Ketularan?~

48 7 0
                                    

17.00

Aisha sedang beristirahat karena kelelahan bekerja. Mungkin hari ini dia tidak pergi ke rumah sakit untuk bertemu mamanya, ia akan pulang ke rumah untuk beristirahat agar besok tidak telat sekolah.

Aisha duduk di taman dekat gedung hotel, tempat yang penuh dengan bunga warna warni dan lampu tumbler berbentuk love tepat berada di tengah tengah taman tersebut.

Tempat ini cocok untuk menenangkan diri sekaligus menyendiri. Aisha melamun disana, pikirannya penuh dengan bayang bayang biaya operasi mamanya. Beruntung, tabungan Aisha yang selama ini ia kumpulkan cukup untuk memenuhi biaya DP operasi itu.

"Argghh!!" Aisha mengerang untuk pertama kalinya, mengacak rambut frustasi.

120 juta?

120 juta?

120 juta?

Angka itu selalu berputar dalam pikirannya, Tapi Aisha sudah berjanji akan melakukan apapun agar mamanya sembuh seperti sedia kala.

Aisha berjanji!

Janji harus ditepati bukan?

Bahkan uang gajiannya perbulan jika ia kumpulkan 2 tahun pun masih belum bisa mencapainya.

Aisha menghela nafasnya, dadanya sangat berat seperti beban kehidupannya.
Dia tidak mau lagi kehilangan orang tersayang setelah ayahnya.

Aisha mengepalkan tangannya, menggigit bibir bawahnya.

"Gue pasti bisa! Bisa menghadapi semua ini, termasuk mencari uang 120 juta sekalipun!" kata aisha dengan suara keras, tapi tidak terdengar oleh siapapun karena taman disini sangat sepi.

Perlahan air mata aisha mengalir dari kelopak matanya.dia menunduk, menangis dalam diam.

Aisha tidak menyalahkan siapapun dihidupnya. Aisha tidak menyalahkan tuhan, ayah dan wanita perebut ayahnya. Dirinya menganggap bahwa cobaan ini adalah ujian baginya, ujian untuk menemukan Kebahagiaan. Kebahagiaan yang mungkin dia belum pernah rasakan sebelumnya.

********

Senin.

06.30

Aisha sudah bersiap siap dengan seragam putih-abu abunya untuk pergi ke sekolah, beruntungnya hari ini bis tidak datang telat. Jadi ia bisa pergi ke sekolah tepat waktu agar bisa mengikuti upacara.

Perjalanannya tidak panjang, hanya perlu waktu 10 menit untuk sampai ke sekolahnya yaitu SMA Sukacita.

Sekolah yang membuat dirinya kesepian karena tidak memiliki teman. Tapi dia bersyukur masih punya mama dan tasya (rekan kerjanya) yang mau mengakui keberadaannya.

Setelah sampai, Aisha turun dari bis dan mulai berjalan ke gerbang sekolahnya, dimana ada gapura dengan tulisan SMA Sukacita .

Baru beberapa melangkah memasuki SMA Aisha sudah mendapat tatapan tak suka dari teman - teman satu sekolahnya. Mereka memandang Aisha dengan tatapan jijik dan geli.
Aisha tidak menghiraukan, aisha tetap berjalan dan menundukkan pandangannya agar tidak melihat manusia manusia keji disekelilingnya.

Sampai di kelas 12 ipa 1, kelas yang katanya aman, tentram,damai,tidak egois.

Walaupun dikelas ini semua muridnya pintar,Tapi dia masih mendapat perlakuan sama dari teman temannya.

"Ish, gue ga mau temenan sama aisha. Murahan! Kerjanya di Hotel, jangan jangan dia ngelayanin om om lagi. " kata seorang wanita, teman sekelasnya. Mungkin.

Teman satunya lagi mengangguk lalu menyunggingkan senyum remeh dan menatap sinis ke aisha.

"Lo kira lo doang yang ga mau temenan? Gue juga kali! Ntar takut ketularan."

"Ketularan?"

"Hooh, dia yang berbuat dan gue juga ketularan dapet dosa karena berteman sama dia. "

"What!?" umpat aisha dalam hati.

"Gue? Berbuat? Mereka kira gue pelayan seks kali ya? Lagipula kalau gue emang jadi pelayan seks yang dapet dosa gue doang, bukan mereka." lanjutnya.

Walaupun banyak yang bilang dengan kata kata lebih kejam dari itu, tapi aisha tak pernah melawan. Ia hanya bisa mengelus dada dan menarik nafas dalam dalam lalu berjalan melewati mereka. Yap!

Mereka!

Manusia yang hanya bisa berkata kata tanpa mengetahui yang sebenarnya.
**********

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang