Enambelas

201 30 0
                                    

Selamat membaca
Semoga suka❤
-
-
-
-

Pagi ini, Shella bersama Neneknya sedang berjalan-jalan di sebuah taman yang berada tak jauh dari rumah keluarga Shen. Shella menceritakan pengalamannya selama di London kepada neneknya dengan mengaitkan tangannya kepada lengan sang nenek.

"Wah benarkah? Kenapa kau tolak dia Ella? Kasihan sekali pria itu." Shella terkekeh pelan dengan respon neneknya saat dirinya menceritakan seorang lelaki melamarnya dirinya.

"Ella tidak suka dia nek. Lagi pula dia orang luar. Ella suka cowok lokal. Hehe." kekeh Shella.

"Kau ini!" Shella tersenyum saat neneknya mengacak rambutnya pelan.

"Nenek, kita duduk disana dulu. Pasti nenek lelah." Nenek Shella mengangguk. Mereka pun duduk di bangku taman yang berhadapan dengan lapangan basket yang terdapat di pinggir taman.

"Nenek ingin minum?" Nenek Shella mengangguk. "Nenek tunggu disini, Ella beli dulu." Shella pergi setelah mendapat jawaban dari neneknya.

"Shella!" Shella yang baru saja membeli air mineral di toko dekat taman menoleh kebelakang saat seseorang memanggilnya.

"Marsya!" Shella tersenyum saat melihat Marsya berlari menghampirinya.

"Shella! Gue kangen! Kenapa gak kasih kabar lo ada di sini?" setelah mereka berpelukan, Shella mengajak Marsya untuk duduk di bangku yang berada di depan toko.

"Gue baru datang kemarin, sorry." ujar Shella tak enak.

"Santai aja kali. Oh ya gimana kabar lo sama keluarga?"

"Alhamdulillah baik. Gimana kabar keluarga lo? Gue kangen bunda, hehe." Marsya ikut terkekeh.

"Alhamdulillah mereka baik. Bunda juga kangen sama lo, dia juga nanya gue terus gimana kabar lo. Kata Bunda kalau lo udah balik, Bunda suruh gue buat ajak lo ke rumah."

"Nanti kalau gue ada waktu, gue bakal kesana." Marsya mengangguk.

"Oh ya gue mau kasih lo ini." Shella mengambil sebuah undangan dari tangan Marsya.

"Minggu depan kak Dio nikah." Shella sedikit terkejut tapi setelah itu tersenyum.

"Waahh. Selamat buat kakak lo. Semoga lancar."

"Makasih, nanti gue sampaikan ke kak Dio." Shella mengangguk.

"Lo bakal datangkan?"

"Gue usahain. Yaudah kalau gitu gue duluan ya? Soalnya nenek gue lagi nungguin gue." Shella bangkit diikuti Marsya.

"Oh oke, salam buat nenek lo."

"Iya, salam juga buat keluarga lo. Bye!" Shella melambaikan tangannya lalu melangkah menuju tempat neneknya berada.

 Bye!" Shella melambaikan tangannya lalu melangkah menuju tempat neneknya berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mana alamat rumah Shella?" tanya Sean pada Bara yang sedang menonton televisi.

"Wow! Rapih banget lo? Mau kemana?" tanya balik Bara saat melihat kakaknya mengenakan kemeja putih di balut dengan jas hitam. Rambutnya pun tampak rapih dan sepertinya Sean mencukur rambutnya sendiri.

"Mana alamat rumah Shella?!" kesal Sean.

"Ck!" decak Bara kesal tapi setelah itu Bara menulis di sebuah kertas yang berada di meja ruang keluarga.

"Nih! Sana pergi!" Sean menerima kertas itu dan melihatnya.

"Lo tahu alamat ini dari siapa?"

"Ada pokoknya. Yang jelas itu alamat rumah Shella yang sekarang." Sean mengangguk ragu, setelah itu tanpa mengatakan apapun Sean pergi.

"Ck! Tak tahu terimakasih!" gerutu Bara kesal.

"Kau mau kemana Sean? Rapi sekali." Sean tersenyum kecil saat melihat ayahnya sedang duduk di kursi yang berada di teras rumahnya.

"Sean mau ke rumah teman."

"Rapi begini cuma mau ke rumah teman?" Sean menangguk.

"Kau yakin ke rumah teman mu? Atau ke rumah kekasih mu?" telinga Sean memerah, apakah terlihat jelas sekali dirinya akan menemui gadisnya. Rivaldi Dev—ayah Sean— tertawa saat melihat telinga anaknya memerah.

"Yaampun Sean, sudah sana pergi. Kekasih mu pasti sedang menunggu dirimu."

"Sean pergi dulu." setelah mendapat anggukan dari ayahnya, Sean memasuki mobilnya sambil memegang telinganya yang terasa panas.

"Oh yaampun. Terlihat jelas sekali kah?" monolog Sean.

 Terlihat jelas sekali kah?" monolog Sean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih❤

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang