Tigabelas

162 32 3
                                    

Selamat membaca
Semoga suka❤
-
-
-
-

"Shell sakit gak?" Shella hanya diam dengan tatapan kosong. Kini Shella, Luna, Nara, dan Marsya berada di ruang UKS. Luna yang sedang mengobati Shella pun mendengus pelan dan sedikit menekan pipi Shella dengan handuk kecil berisi es batu. Tapi tetap saja, Shella hanya diam. Luka di wajahnya tak ada apa-apanya dibanding dengan luka di hatinya.

"Jangan ngelamun terus Shell." tepukan di bahunya membuat Shella menatap teman-temannya.

"Gue gak ngelamun." semua temannya hanya menghela nafas pelan.

"Tahan dikit ya Shell." Shella hanya mengangguk, Marsya pun mengoleskan salep ke sudut bibir Shella.

"Bibir bawah lo pasti sakit banget kan?" Shella menggeleng menjawab pertanyaan Nara.

"Jangan maafin Sean Shell. Dia udah keterlaluan banget. Gue bakal dukung lo. Apapun keputusan lo." Shella menatap Nara.

"Gu–"

"Kak Nara! Kak Sean berantem sama Kak Kai!" keempat gadis itu terkejut dan menatap Bara yang sedang mengatur nafasnya.

"Dimana?!"

"Di lapang basket." Shella pun berlari menuju lapang basket diikuti teman-temannya dan Bara.

"Kaisar! Sean!" Nara berteriak saat sampai di lapang basket. Sedangkan Shella terdiam dan melihat kakaknya dan Sean saling memukul.

"Kakak!" Shella berteriak saat melihat Kaisar terjatuh dan Sean memukulnya.

"Kenapa kalian diam saja?! Cepat panggil guru!" teriak Luna pada kumpulan para siswa.

"Chandra! Lo juga kenapa diam aja?!" kesal Nara pada Chandra yang sedang memegang sikunya.

"Lo gak lihat? Gue malah jadi korban gara-gara pisahin mereka!" Nara mendelik dan kemudian menghampiri Shella yang berusaha memisahkan kakak dan kekasihnya.

"Sean! Stop! Jangan pukul kakak gue! Sean!" Shella berusaha menahan tangan Sean yang akan memukul Kaisar. Bukannya berhenti, Sean malah menghempaskan tangan Shella dengan keras. Membuat Shella terjatuh dan tangan kanannya terluka karena menahan tubuhnya.

"Shella!" mendengar teriakan itu, Sean yang akan memukul Kaisar terhenti dan menoleh ke samping kanannya. Betapa terkejutnya Sean saat melihat Shella terduduk dengan tangan kanannya yang mengeluarkan darah. Sean dengan segera menghampiri Shella. Rasa bersalah menghampiri Sean, dia mendorong Shella dan membuat gadisnya terluka.

"Shella..." Sean yang akan membantu Shella terhenti saat kerah seragamnya di tarik oleh seseorang.

"Jangan sentuh adik gue! Brengsek!" Sean tertarik ke belakang dan wajahnya kembali di pukul oleh Kaisar.

"Shell lo gak papa kan?" Nara, Luna, dan Marsya pun membantu Shella berdiri. Shella hanya diam dan kembali melihat kakaknya memukul Sean.

"Ada apa ini?! Kenapa kalian berdua bertengkar hah?!" pak Steven datang dengan muka datar membuat para murid sedikit ketakutan. Kaisar berhenti lalu mendorong Sean.

"Obati luka kalian, setelah itu datang ke ruangan saya!" tegas pak Steven.

"Semua bubar dan kembali ke kelas masing-masing!" setelah mengatakan itu pak steven pergi dan para murid yang hanya menonton saja pun bubar.

"Berdiri lo!" Sean menatap uluran tangan kembarannya kemudian meraih tangan itu dan berdiri.

"Bara! Bawa Sean ke UKS!" Bara hanya mengangguk lalu membawa kakaknya pergi. Sean hanya bisa diam dan mengikuti perintah kembarannya.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang