Next!!!!
*******
"Pagi Ardi, Andi....." sapa Kavin dengan nada sedikit err- menggelikan.
"Idih idih kenapa anda senyum senyum begitu? " Risih Andi melihat temannya seperti orang meminum Alkohol sangat banyak.
"Nih vin gue kasih tau ya, kalau sakit kepala dan pusing itu minumnya paracetamol atau ibuprofen, bukan minum Betadine." ucap Ardi, Dibalas tertawa oleh Andi.
Kavin melihat mereka berdua dengan tidak suka. "Gue ga se-tolol itu kali sampe minum obat merah."
"Haha, jadi lo kenapa senyum senyum begitu?" tanya Andi.
"Yosh! Gue udah bisa selesaikan tantangan dari lo." seru Kavin.
Andi dan Ardi membuka matanya lebar, mulutnya menganga sedikit. Apa? Kavin? Menyelesaikan tantangan dalam waktu 3 hari?
"Impossible." gumam Ardi tak percaya.
"Kenapa? Ga bisa berkutik kan? Sudah gue duga lo akan bungkam mulut diakhir tantangan." ucap Kavin.
Jantung Andi berdegup kencang bukan karena terpesona oleh Kavin, tapi karena ia ingat resikonya. Yang kalah akan tunduk pada yang menang bukan?
Tidak bisa dibayangkan kalau Andi akan melakukan apa yang Kavin perintahkan. Andi! Pijitin kaki gue!, Andi! Masakin makan buat gue!, Andi! Mandi bareng gue!. Arghhh!! Sangat tidak lucu bukan?
"Eum,, eh oh- apa buktinya? M-mana pacar lo?" tanya Andi sedikit panik.
Kavin senyum menyeringai. "Nanti istirahat."
**********
Aisha side
Hm. Kemarin gue baru mengatakan jawaban perjanjian tersebut. Ya, gue mau, tapi bukan karena gue suka sama Kavin tapi karena keadaan mendesak.
Entahlah, rasanya gue canggung kalo ketemu dia sekarang. Tadi malam katanya gue disuruh bersikap seolah olah jadi pacarnya asli ke teman teman dan orang tuanya Kavin. Plis, ini pengalaman gue pacaran pertama kali, doakan gue ya.
Kriing!
Kriiing!Bel istirahat bunyi, gue langsung menuju kantin karena Kavin mau ketemu gue nantinya. Sembari nunggu, mungkin gue mau baca buku novel. Yups! Membaca adalah hobi gue.
Gue duduk di pojok dekat washtafel kantin, tempat itu paling strategis untuk mencari seseorang. Makanya gue duduk disitu, biar si Kavin gak teriak nama gue nantinya.
"Hai, sha!" suara bariton itu memanggil gue. Tanpa melihat mukanya aja gue udah tau siapa orangnya.
Aisha side off
********"Hai, sha!"
Aisha menghentikan kegiatan yang menjadi hobinya, dia menadah dan melihat Kavin beserta kedua temannya itu.
"Oh, h-hai." Aisha tersenyum kikuk.
Andi dan Ardi mematung, mereka berdua menatap tak percaya pada Kavin. Sedangkan Kavin? Dia berjaya sambil senyum seringai.
"Ini kan yang ketemu di rumah sakit itu ya? Siapa namanya?" tanya Ardi mengingat ngingat.
"Aisha." jawab Kavin.
"Nah itu dia." seru Ardi.
Andi langsung mendekatkan wajah ke wajah Aisha membuat gadis itu pun gugup.
"Bilang sama gue sogokan apa yang si brengsek itu kasih ke lo biar lo mau jadi pacar dia??huh?"Glekk! Aisha menelan salivanya.
"Ng-nggak ada." Dia menggeleng pelan."Ouh gitu."
Kavin tersenyum ke mereka berdua, dalam hatinya meneriakkan kemenangan berkali kali.
"Bagus! Sekarang lo udah kalah Andi. Khusus buat lo, nanti malam nginep di rumah gue." ujar Kavin.
"Mampus!"
*************
"Vin.." panggil si gadis bersurai hitam kecoklatan itu."Hm?"
"Lo berpacaran sama gue hanya untuk pembuktian ke teman teman dan orang tua lo doang?"
Setelah Aisha menyelesaikan kalimatnya tiba tiba suasana di rooftop berubah menjadi canggung. Aisha menggenggam pembatas yang mengelilingi rooftop tersebut.
"Iya.. Segala sikap manis yang gue tunjukkin buat lo itu cuman rekayasa, Jadi biasakan mulai sekarang jangan baper." ujar Kavin, tanpa merasa bersalah sedikit pun.
"Hmm..."
Betul sekali, Aisha harus terbiasa dengan hubungan sebatas status ini. Hubungan yang dijalani di atas perjanjian tanpa melibatkan perasaan.
"Tapi, gue nggak melarang kalo lo suka sama gue." ucap Kavin.
Aisha mengangguk. "Kalo gue bisa bikin lo suka sama gue gimana?"
"Lo beruntung. Sangat beruntung. Karena dari dulu gue nggak tertarik sama cewe. Cewe itu me-re-pot-kan."
Aisha mendecak sinis ke Kavin, dia nggak tau apa kalau dia sendiri lagi ngomong sama cewek? Memangnya Aisha apa, orang utan?
"Oh ya, nanti lo ikut gue ke rumah ya?"
Aisha langsung melihat bingung. "Ngapain!?"
"Beberes rumah boleh, kerjain pr gue juga boleh." jawab Kavin sambil terkekeh.
"Nggak mau lah! Nanti yang ngerjain gue yang bego elo."
"Hehe bercanda, cuman mau nunjukkin ke orang tua aja kalo gue udah punya pacar."
Aisha menggeleng geleng tidak mau, mau taruh dimana muka Aisha nanti kalo berhadapan dengan orang tua si tunggal kaya raya ini.
"Enggak vin, enggak mau!"
"Loh kenapa?" sahut Kavin.
"Enggak!" balas Aisha
"Iya!"
"Enggak!"
"Iya!"
"Enggak!"
"Enggak"
"Iya...EHHHHH??"
"Oke, lo ke rumah gue."
Brengsek gue dijebak:(
***********
Lanjuttt??Gimana tuh si Andi ngejalanin hukumannya?
Apakah disuruh kerjain pr? Buatin Makan? Atau Mandiin Kavin?
Entahlah saya pun tak tahu

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen Fiction"ayuk kita buat perjanjian." ~kavin "perjanjian apa?" ~aisha. "gue akan ngasih lo uang buat pengobatan, dan lo akan jadi pacar gue. Gimana?" ********* Cuman cerita dari otak murni gue yang unfaedah. Cerita tentang remaja, cinta, sebuah janji, dan ci...