Ketahuan~

9 1 0
                                    

Next, aku pikir kayanya bakalan banyak part deh😅😄🤣

*********

Huh! Pagi yang cerah ditambah hari Minggu. Sangat pas untuk berlibur menikmati Weekend.

Tapi ini Aisha, tidak ada waktu baginya untuk berleha-leha seperti anak remaja lainnya. Seringkali ia begadang hanya untuk mengerjakan PR setelah kepulangannya bekerja.

Dia sibuk.

Saking sibuknya tak heran kalau Aisha setres hingga sakit demam. Seperti 3 hari yang lalu. 3 hari dia tidak masuk sekolah, 3 hari tak masuk kerja, dan 3 hari tak bertemu Kavin serta mamanya dirumah sakit.

Aisha kira Kavin tidak perduli kepadanya. Aisha tidak memberikan chat apapun, begitupula Kavin. Tak ada yang mau mengungkapkan duluan. Mereka masih gengsi.

Jika dibilang, sekarang ini hubungan mereka sedang tidak jelas. Hambar. Tidak ada pemanis, tidak ada asin, ataupun pahit.

Mungkin pemanis ada. Contohnya kemarin malam. Kavin membawakan martabak untuknya, lalu mencolek hidung Aisha.

Tapi itu hanya sekejap saja. Setelahnya, ia tidak bicara apapun lagi.

Apa ini disebut pacaran? Beginikah rasanya? Manis diawal hambar diakhir? Jika seperti ini kenapa mereka tidak mengakhiri saja dan menjadi orang asing?

Hanya mereka berdua saja yang mengetahui.

Hari ini sebenarnya Aisha hanya berniat mengunjungi mamanya. Melihat perkembangan kesehatan dan menanyakan kapan pulang. Wajar saja, dia rindu mamanya tidur bersama dirinya di rumah.

Dia kesepian, sangat-sangat kesepian.

"Ramai sekali." Aisha tak berhenti melihat sekeliling kawasan rumah sakit yang penuh dengan lautan manusia.

Semua tempat yang ia lewati sangat ramai. Anehnya penghuni keramaian itu bukannya memakai baju pasien. Tapi mereka memakai baju kantor. Mereka karyawan.

"Maaf suster, hari ini ada apa ya?" Aisha memberanikan diri bertanya kepada suster cantik yang berdiri membawa papan kecil sedang mendata para karyawan.

"Ah, hari ini jadwal para karyawan untuk mengecek kesehatannya. Hal ini termasuk program rumah sakit kami. Setiap 6 bulan diadakan cek kesehatan." ujar suster tersebut dengan ramah.

"Ouh seperti itu. Terimakasih suster," Aisha tersenyum dan membungkuk berterima kasih lalu beranjak dari sana dengan perasaan masih bingung.

Setelah berjalan beberapa meter akhirnya ia menemukan pintu kamar mamanya. Aisha memutar knop pintu, tak tanggung-tanggung baginya untuk masuk kedalam.

"Wah ada dr.Silva. Selamat pagi dokter." sapa Aisha ramah.

Dokter cantik itu tersenyum lebar, dengan wanita paruh baya yang duduk disebelahnya juga tersenyum lebar. Senyuman yang menandakan kebahagiaan.

Tapi Aisha malah kikuk. Tak mengerti maksud dari senyuman mereka.

"Nak Aisha. Mama kamu boleh pulang sekarang."

Penuturannya mampu membuat Aisha memaku dengan perasaan kaget. Senang yang tak terbendung kini pecah menjadi tangisan terharu.

"Kemarilah, Aisha." mama Aisha memebentangkan tangan diatas kasur rumah sakit. Ia menyuruh Aisha agar memeluknya.

"Mamaaaa!!!!"

Dr. Silva tersenyum teduh melihat adegan berpelukan antara anak dan ibu didepannya. Ia cukup terinspirasi dari sosok remaja bernama Aisha yang gigih merawat ibunya sampai kankernya menghilang.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang