Sean kemudian masuk tanpa mengatakan apa pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mampir?" ujar Shella saat mereka sampai di rumaj Shella. Sean dengan segera menggeleng.

"Lo harus istirahat." Shella mengangguk lalu keluar dari mobil Sean.

"Eh Shell!" Shella yang akan menutup pintu mobil terhenti dan melihat Sean.

"Lo mau makan gak?" Shella diam kemudian mengangguk.

"Makan apa?" tanya Sean.

"Apa aja." Sean mengangguk dan menyuruh Shella untuk masuk kembali ke mobil. Sean pun menjalankan mobilnya menuju ke restoran Korea yang terletak di pusat kota.

"Gue gak mau makan disini." ujar Shella saat mereka tiba disana. Sean melihat Shella, dan mengangkat alisnya sebelah. Shella yang mengerti, segera menjelaskan.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang