Aisha duduk dikursi tunggu tepat beberapa langkah dari meja administrasi. Dia memperhatikan Kavin yang berdiri membelakanginya sangat terlihat cool dan tampan, pikir Aisha.
Aisha mengambil beberapa majalah tentang kosmetik yang sudah disediakan untuk orang menunggu. Matanya tidak pernah lepas dari halaman halaman yang terlihat. Kosmetiknya, produk skin care, harganya, bahkan yang paling menarik bagi Aisha adalah modelnya.
"Lagi baca buku?" tanya Kavin lalu duduk disamping Aisha.
"Engga, baca majalah bobo." balas Aisha dengan sinis.
Kavin mengintip buku majalah yang dipegang Aisha. "Mau Skin care?"
"Engga." sungut Aisha.
"Kenapa liatnya penuh harapan gitu?"
"Gue cuma mau jadi Modelnya. Dari dulu gue punya cita cita mau jadi model, entah kapan bisa kesampaian." ujar Aisha penuh harap.
"Bisa kok, entertaiment mana yang gak mau nerima wanita cantik, pintar, baik kaya lo?" puji Kavin.
Rona jelek di pipi Aisha muncul saat Kavin menyelesaikan kalimatnya. Aisha terus bertanya dalam hati, kenapa saat ia didekat Kavin perasaan aneh selalu muncul dalam hatinya?
*********
"Ooh jadi ini tempat kerja lo?" ujar Kavin saat melihat bangunan megah terpampang jelas dimatanya.
"Gue ganti baju dulu ya." ucap Aisha, lalu pergi meninggalkan Kavin yang masih melihat lihat sekeliling.
Tak lama kemudian, aisha datang dengan pakaian yang sudah berganti. Aisha menghias wajahnya sedikit dan mengepang rambutnya. Jujur, selama beberapa hari ini Kavin tidak pernah melihat Aisha pakai baju selain seragam,tapi hari ini dia menyaksikannya.
Kulit putih mulus, wajah cantik, proporsi tubuh ideal, selalu menebarkan senyuman adalah ciri ciri dari Aisha. Benar kata Kavin, entertaiment mana yang tidak mau memperkenalkannya di dunia modelling?
"Kenapa? Kok melamum?" tanya Aisha.
"Enggak. Yaudah, kerja sana." suruh Kavin.
"Lah, trus lo gimana? Lo balik aja gih nanti bosen nungguin gue kerja."
"Enggak akan. "
"Yaudah, nanti gue minta pulang cepet ke atasan." ucap Aisha lalu pergi.
Setelah Aisha pergi Kavin memperhatikan punggungnya yang menjauh. Kavin mengambil handphonenya dan bermain game online agar mengusir kebosanan.
Kalian jangan tanya kenapa Kavin mau menunggu Aisha bekerja, entahlah kavin pun tak tahu jawabannya.
"Hah? Apa pak? Saya tidak dengar!" teriak seseorang dengan handphone di telinganya.
"MATI LOO! MAJU LAYLA KUU! "Teriak Kavin dengan Gamenya.
"Maaf pak! Disini sangat berisik! Saya tidak dengar apa yang bapak bicarakan." seru seseorang tak mau kalah dari Kavin.
Seseorang itu tepat berada didepan Kavin sekarang. Orang itu sibuk dengan telfonnya dan Kavin sibuk dengan Gamenya.
"Heh bocah! Lo brisik banget sih main game! Ga ngeliat apa kalo gue lagi nelpon."
Tanpa melihat orang itu Kavin tetap fokus dengan handphonenya.
"Cih." orang itu berdecih lalu mengambil handphone dari tangan Kavin.
"Eh eh eh, apa apaan ini. Anda siapa ngambil ngambil hp saya?" kata Kavin berusaha meraih handphonenya.
"Mending kalo mau teriak teriak di hutan aja deh, jangan disini. Telinga saya meleleh rasanya."
"Suara saya emang merdu bang."
"Suara kamu tuh merusak gendang telinga saya tau ga? Mungkin lapisannya udah bolong gegara suara kamu."
Kavin melihat sinis ke orang itu. "Udah balikin handphone saya! Jangan ngebuat saya tambah marah, saya gak mau berdebat sama orang tua."
"Nih! Awas aja kalo saya ketemu kamu ya, saya sedot nanti." ancamnya.
"Loh kok disedot?"
"Muka kamu kayak feses soalnya."
"Cih! Wajah saya tuh mengandung estetika dan keindahan. Banyak kok perempuan yang ngejar ngejar saya."
"Estetika? Muka lu Abstrak kali ah."
Setelah terjadi percekcokan mulut oleh dua laki laki ini. Orang itu lebih mengalah, dia memberikan hp yang bukan miliknya dan pergi dari tempat itu. Dia masuk ke hotel melalui lift.
*******
20.00Aisha datang ke tempat Kavin menunggunya, Aisha melihat Kavin ketiduran dengan wajah ia tenggelamkan di sela sela tangan.
"Vin bangun!" seru Aisha.
Kavin pun bangun dan melihat ke arah Aisha sambil mengucek2 matanya yang lengket.
"Eh udah malem ya? Perasaan baru tadi gue berantem sama tukang sedot wc""Hah? Lo berantem?"
"Eh enggak, lupakan aja." jawab Kavin.
"Oh iya, gue mau ngejawab peejanjian lo. Mungkin sehari udah cukup waktu untuk gue ngejawabnya."
"Oh ya? Trus apa jawabannya?"
Aisha menghela Nafas sebelum berbicara. "Ya!"
************

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen Fiction"ayuk kita buat perjanjian." ~kavin "perjanjian apa?" ~aisha. "gue akan ngasih lo uang buat pengobatan, dan lo akan jadi pacar gue. Gimana?" ********* Cuman cerita dari otak murni gue yang unfaedah. Cerita tentang remaja, cinta, sebuah janji, dan ci...