"Aku gak butuh janji. Yang aku butuh bukti bukan janji!" -SPS
"Bukannya gue belum move on, tapi gue masih belum dapat cewek yang bikin gue tertarik." -SAD
*****
Cerita ini hasil dari pemikiran sendiri.
Valisaf5
"Makasih karena sudah datang ke pernikahanku Shella." Shella tersenyum dan mengucapkan selamat serta doa untuk pernikahan Dio dan Alena.
Saat ini, di sebuah gedung besar yang berada di tengah kota, resepsi pernikahan Dio dan Alena di laksanakan sejak dua jam yang lalu.
"Maafin gue Shell." Shella menepuk bahu Alena.
"Jangan nangis Al, lo harus bahagia di pernikahan lo." Alena mengangguk dan memeluk Shella.
"Makasih." Shella mengangguk lalu pamit untuk bergabung dengan kakaknya.
"Shella!" Teriakan itu membuat beberapa para tamu undangan menatap ke arah seorang gadis yang sedang berlari menghampiri Shella.
"Shella gue kangen lo!" Shella hampir saja terjungkal. Jika di sampingnya tak ada Kaisar yang menahannya mungkin dirinya benar-benar akan terjatuh dengan Luna yang sedang memeluknya. Ya, gadis yang berteriak dan berlari itu Luna.
"Gue juga kangen lo." Shella membalas pelukan Luna. Lalu melepas pelukan mereka, dan berbincang. Tak lama kemudian, datang seorang pria yang sepertinya tadi ada di samping Luna sebelum gadis itu berlari menghampirinya.
"Kenalin tunangan gue, Fernando." Luna memeluk lengan tunangannya.
"Halo Fernando, gue Shella sahabat Luna." Shella mengulurkan tangannya dan di balas oleh Fernando.
"Halo Shella. Luna sering cerita tentang lo ke gue." Shella tersenyum dan melepas jabatan mereka.
"Kaisar, kakak Shella." Kaisar dan Fernando saling berjabat tangan setelah itu mereka berbincang. Membuat Shella dan Luna memutuskan untuk berbincang juga.
"Luna, lo tahu gak. Kenapa Dio dan Alena bisa nikah? Setahu gue, Dio kan pacaran sama sahabatnya waktu itu." Shella dan Luna duduk di bangku khusus tamu undangan.
"Gue kurang tahu sih. Tapi kata Marsya, mereka di jodohin. Dan, soal sahabat Dio itu gue gak tahu." Shella hanya mengangguk.
"Oh iya Shell, gimana hubungan lo sama Sean? Kalian balikan lagi?" Shella hanya tersenyum dan mengangguk.
"Wow! Terus-terus? Lo sama dia ada niatan buat lanjut ke pernikahan?" tanya Luna dengan antusias.
"Belum kepikiran kesana Lun. Soalnya, kita barus ketemu lagi dan kita juga mau fokus untuk kerja dulu." jawab Shella tenang.
"Kalau itu keputusan kalian, gue cuma bisa berdoa semoga kalian bahagia selalu dan cepat-cepat susul mantan kalian yang udah nikah." Shella tertawa kecil dan mengangguk.
"Makasih. Lo juga cepat-cepat nikah."
"Pasti dong. Niatnya sih awal bulan Oktober."
"Tiga bulan lagi dong? Wow, selamat sahabatku." Shella memeluk Luna dari samping.
"Iya makasih. Doa-in aja." Luna balas memeluk Shella.
"Pasti! Gue doakan yang terbaik untuk lo." Shella tersenyum bahagia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak, lo kenapa diam terus? Ada masalah?" tanya Shella pada Kaisar yang sedang menyetir.
"Gak ada apa-apa dek." Shella mendengus kesal. Jelas kakaknya ada masalah. Karena biasanya jika sedang berdua seperti ini, Kaisar pasti bercerita padanya tentang apa pun itu atau mereka akan bernyanyi bersama agar suasana tak sepi.
"Kalau ada masalah cerita sama Shella jangan di pendam sendiri." Kaisar tersenyum dan mengelus kepala Shella dengan tangan kirinya.
"Iya adik gue yang bawel." Shella hanya tersenyum.
"Oh iya kak. Kakak udah ketemu sama Nara?" Kaisar menarik tangannya dari kepala Shella.
"Kak?" Shella menatap Kaisar bingung.
"Udah."
"Terus?"
"Terus apa?"
"Kakak sama Nar—"
"Gak, dia udah tunangan." Shella membulatkan matanya.
"Serius kak?! Kok Sean gak bilang ke gue sih?!" Kaisar hanya diam tak menanggapi ucapan adiknya.
"Gue telepon Sean deh." Shella mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor ponsel Sean.
"Sean."
"Iya Shell? Ada apa?"
"Lo kok gak bilang kalau Nara udah tunangan?"
"Apa? Nara tunangan? Nara belum tunangan sayang. Siapa juga yang mau sama cewek barbar kayak dia? Haha."
"Ih Sean. Gue serius tahu. Beneran Nara belum tunangan?"
"Iya. Tapi..."
"Tapi apa?"
"Bisa aja Nara punya pacar dan mereka tunangan tapi belum resmi."
"Lo sebagai kembarannya, beneran gak tahu tentang kembaran lo sendiri?"
"Bukan gitu sayang. Selama delapan tahun terakhir ini aku gak terlalu memperhatikan keluarga ku. Karena yang ada di pikiran aku cuma kamu dan pekerjaan."
"Sampai segitunya lo saat gue gak ada?"
"Iya. Dan sekarang kamu gak boleh pergi lagi."
"Lo yang pergi sekarang."
"Aku kan lagi kerja Shell. Mungkin bulan depan aku pulang."
"Lama banget."
"Maaf ya."
"Iya gak apa-apa kok. Gue tunggu lo pulang. Jangan lupa istirahat yang cukup dan makan jangan sampai telat apalagi lupa. Kata Bara, lo jarang makan kalau makan pun cuma sedikit."
"Iya Shella. Bawel banget sih kamu kayak Bunda."
"Bawel juga demi kebaikan lo Sean."
"Iya-iya. Yaudah aku tutup ya? Banyak kerjaan yang belum selesai. Bye sayang."
"Bye Sean."
Panggilan pun berakhir. Shella kembali menyimpan ponselnya ke dalam tas.
"Kata Sean, pertunangan Nara belum resmi. Karena Sean juga gak tahu kalau Nara udah tunangan." Kaisar hanya mengangguk dan tersenyum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.