Delapan

175 30 0
                                    

Selamat membaca
Semoga suka❤
-
-
-
-

"Gimana? Lo mau kan?" Sean menatap Shella lembut dan penuh harap.

"Gue..."

"Apa?"

"Gue gak---"

"Gak usah diterusin. Gue gak mau dengernya." sela Sean. Shella sedikit kesal karena ucapannya di potong, padahal dia belum selesai berbicara.

"Gue belum selesai ngomong Sean! Dengerin dulu!" Sean yang tadi menatap ke langit-langit kamarnya, kini menatap Shella tanpa ekspresi.

"Gue tahu lo mau bilang apa. Gue gak mau dengar lagi penolakan lo." Shella menatap Sean dengan tajam.

"Siapa yang mau nolak lo coba!" Sean terkejut.

"Terus apa?" Sean terduduk di kasurnya. "Simpan dulu nampannya, terus duduk disini." Sean menepuk kasur di sebelah kanannya. Shella hanya menurut lalu duduk di samping Sean.

"Lo bilang gak bakal nolak gue? Serius?" Shella mengangguk lalu berkata,

"Gue gak mau lihat lo sakit, jadi gue mau jadi pacar lo." Sean tersenyum senang.

"Tapi," senyuman Sean sedikit memudar saat gadisnya mengatakan itu.

"Tapi apa?"

"Gue gak mau lo cuma main-main sama gue. Gue gak mau sakit hati untuk kedua kalinya." Sean menangkup pipi Shella.

"Shell, sakit hati dalam hal percintaan itu sering terjadi. Jangan takut untuk sakit hati kembali. Lo tahu kan gue juga pernah ngalamin itu, tapi gue coba untuk membuka hati gue lagi, dan siap untuk sakit hati lagi. Tapi lo tenang aja, gue akan buktiin ke lo kalau gue serius sama lo." Sean benar. Tapi Shella tak ingin jika harus merasakan sakit hati lagi.

"Shella..." panggilan itu menyadarkan Shella.

"Lo punya rasa ke gue? Suka, sayang, atau... Cinta?" Shella bingung harus menjawab apa. Apakah yang dia rasakan pada Sean, hanya sekedar suka? Sayang? Atau cin--- tidak! Tidak mungkin itu cinta. Shella tak yakin jika itu cinta.

"Gue suka lo." Shella menatap Sean yang kini sedang tersenyum lembut kepadanya.

"Gue akan buat lo cinta sama gue." Sean mengecup kening Shella penuh kasih sayang.

"Sean, lo harus makan." Sean mengangguk, Shella pun mengambil bubur lalu memberinya kepada Sean.

"Suapin." Shella hanya menurut dan menyuapi Sean.

Keesokan harinya...

SCHOOL SKY NATIONAL
Pukul 11.05

"Shell, lo udah tahu belum?" Shella melirik Luna yang berada di samping kanannya.

"Belum!" bisik Shella sedikit kesal karena Luna mengajaknya bicara saat pelajaran pak Steven- guru sosiologi muda yang menjabat sebagai guru BK.

"Gue kan emang belum kasih tahu lo! Gimana sih!" bisik Luna kesal.

"Ada apa emang?" Shella menatap kedepan.

"Katanya, bakal ada murid baru di kelas kakak lo minggu depan." Shella melirik Luna.

"Sekolah terima murid kelas 12 di akhir semester? Bukannya sekolah gak pernah terima murid di akhir semester kan? Apalagi kelas 12. Lo kata siapa?" Luna menatap tajam Shella.

"Satu-satu dong nanya Shell, kok lo jadi cerewet sih?!" Shella menatap tajam balik Luna.

"Emang kenapa kalau gue cerewet? Lo gak suka? Kalau gak suka yaudah!" suara Shella sedikit meninggi, membuat Luna kesal mendengarnya juga.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang