23 - Selamatkan aku..

2.8K 349 118
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaaa, semoga suka!

***

Air mata meluruh disepanjang jalan menuju Busan, pemandangan indah yang tersuguh tak sedikitpun ternikmati. Napasnya membawa sakit, lukanya kembali membawa tangis. Yoongi total membisu, menikmati duka yang berlabuh disetiap sudut hatinya.

Mengapa takdir hidupku buruk sekali?

Setelah mendapat banyak luka dan akhirnya menemukan muara penuh bahagia, Yoongi kira itulah akhir hidup nya—bersama dengan Ibu dan Jimin yang jelas memberi banyak cinta. Tapi mengapa semua keadaan berubah? Memporak-porandakan hatinya yang baru saja menemukan damai. Jika saja Ibu dan Ayah masih hidup hingga Jungkook tak perlu banyak mendapat luka, semua akan lebih baik.

Namun kini, apa yang bisa dilakukannya? Ia baru saja mendapat kabar bagaimana hidup Jungkook kecilnya, merasa terbuang oleh semua orang yang ia cintai, hingga luka berat itu mengoyak psikis nya. Yoongi tahu rasanya, sulitnya menjalani hidup normal disaat mental telah di rundung cacat. Yoongi tak bisa diam, mengabaikan adik kecil yang ia kira hidup penuh bahagia namun ternyata tak baik-baik saja.

Seketika Yoongi merasa menjadi manusia terbodoh, sebab dengan gamblangnya ia membuang Jungkook tepat didepan matanya dengan memperkenalkan diri sebagai kakak Jimin setelah 6 tahun tak bertemu, dan tatap itu kembali menyapa memorinya. Jungkook kembali merasa sakit.

"Yoongi, bagaimana rencana mu kedepannya? Kau akan tetap kembali bersama Jungkook atau hidup bersama keluarga baru mu?"

Yoongi menunduk dalam, lalu menggeleng lemah. Tidak tahu, aku tidak tahu..

Jika merasa tak diinginkan adalah hal yang paling menyakitkan, dipaksa memilih satu di antara dua pilihan pun tak lebih baik. Jungkook adalah adik kandungnya, setelah kepergian Ayah dan Ibu, tentu ia yang seharusnya bertanggung jawab penuh atas hidup Jungkook. Tapi Jimin dan Ibu juga tak bisa ia tinggalkan, tatap penuh harap milik Ibu semalam masih menggantung tepat di pelupuk matanya, ucapan Jimin pagi tadi masih terngiang ditelinga nya. Hyung.. kami menunggumu.

"Kau harus segera memutuskan. Jangan sampai datang pada Jungkook hanya untuk memberi angan semu. Itu akan lebih menyakitinya. Pun dengan Ibu dan Jimin yang saat ini menunggumu," tutur Seokjin tak sedikit pun memberi solusi.

Yoongi meremat tangan berkeringatnya, memejamkan mata sejenak untuk menenangkan jiwa kacaunya. "Aku belum punya jawaban, tapi aku ingin bertemu Jungkook sekarang hyung," lirihnya. "Bolehkah?" Yoongi menatap Seokjin penuh harap.

"Apa yang akan kau katakan padanya nanti? Jika ternyata kau hanya akan mengunjunginya beberapa waktu saja, bagaimana caramu pergi?"

Yoongi menjambak rambutnya frustasi. "Aku tak mungkin bisa tenang jika aku tak bertemu dengannya, hyung. Pertemuan terakhir kami berakhir begitu buruk, aku memperkenalkan diri sebagai kakak Jimin," desahnya penuh sesal. "Apa yang harus kulakukan?" tanya Yoongi terisak.

Getaran ponsel Seokjin memecah suasana, nomor tak di kenal terpampang di balik layar ponsel. Satu usapan pada icon hijau membawa sebuah informasi yang mampu membuat jantung nya berdetak abnormal.

"Selamat sore kami dari Rumah Sakit Busan Nation, apakah benar ini dengan Kim Seokjin wali dari Min Jungkook?

"Benar saya sendiri, sesuatu terjadi padanya?" tanya Seokjin khawatir, sedang disampingnya tanpa disadari Yoongi sibuk menahan napas.

"Min Jungkook ditemukan tenggelam di pantai Busan, saudara Kim Ji Woo membawa nya dalam keadaan tidak sadar. Mohon untuk melakukan administrasi sebelum 1 x 24 jam pasien berada di Rumah Sakit. Untuk saat ini kami akan melakukan tindakan gawat darurat pada pasien."

AnswerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang