Minggu.
09.00
Aisha membuka dan mengedipkan matanya beberapa kali. Sinar matahari menyorot masuk ke melewati jendela kamar. Dia melirik jam yang terpajang didinding kamarnya.
"Jam sembilan?" katanya santai.
Dia masih mengucek² matanya dan meregangkan sedikit tubuhnya di atas kasur.
Sekali lagi, dia menoleh ke jam dinding dan membulatkan matanya.
"JAM SEMBILAN?!!"
Aisha langsung kaget dan bangkit dari kasurnya, dia bergegas pergi ke kamar mandi untuk membasahi tubuh. Sehabis mandi, dia langsung menggunakan pakaian kerjanya lalu berdandan sedikit dan mengikat rambut sebahunya.
Dia memakai jaket lalu menyilangkan tas kecil yang selalu menemaninya saat bekerja. Aisha langsung mengunci pintu dan keluar.
Setelah itu, dia berlari ke arah halte untuk mencari bis yang mengarah ke tempat kerjanya.
Sambil menunggu, ia melirik jam tangannya sekali. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.20.
Ralat!
Jika 10 menit lagi aisha tidak sampai ke tempat kerjanya, maka dia akan mendapatkan hukuman potong gaji.
"Oh ayolah....dimana bisnya?" keluhnya cemas seraya melirik jalanan.
Tak lama kemudian, bis berhenti dihadapannya. Tanpa aba aba, aisha langsung menerobos masuk tanpa memperdulikan orang orang yang mengantri dibelakangnya.
"Ayo pak! Jalan! 10 menit lagi saya terlambat!" kata aisha pada supir.
Pak supir melirik sekilas dari kaca spion yang tergantung.
"Kalo mau cepat,datengnya pagi dek! Jangan siang." balas pak supir.
Aisha cemberut dan membuang nafasnya kasar. Dia memang salah, harusnya dia bangun seperti biasanya, Jam 7 pagi. Tapi hari ini dia telat bangun sampai 2 jam.
Ada apa dengan dirinya?
*******
Berhubung hari Minggu, mungkin lalu lintas tidak terlalu ramai karena semua mobil atau motor yang biasanya memenuhi jalanan jadi berkurang karena libur.
Harusnya hari ini Aisha meliburkan dirinya, seperti remaja biasa. Melepas segala penat dari beban pekerjaan sekolah dengan pergi jalan jalan.
Dia mau!
Sangat mau!
Tapi takdir berkata lain. Mungkin dia tidak pernah bisa merasakan masa masa remajanya.
Keadaan sudah berubah, tidak seperti 3 tahun yang lalu. Dimana ayahnya masih menjadi tulang punggung keluarga. Kini dirinya lah yang menjadi tanggung jawab besar untuk meneruskan hidup dirinya dan mamanya.
Sehabis turun dari bis, ia berlari ke hotel tempatnya bekerja. Aisha langsung masuk dan melapor pada atasannya di bagian dapur.
"Hhh, maaf saya tel-hhh at." kata Aisha dengan nafas tak beraturan.
"Kamu tau ga, hampir setiap minggu kamu mengulangi kesalahan yang sama! Selalu aja telat!. Ada apa sih? Ada komo lewat, hah?!". Bentak atasannya,sambil berkacak pinggang.
"Cepat! Kerja!" suruh atasannya pada aisha.
Aisha menegakkan badannya dan memberi hormat pada atasannya.
"Siap, kapten!"
Aisha berjalan melewati atasannya yang masih berkacak pinggang marah padanya. Dia menaruh tasnya di loker miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen Fiction"ayuk kita buat perjanjian." ~kavin "perjanjian apa?" ~aisha. "gue akan ngasih lo uang buat pengobatan, dan lo akan jadi pacar gue. Gimana?" ********* Cuman cerita dari otak murni gue yang unfaedah. Cerita tentang remaja, cinta, sebuah janji, dan ci...