"Aku gak butuh janji. Yang aku butuh bukti bukan janji!" -SPS
"Bukannya gue belum move on, tapi gue masih belum dapat cewek yang bikin gue tertarik." -SAD
*****
Cerita ini hasil dari pemikiran sendiri.
Valisaf5
Lelaki yang ditunggu Shella selama enam bulan akhirnya datang. Dengan tersenyum manis, Shella menghampiri lelakinya.
"Aku sangat merindukan mu, Dio." Shella memeluk erat lelakinya seakan lelaki itu akan pergi lagi tanpa kembali.
"Aku juga!" Dio Kiano Han. Lelaki yang mengisi hati seorang Shella Putri Shen. Gadis dengan senyuman manis itu kemudian melepaskan pelukannya dan mendongak melihat kekasihnya yang demi apapun sangat tampan. Shella benar-benar bersyukur karena bisa memiliki Dio. Lelaki yang begitu diidamkan oleh para kaum hawa itu lebih memilihnya yang sama sekali tak menarik. Dio tersenyum. Senyuman kekasihnya yang paling Shella sukai. Senyuman yang membuat hatinya selalu berdebar saat melihatnya.
"Kamu berkata akan pulang seminggu yang lalu. Kenapa baru datang sekarang?" Shella sedikit kesal. Setahunya perjalanan dari Korea menuju Indonesia tak sampai menghabiskan waktu berhari-hari.
"Terus kamu juga susah dihubungi selama seminggu ini. Kamu tahu gak sih aku khawatir. Takut terjadi sesuatu yang menimpa kamu. Tapi meskipun kamu buat aku khawatir, aku bersyukur sekarang kamu ada dihadapan aku dengan keadaan sehat." Shella kembali memeluk Dio.
"Maaf membuat mu khawatir. Seminggu yang lalu ada beberapa hal yang harus diselesaikan. Tapi aku bisa menyelesaikannya dengan cepat dan segera pulang. Sekali lagi, aku minta maaf." Shella mengusap punggung Dio.
"Iya gak apa-apa Di, aku ngerti. Gak usah merasa bersalah." Dio melepas pelukan Shella. Lelaki itu menatap Shella.
"Aku janji gak bakal ninggalin kamu lagi." Shella menggelengkan kepalanya.
"Jangan buat janji lagi Di. Enam bulan yang lalu, kamu berjanji seperti itu. Tapi apa? Kamu tetap pergi untuk pertukaran pelajar itu. Aku gak butuh janji kamu, yang aku butuh itu bukti bukan janji." Shella mengusap pipi Dio. Seharusnya sekarang mereka menghabiskan waktu dihari minggu ini. Tapi karena ucapan Dio, Shella sedikit kesal dan ingin segera pulang.
"Shella aku---"
"Lebih baik sekarang kita pulang. Kamu pasti lelah karena perjalanan tadi. Ayo!" Shella memeluk lengan Dio.
"Bukankah kita akan pergi jalan-jalan dulu?" Shella melirik Dio dan tersenyum.
"Besok saja saat aku pulang sekolah. Sekarang kamu harus istirahat Di." Dio hanya mengangguk lalu mereka pergi dari bandara menuju rumah Dio.
Dalam perjalanan menuju ke rumah Dio. Shella memikirkan perkataannya tadi kepada Dio. Shella merasa sedikit lega dan khawatir. Lega karena bisa mengungkapkan isi hatinya. Tapi dia khawatir kalau ucapannya menyakiti Dio. Shella menatap Dio yang kini sedang memejamkan matanya. Taksi yang membawa mereka berhenti di sebuah rumah mewah.
"Dio bangun. Sudah sampai." Shella mengguncang lengan Dio pelan. Lelaki itu kemudian membuka matanya, dan melihat Shella.
"Sudah sampai?" Shella mengangguk.
"Ayo turun. Aku sudah tak sabar ingin memberi kejutan kepada Bunda." Dio begitu semangat dan ekspresinya sangat lucu dimata Shella.
"Sebelumnya aku minta maaf Dio. Kalau ucapan ku di bandara tadi menyakitimu. Aku minta maaf."
"Tenanglah. Kamu gak salah. Aku yang salah disini. Sekarang kita turun dan menemui Bunda." Shella mengangguk kemudian mereka turun setelah Dio memberi dua lembar uang ratusan kepada supir taksi.
Shella kini hanya bisa berharap hubungannya dengan Dio yang sudah terjalin dua tahun ini bisa bertahan dan dihindari dari segala macam masalah. Semoga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semoga suka. Tolong beri komentar kalian, mohon maaf jika ada kesalahan.