Enam

202 37 0
                                    

Selamat membaca
Semoga suka
-
-
-
-

Lima bulan kemudian...

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Berbagai hal terjadi dalam lima bulan ini. Seperti yang di alami Shella kini. Hari-harinya selalu di ganggu oleh lelaki tampan yang saat ini sedang duduk di sampingnya sambil menggenggam tangan kecilnya.

Sampai saat ini, semua murid masih mengira bahwa dirinya kekasih lelaki tampan dengan mata indah itu. Why? Karena lelaki di sampingnya ini mengatakan bahwa dirinya memang kekasih lelaki tampan itu.

Selama lima bulan ini, Shella sering di ganggu oleh penggemar Sean. Bahkan Shella pernah di bully oleh mereka, baik dalam perkataan atau perlakuan kasar. Bahkan Shella pernah di rawat selama seminggu di rumah sakit karena luka yang cukup parah akibat perlakuan kasar penggemar Sean. Shella sudah berusaha menjauh dari Sean, tapi lelaki dengan wajah datar namun tampan itu selalu mendekatinya.

"Shella." Shella menatap Sean. Minggu pagi di bulan Februari ini, Sean mengajaknya keluar. Kini mereka berada di sebuah taman yang berada di pusat kota.

"Apa?" Sean yang sedang menunduk menatap tautan tangan mereka mendongak dan melihat Shella.

"Lo mau jadi pacar gue?" pertanyaan itu cukup sering Shella dengar selama tiga bulan ini.

"Gue udah pernah bilang sama lo, gue masih takut untuk jalani hubungan kayak gitu. Gue gak mau alamin hal kayak dulu lagi." ya, Shella masih trauma dengan kejadian lima bulan lalu. Shella tak ingin merasakan sakit hati lagi.

"Gue serius sama lo Shell." dulu Dio pun pernah mengatakan itu pada Shella. Tapi itu semua hanyalah omong kosong belaka.

"Sorry Sean. Gue gak bisa. Gue juga tahu, hati lo masih untuk mantan lo kan?" Sean terkejut dengan pertanyaan Shella.

"Gue tahu Sean. Tujuan lo pacaran sama gue cuma buat pelarian aja kan? Karena lo masih belum bisa lupain mantan lo itu." Shella melepaskan tangannya yang berada di genggaman Sean.

"Gue mau pulang." Shella bangkit di ikuti Sean. "Sendiri." lanjut Shella saat Sean akan berbicara.

"Tapi Shell, gue yang ajak lo kesini. Jadi gue harus antar lo pulang juga."

"Gue mau sen---"

"Hey! Kalian!" ucapan Shella terpotong oleh seorang lelaki yang tampak sangat tampan seperti Sean. Mereka berdua pun melihat ke sumber suara.

"Kalian lagi apa di sini?" Shella melihat Sean sebentar lalu melihat lelaki di depannya.

"Hai Bara. Kita cuma jalan-jalan pagi aja." jawab Shella pada adik lelaki Sean-Bara.

"Ohh..." Shella tersenyum dan mengusap kepala Bara gemas.

"Kak Shella mau ikut sama gue gak?"

"Kemana?"

"Ke Caffe depan sana." tunjuk Bara dengan dagunya. Shella berbalik saat melihat arah pandang Bara. Terdapat sebuah Caffe bernama SkyRain Caffe

"Ehh!" Shella terkejut saat tangannya di pegang oleh seseorang, dan ternyata itu Bara.

"Ayo kak!" Shella melihat Sean yang hanya diam dengan wajah yang sama seperti saat Bara menyapanya lima bulan lalu. Shella mencoba untuk tidak peduli dan menatap Bara.

"Kak Sean ayo!" Sean hanya mengangguk. Shella dan Bara pun berjalan bersama dengan berpegangan tangan. Membuat Sean menatap tajam gadisnya dan adiknya yang mulai menjauh. Tunggu, gadisnya? Ya gadisnya. Meski sudah ditolak oleh Shella, Sean akan tetap mencap Shella sebagai miliknya. Gadisnya.

"Thanks Bara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Thanks Bara. Lain kali gue yang traktir lo." Sean memperhatikan Shella dan Bara di dalam mobil hitam mewahnya.

"Janji?" Sean memutar bola matanya kesal. Adiknya memang kekanak-kanakan, dan parahnya Shella meladeninya dengan senyumannya yang manis.

"Iya Bar, janji." Sean semakin kesal saat Bara dengan seenaknya memeluk Shella. Sean yang melihat itu segera keluar dari mobil.

"Lepas!" Sean menarik paksa Shella dari Bara.

"Jangan sentuh pacar gue!" tegas Sean tapi bisa terlihat dari raut wajahnya bahwa kini lelaki itu sedang cemburu.

"Calm down brothers. Adik lo ini hanya memeluknya sebagai tanda terimakasih saja. Gak usah cemburu." Sean menatap tajam Bara yang tertawa kecil.

"Gak usah ketawa lo!" Bara mengangkat bahu dan masuk kedalam mobil.

"Gue gak mau lagi lihat lo pelukan sama cowok lain selain gue dan kakak lo!" ujar Sean dengan tangannya yang memegang bahu Shella.

"Lo siapa gue? Seenaknya lo suruh gue! Lo sama gue itu cuma teman Sean! Teman! Jangan bertingkah seolah gue ini milik lo!" tatapan Sean yang tajam seketika berubah jadi sendu.

"Shell..." Sean menunduk menahan rasa sesak di dadanya. Sean memang tak sepenuhnya yakin mencitai gadis itu. Tapi hatinya sakit saat mendengar ucapan Shella.

"Gue capek Sean. Lo sekarang pulang. Kasihan Nara pasti sendirian dirumah." Sean menatap mata Shella yang kini sedang menatapnya juga. Lalu Sean mendekatkan wajahnya pada wajah Shella yang kini terlihat terkejut. Sean semakin mendekatkan wajahnya sampai hidung mereka bersentuhan dan...

Bruk!

Terimakasih❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih❤

Terimakasih❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang