Tujuh

196 34 0
                                    

Selamat membaca
Semoga suka❤
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan
-
-
-
-

Tubuh Sean terhempas ke tanah saat Shella mendorongnya dengan sangat kuat. Bukannya Sean lemah hanya dorongan seorang gadis. Tapi keadaan tubuhnya yang sedikit lemas akibat perkataan Shella sebelumnya.

"Lo apa-apaan sih Sean! Gue bukan cewek yang bisa lo cium seenaknya tanpa ikatan apapun!" Sean bangkit dan membersihkan celananya yang sedikit kotor.

"Ikatan? Lo mau gue halalin dulu baru lo izinin gue buat cium lo?" mata Shella membulat. "Gue halalin lo sekarang juga!" tegas Sean.

"Gak segampang itu lo halalin anak orang. Lo harus minta izin keluarga, dan punya kerjaan. Gimana mau biayain istri sama anak kalau lo sendiri masih di biayain orang tua lo!" Sean tersenyum mendengar perkataan Shella. Sean jadi membayangkan bagaimana dirinya nanti memiliki istri seperti Shella dan memiliki anak yang tampan dan cantik.

"Jangan mikir yang aneh-aneh lo!" suara itu menarik kembali Sean pada dunia nyata.

"Gue pengen punya anak yang ganteng dan cantik kayak kita." Sean tersenyum.

"Ya! Sean Alvano Dev! Lo sama gue tuh masih sekolah, bodoh! Dan gue juga gak mau nikah sama lo!" Sean hanya tersenyum menanggapinya. Di sebut bodoh kok senang. Sean... Sean...

"Udah sana lo pergi!" setelah mengatakan itu, Shella melangkah menuju pintu rumahnya.

"Besok gue jemput lo!" teriak Sean. Sean tersenyum saat melihat tangan Shella yang menyuruhnya pergi tanpa berbalik. Dan Sean menganggap itu sebagai tanda kalau Shella menerima ajakannya.

"Cowok gila!" gerutu Shella kesal saat mengingat ucapan Sean yang akan menikahinya.

"Siapa yang gila dek?"

"Astagfirullah!" Shella di buat terkejut oleh kakaknya yang tiba-tiba muncul di depan wajahnya saat dirinya baru saja membuka pintu rumah.

"Kaisar! Lo bikin jantung gue hampir copot dari tempatnya!" kesal Shella.

"Siapa yang gila?" tanya Kaisar mengabaikan perkataan Shella.

"Lo!" kesal Shella lalu melangkah pergi menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Adik gak tahu diri. Kakaknya ganteng gini di sebut gila."  Kaisar menarik rambutnya kebelakang dengan gaya sok tampannya. Memang tampan sih.

Keesokan harinya...

"Shella! Ada pangeran kecil yang jemput lo! Cepat turun!" Shella yang baru selesai menggunakan sepatunya segera turun saat mendengar suara sang kakak.

"Pagi kak Shell!" Shella sedikit terkejut saat melihat Bara berada di ruang makan bersama Kaisar.

"Pagi. Lo kenapa ada disini?" tanya Shella saat sudah duduk di berhadapan dengan Bara.

"Bara jemput lo buat berangkat bareng." Shella menatap kakaknya.

"Gue nanya ke Bara, bukan ke lo." Kaisar mengangkat bahunya dan kembali memakan sarapannya. Shella menatap Bara kembali.

"Bukannya kemarin, Sean yang bakal jemput gue. Kok malah lo?" Shella menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

"Kak Sean sakit. Semalam kak Sean demam tinggi." Shella dan Kaisar terkejut.

"Sean bisa sakit juga? Emang di human?" pertanyaan yang keluar dari mulut Kaisar membuat Shella memukul bahu kakaknya yang berada di sebelah kanannya.

"Lo kira Sean itu apa? Vampire?!" kesal Shella.

"Dih kok lo marah sih dek. Biasanya aja dong. Gue kan cuma nanya aja. Siapa tahu dia emang vampire kan?" Shella menatap tajam Kaisar.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang