******
Kantin
10.03
"Sha, mau makan apa?" tanya Kavin yang duduknya disamping Aisha.
"Gue siomay aja deh."
Kavin menoleh pada orang didepannya. "Woi! Lu pada mau makan apa?"
"Gue soto." jawab Ardi
"Gue samain aja kaya Ardi." balas Andi.
"Gue pesen dulu ya..." Kavin beranjak dari duduknya.
Setelah memastikan Kavin pergi, Aisha langsung buru buru membicarakan sesuatu pada si kembar ini.
"Ardi, Andi. Kalian tahu gak perempuan bernama Gladis?" tanya Aisha.
Ardi Andi kompak menggeleng. Jawaban yang mengecewakan menurut Aisha. Mereka kan sahabatnya Kavin, bukannya mereka tau seluk beluk Kavin?
"Ada apa emangnya, sha?" tanya Andi berbalik.
"Ouh, ga...gapapa. Tapi kalian kalau tau sesuatu tentang perempuan bernama Gladis, buru buru kasih tau gue ya?"
"Memangnya Kavin selingkuh?" tanya Ardi.
Aisha menggeleng cepat. "Enggak kok, enggak...hehehe."
"Tapi cara lo menanyakan kayak cewe curiga sama pacarnya."
"Ardi! Ngomong sekali lagi gue gampar lo!" ancam Aisha.
"Wuihh! Cantik cantik galak ya? Tapi bagus sih si Kavin punya pacar galak. Biar gak males malesan terus hidupnya." ujar Andi.
"Ah masak sih?!"
"Iya sha! Kalo gue seatap sama dia, paling dia cuman bisa ngusir kecoa sama tikus doang. Ish ampun deh gue mah!" balas Ardi.
"Hahahaha!" Aisha tertawa lepas disana. Harus Aisha akui kalau mereka berdua lebih mengenal Kavin jauh daripada dirinya sendiri.
"Hei apa nih ketawa ketawa?! Ngomongin gue?" Kavin datang membawa nampan berisi pesanan.
"Maaf ini bukan acara Shilet! Yang membicarakan orang lain." ucap Andi menekankan kata *Shilet*
"Nih ambil pesenan lo pada!"
Aisha mengambil Siomaynya, Andi Ardi mengambil sotonya dan Kavin mengambil mangkuk baksonya.
"Traktir ya vin?" pinta Andi Ardi sambil mengeluarkan puppy eyes.
"Ih! Hm. Sekali kali boleh dah." Kavin mendelik ke mereka.
"Oh iya, Orang tua gue mau ke China besok." kata Kavin.
"Ngapain disana?" tanya Aisha.
"Biasa, ada urusan kerja. Mereka cuman duduk, ngambil pulpen terus nandatanganin lembaran-lembaran terkutuk itu. Mungkin kalo kerja mereka begitu doang gue juga bisa kali!"
"Heh! Boboho! Lo emang mau kerja ngegantiin papa mama lo? SMA aja lo luntang lantung gaada tujuan. Gausah punya pikiran kaya gitu Vin, lo sama kaya gue yang cape ngeliat ayah kerja terus. Kalo kerja mereka gitu doang, trus apa gunanya mereka bangun gedung perusahaan sendiri sampai jadi CEO besar gitu!?" Tangkis Andi.
"Iya vin. Nanti juga semua perusahaan orang tua lo diberbagai negara diturunkan ke elo elo juga!" balas Ardi.
"Lo calon CEO Vin....calon pemimpin! Buang jauh jauh sifat egois lu, gue gasuka!" ucap Andi dengan nada sarkas.
Kavin diam, dilihat dari caranya dia memegang sendok dengan mengepal ngepal membuat Aisha tau kalau dia sedang marah.
Tangan Aisha mulai bergerak mendekati tangan Kavin.
Plakk!
"Gausah nyentuh gue, Sha! Gue kesal kalo lo juga mau nyeramahin isi hati lo yang ga setuju tentang pendapat gue. "
Aisha mematung. Bahkan tangan putih Aisha belum menyentuh tangan kekar Kavin, tapi Aisha sudah dibentak olehnya.
Kavin menatap sinis ke tiga orang yang satu meja dengannya. Lalu ia pergi begitu saja tanpa kata kata.
"Kavin.." lirihan Aisha di lubuk hati.
