03 - Dekapan Pertama

4K 433 73
                                    

Matahari hendak menyembunyikan dirinya, memberi rona merah kekuningan pada langit yang terbentang luas, memberi waktu untuk tumbuhan beristrahat dari fotosintetis yang melelahkan, memberi ruang pada pemuda bersurai hitam untuk diam sejenak menikmati indah nya pemandangan, sebelum akhir nya ia harus kembali pada gua dinginnya.

Motor nya menepi, entah suatu kesengajaan atau takdir yang membawa nya ke depan gerbang sekolah Jungkook, tahu-tahu dirinya sudah memijakkan kaki di atas aspal, dengan tangan yang memutar kunci motor hingga mesinnya berhenti bekerja.

Hyung, aku ingin di antar ke sekolah juga oleh mu, seperti Yugyeom. Semua orang mengatakan Yugyeom beruntung karena memiliki kakak yang sangat sayang padanya. Aku pun begitu kan? Aku hanya kesal karena mereka bahkan mengira aku tak memiliki kakak :(

Yoongi membaca pesan teks yang di kirim Jungkook berulang kali, semakin banyak ia membaca semakin sesak dada nya. Membayangkan raut wajah sedih milik Jungkook membuat rasa bersalah nya kian berkembang. Apakah pesan teks itu yang membawa nya kesini? Harap cemas menunggu Jungkook keluar dari kelas nya.

Entah untuk alasan apa senyum nya tiba-tiba terbit, saat melihat lelaki yang membawa kaki nya semakin mendekat pada gerbang sekolah. Jaket kuning nya sangat mencolok, namun itu bukan masalah karena Jungkook yang mengenakannya. Hampir saja Yoongi melakukan hal gila—melambaikan tangan dan memanggil Jungkook keras-keras, hingga tiba-tiba kenyataan kembali menampar nya, menarik khayalan yang hampir menyentuh langit untuk kembali menapak ke bumi.

"Bagaimana sekolah mu, sayang?" Suara itu lagi, tatapan itu lagi, sentuhan itu lagi. Seketika tubuh Yoongi membeku, bahkan ia lupa untuk mengisi paru-paru nya dengan oksigen.

"Ibu, kenapa ibu disini?" tanya Jungkook keheranan.

Sang Ibu mengelus surai Jungkook lembut. "Ayah bersama dengan kita, ia masih berada di mobil. Ayo, Ibu dan Ayah sudah menunggu lama. Kita akan makan malam di luar hari ini, ayah sudah menyiapkan hadiah untukmu."

Binar mata itu kembali cemerlang. "Makan malam di luar? Yassss!" Teriak nya. "Yoongi hyung sudah ada di mobil?"

Deg.

Jantung Yoongi seakan tiba-tiba berhenti untuk sesaat. Aku disini dan aku bahkan tak tahu jika Ibu dan Ayah akan mengadakan makan malam di luar.

Hatinya semakin bergemuruh saat Jungkook mengguncang lengan sang Ibu. "Yoongi hyung ikut juga kan bu? Yoongi hyung sudah di mobil kan?"

Sang Ibu tersenyum lembut. "Khusus hari ini, ayo kita habiskan waktu bersama, hanya bertiga. Ayah, Ibu dan Jungkook, anak Ibu yang paling manis."

Sakit. Ribuan belati menancap penuh mengoyak hati rapuh nya. Kenapa harus tanpa aku?

Binar Jungkook seketika menghilang tergantikan dengan legam nya bola mata yang merunduk kecewa. "Kenapa harus bertiga? Bukankah kita harus berempat untuk menjadi sebuah keluarga utuh? Kenapa Ibu harus meninggalkan Yoongi hyung?"

Tenggorokan Yoongi tercekat, mendengar satu persatu kata yang terlontar dari bibir adik yang mendambakan kehadirannya. Sayangnya sang Ibu tak cukup peka, untuk mengetahui masing-masing hati nya. Sang Ibu terlalu abai, untuk luka-luka anak nya, ia hanya terlalu fokus menutup luka miliknya dengan menumbalkan dua jiwa tak bersalah. Egois.

"Ini permintaan Ibu, Ibu ingin Ayah Ibu dan Jungkook bisa menghabiskan waktu bersama, kau tidak keberatan kan?" pinta nya bernada halus, Yoongi hampir saja menjatuhkan cairan bening nya jika alam bawah sadar tak menyadarkannya.

Berhenti menangis, cupu. Tangisanmu tak akan membawa kasih sayang mereka untuk mu. Bangkit dan buktikan, kau bisa hidup bahkan tanpa kasih sayang mereka.

AnswerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang