"Aku gak butuh janji. Yang aku butuh bukti bukan janji!" -SPS
"Bukannya gue belum move on, tapi gue masih belum dapat cewek yang bikin gue tertarik." -SAD
*****
Cerita ini hasil dari pemikiran sendiri.
Valisaf5
Selamat membaca Semoga suka❤❤ Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan - - - -
"Gue bakal tinggal dan sekolah disini." Sean melepas pelukannya.
"Serius lo?!" Bara mengangguk.
"Lo gak bercanda kan?" Bara menggeleng.
"Lo mau sekolah dimana?" tanya Sean antusias.
"Sekolah lo." Sean mengangguk setuju. Karena dengan Bara satu sekolah dengannya, Sean bisa memantau adiknya.
Bara dan kedua kakak kembarnya hanya berbeda dua tahun. Seharusnya Sean dan Nara kelas tiga SMA saat ini. Tetapi saat Sean dan Nara kelas dua SMP, Nara mengalami kecelakaan yang hampir membuatnya tiada. Butuh waktu berbulan-bulan agar Nara pulih total. Sean berkata kepada orang tuanya bahwa ia tak ingin sekolah bila tak bersama Nara. Orang tuanya menolak, tapi dengan sifat keras kepalanya Sean, orang tuanya setuju tetapi Sean harus Home Schooling. Sean menolak, ia ingin menemani Nara sampai pulih. Tak ingin belajar tanpa Nara. Orang tuanya pun pasrah dan mengikuti keinginan Sean.
Bara dan Sean kembali berbincang, bertukar cerita satu sama lain.
Keesokan harinya... Pukul 06.10
"Anak-anak cepat turun! Sarapan!" Sean dengan segera turun saat suara sang bunda terdengar.
"Selamat pagi bunda." sapa Sean saat sudah berada di ruang makan.
"Pagi sayangnya bunda." Sean tersenyum lalu duduk di samping kanan Intan.
"Selamat pagi bundanya Nara." Nara mencium pipi Intan.
"Pagi cantiknya bunda." Nara tersenyum senang lalu duduk di sebrang berhadapan dengan Intan.
Lima menit kemudian, Bara datang dengan memakai kaos putih dilapisi dengan kemeja hitam dengan celana jeans berwarna hitam dan sepatu kets berwarna senada dengan kaosnya.
"Bara cepatlah duduk, dan sarapan. Ini hari pertamamu sekolah. Jadi jangan sampai terlambat." Bara mengangguk lalu duduk di samping kiri Nara.
Setelah semuanya selesai sarapan. Sean dan kedua adiknya mengambil tas mereka yang berada di ruang keluaga.
"Bunda, kita berangkat dulu." Sean mencium tangan Intan diikuti dengan kedua adiknya.
"Hati-hati. Jangan ngebut bawa mobilnya Sean." Sean mengangguk. Kemudian kakak beradik itu masuk kedalam mobil dan pergi.
SCHOOL SKY NATIONAL Pukul 06.55
"Shella!" panggilan itu membuat Shella berhenti menulis dan melihat ke sumber suara.
"Ada apa Lun?" tanya Shella saat Luna berada di depannya.
"Ada cowok ganteng yang datang bareng Sean sama Nara. Sumpah! Tuh cowok ganteng banget! Dan imut! Lo harus lihat tuh cowok!" Shella memutar bola matanya malas.
"Gue lagi ngerjain tugas. Lo aja sana." Luna cemberut dan Shella kembali menulis. Luna yang melihat itu, dengan segera menarik pergelangan Shella. Membuat Shella terkejut dan menjatuhkan bolpoin yang berada di tangannya.
"Luna! Tugas gue belum selesai! Lun!" Luna mengabaikan teriakan Shella dan tetap menarik Shella menuju ruang guru. Shella mengerutkan keningnya melihat kerumunan di depan ruang guru.
"Kenapa rame banget?" Luna menjitak kepala Shella.
"Sakit Lun!" Shella mengusap kepalanya yang dijitak oleh Luna.
"Iyalah rame! Orang murid barunya ada di dalam!" Shella cemberut dan memperhatikan kerumunan itu.
Tiba-tiba pintu ruang guru terbuka dan membuat para siswi berteriak saat melihat lelaki tampan dan imut muncul dengan wajah ramah.
"Lihat Shell! Ganteng banget kan tuh cowok! Mana dia juga imut lagi! Pengen gue jadiin adik deh. Kalau pacar, tuh cowok terlalu muda." Shella mengabaikan ocehan Luna. Shella menatap ke depan dan tak sengaja mata Shella bertatapan dengan mata indah Sean. Cukup lama mereka bertatapan sampai akhirnya Shella memutuskannya.
"Hai!" Shella menatap lelaki yang menyapanya.
"Gue Bara Alvino Dev. Nama lo siapa?" Shella menatap uluran tangan dari Bara lalu matanya kembali menatap wajah tampan Sean yang kini sedikit terlihat seperti menahan amarah.
"Aws!" ringis Bara saat lengannya dicubit oleh Nara.
"Heh bocil! Jangan ganggu pacar Sean. Cari yang lain aja. Sini lo ikut gue!" semua orang yang berada di sana terkejut atas perkataan Nara, termasuk Shella. Sean? Lelaki itu hanya diam dan tersenyum samar.
"Iya-iya." Bara dan Nara pun pergi mengabaikan tatapan terkejut para murid.
"Shella... Lo pacaran sama Sean?" Shella menggeleng.
"Gue gak pacaran sama siapa pun. Lo tahu sendiri gue baru aja putus." jawab Shella pelan pada Luna. Semua murid mulai berbisik membicarakan Sean dan Shella.
"Omongan tadi, itu gak benar." ujar Shella pada semua murid. Sean hanya diam dan memperhatikan Shella.
"Gue gak ada hubungan apa pun sama Sean. Jadi jangan salah paham." setelah berkata seperti itu Shella pergi diikuti Luna.
"Jangan dengerin ucapan Shella." ujar Sean membuat semuanya membuka mulut tak percaya. Sean dengan santainya berjalan melewati belasan murid yang terkejut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maaf banget baru bisa update Makin gak jelas gak sih cerita ini? Tolong beri masukan tentang cerita ini, agar aku bisa memperbaikinya.
Tetap stay cerita ku ini ya. Kalian juga bisa mampir kecerita ku yang lain. Kalau respon cerita ku yang lain bagus, aku usahakan untuk melanjutkan ceritanya.
Terimakasih banyak❤
Dapat salam dari adiknya Sean yang tampan dan imut
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.