"Lah? Dia kesal?" tanya Andi. Aisha tidak menggubrisnya, dia masih menatap kepergian Kavin yang ditelan jalan.
"Lah? Baksonya abis, baru gue mau minta. Gue kira kaya cerita yang diwattpad gitu. Kalo temen kita marah pas makan dikantin, biasanya dia pergi tapi ninggalin sisa makannya." ujar Ardi.
"Ardi! Tau kondisi napa sih." titah kembarannya.
"M-maaf gue pergi juga ya..." ucap Aisha dengan pandangan menunduk lalu pergi dari kantin.
"Nah, gitu ge kaya Aisha. Dia pergi tapi ninggalin siomaynya, good job sha!"
"Goblok."
**********
Mata Aisha melihat kesana dan kemari mencari seseorang. Sambil berjalan di koridor, ia membawa 2 minuman dingin yang ia beli di kantin barusan.
"Kavin mana ya? Dia belum minum loh tadi." ujar Aisha. Matanya terus saja mencari kemana laki laki jangkung itu pergi
Aisha berhenti berjalan ketika beberapa siswi menghadang perjalanannya. Siswi itu adalah siswi yang beberapa hari lalu menempelkan permen karet pada bangku Aisha.
Kini mereka kembali mencegat Aisha dikoridor seraya melipat tangan didada dan tersenyum evil.
"Hei, bad bitch!" sapa siswi itu. Sapaannya terdengar kasar menurut Aisha.
"Hei...pecundang!" balas Aisha seolah olah menantang.
"Apa?pecundang?"
Aisha mengangguk. Tapi mendapat tertawaan yang menghina dari mereka ber 4.
"Lebih baik pecundang, atau... Berpura pura menjadi pelayan hotel, lalu malam- malam masuk ke kamar pria berumur 20 tahun berinisial G. Udah puas jadi jalangnya?" kata siswi tersebut.
Aisha tidak menjawab, pikirannya berputar kembali. Masuk? Ke kamar pria? Berumur 20 tahun? Apa itu Galen?
"Lalu, uang booking annya dibuat suntik dada dan pinggul biar lebih menarik di mata om om, benar begitu Aisha?!" Ujarnya tanpa bersalah sedikitpun.
"Bahkan gue punya rekamannya. Lo bener bener malu maluin sekolah ini tau gak? Sok sok an menjadi siswi yang pintar, tapi akhlaknya ga ada." ucap temannya lagi.
"Penguntit bajingan!" umpat Aisha dalam hati.
"Mbak, kalau mau tubuh seksi itu dilatih bukan disuntik." ucapnya lalu tertawa lagi.
"Gimana kalau gue balikin, cabe?" suara Kavin membuat semuanya menoleh.
"Kalau mau cantik itu wajah dirawat, bukan di edit." Lanjut Kavin lalu mendapat decihan sinis dari siswi2 ini.
Kavin berjalan menuju Aisha. Dia cukup senang Kavin datang menolongnya.
Setelah Kavin datang, siswi2 nakal itu pun langsung pergi dari koridor. Mereka malas berhadapan dengan si Kavin ini.
Aisha sudah menebak pasti Kavin akan bertanya, 'lo gapapa?' atau 'maaf ya terlambat.'
"Gue gapapa kok vin." ujar Aisha sekenanya dia.
"Gue nggak nanya." sahut Kavin.
Aisha manyun. Perasaan malu bercampur kecewa langsung ada dilubuk hatinya.
"Nih, minuman buat lo. Tadi makan bakso kan lo belum minum sama sekali." ucap Aisha menyodorkan botol minuman dengan air berwarna orange.
"Makasih." ucap Kavin.
"Jadi, masih marah sama gue? Padahal gue kan belum bilang apa apa tadi."
"Maaf ya udah nepis tangan lo. Sakit gak? Cukup kencang loh gue nepisnya."
Aisha melihat tangannya yang berwarna merah bekas tadi.
"Gapapa kok, santai aja...hehehe."
"Lebih sakit gue vin ngedenger lo ngucapin nama cewe yang gak gue kenal."
**************

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen Fiction"ayuk kita buat perjanjian." ~kavin "perjanjian apa?" ~aisha. "gue akan ngasih lo uang buat pengobatan, dan lo akan jadi pacar gue. Gimana?" ********* Cuman cerita dari otak murni gue yang unfaedah. Cerita tentang remaja, cinta, sebuah janji, dan ci...