Shella yang sedang membereskan tempat tidurnya sedikit terkejut dengan ketukan di pintu kamarnya. Dengan segera Shella membuka pintu dan melihat lelaki tampan berdiri dengan bucket bunga mawar cukup besar yang berada di pelukannya.
"Ada apa kak?" Setelah bertanya seperti itu Shella kembali membereskan tempat tidurnya dan membiarkan kakaknya masuk ke dalam kamarnya.
"Lo masih berhubungan sama Dio?" Shella hanya mengangguk.
"Bukannya lo bilang mau putusin dia?" Shella yang sudah selesai berbalik menatap kakaknya.
"Waktu itu gue asal ngomong karena kesal Dio tiba-tiba pergi padahal dia udah janji gak bakal pergi." jelas Shella. Kaisar Putra Shen-kakak Shella menyimpan bunga mawar itu ke meja belajar adiknya.
"Bunga buat lo." Shella menghampiri kakaknya.
"Buat gue? Dari siapa?" Shella memegang bunga yang dibawa kakaknya.
"Dio" Shella tersenyum tipis. Sebenarnya Shella tak perlu bunga seperti ini. Shella hanya ingin melihat Dio sekarang. Tapi karena kekasihnya kini sedang sibuk dengan tugas kuliahnya, Shella hanya bisa menahan diri untuk tidak mengganggu kekasihnya.
"Dek!" Shella tersadar dari lamunannya dan melihat ke kakaknya.
"Kenapa kak?" Shella menyimpan kembali bunga itu ke meja belajarnya.
"Besok ke sekolah bareng sama gue."
"Pacar lo gimana?"
"Dia berangkat sama kakaknya." Shella mengangguk. "Kalau ada apa-apa kasih tahu ke gue. Gue gak mau lo pendam sendiri masalah lo." Kaisar mengusap kepala Shella penuh kasih sayang.
"Iya kak, makasih." Shella tersenyum. Kaisar pun pergi menuju kamarnya yang berada di depan kamar Shella.
"Kak Sean!" Sean yang sedang memainkan ponselnya berhenti dan melihat adiknya menghampirinya dengan dua kantong plastik besar.
"Banyak banget dek. Mau lo habisin sendiri semua itu?"
"Ya gak mungkinlah gue habisin semua ini sendiri. Mau gue bagiin besok ke anak kelas." Sean menggeleng tak percaya. Adiknya memang yang ter---boros. Siap-siap saja Sean akan di marahi oleh nyonya besar. Adiknya memang berniat baik berbagi dengan teman-teman gadis itu. Tapi semua itu sangat berlebihan. Bukankah sesuatu yang berlebihan itu tak baik?
"Lo keluarin berapa uang buat belanja itu?"
"Kalau gak salah lima ratus ribu lebih gak tahu kurang. Pokoknya segitu deh!" ingin sekali Sean melempar ponselnya ke kepala adiknya. Tapi apa daya, ponselnya sangat berharga dan Sean tak mau ponselnya yang masih berumur sebulan rusak dengan sia-sia.
"Gue bakal kasih uang jajan lo seratus ribu seminggu! Itu hukuman buat lo yang boros!" Sean bangkit dan pergi ke lantai atas dimana kamarnya berada.
"Tapi kak---"
Ting tong ting tong (anggap saja suara bel)
"Sebentar!" Nara menyimpan belanjaannnya ke atas meja yang berada di ruang santai kemudian berlari menuju pintu utama.
"Hallo Nar! Lama tak jumpa!"
"Lo ngapain disini?! Mendingan lo pergi dan jangan tunjukin muka lo di hadapan gue apalagi Sean!" Nara segera menutup pintu dengan cepat.
"Nar, lo kenapa?" Sean menghampiri Nara yang terlihat kesal. Sebenarnya Sean masih ditangga saat Nara berteriak.
"Gak ada apa-apa Sean."
"Siapa yang datang tadi?" tanya Sean sambil mengusap bahu adiknya atau bisa dibilang kembarannya untuk menenangkannya. Yaa kembar. Mereka lahir hanya selisih sembilan menit.
"Orang yang tanya alamat." Sean mengangguk tanpa bertanya lagi.
"Sean." Sean menoleh. "Gue mohon sama lo. Lupain cewek yang nyakitin lo. Masih banyak cewek yang suka lo. Coba buka hati lo buat cewek lain. Gue yakin bakal ada cewek yang bisa bikin lo nyaman. Atau sebenarnya udah ada cewek yang bikin lo tertarik gitu? Ada gak?" Sean menatap adiknya lekat.
"Kalau yang bikin gue tertarik itu lo gimana?" Sean menaik turunkan alisnya.
"Yang benar aja lo suka adik sendiri! Gak waras lo!" Nara mencubit lengan Sean keras, dan itu cukup membuat Sean meringis. Kembarannya memang seperti nyonya besar. Cubitan maut nyonya besar menurun ke kembarannya.
"Dek udah dong! Suer dek sakit ini! Gue bercanda dek! Lepas atau gue aduin lo ke mamah!" Ancam Sean.
"Aduin aja! Mamah pasti bela gue!" Sean dengan terpaksa menyingkirkan tangan Nara dengan menipisnya. Sebenarnya Sean bisa saja menghindar tapi entah kenapa dia tak menghindar.
Disisi lain...
Seorang gadis dengan pakaian mewah berdiri menatap sebuah rumah besar. Gadis itu tersenyum misterius.
"Lo milik gue Sean! Dan gue pastikan lo jadi milik gue selamanya!" gadis itu kemudian memasuki mobilnya dan pergi.
Penasaran gak siapa gadis itu?
Kalau gak penasaran gak papa sihKaisar Putra Shen
Jangan lupa untuk vote and comment
Thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart
Fanfiction"Aku gak butuh janji. Yang aku butuh bukti bukan janji!" -SPS "Bukannya gue belum move on, tapi gue masih belum dapat cewek yang bikin gue tertarik." -SAD ***** Cerita ini hasil dari pemikiran sendiri. Valisaf5