Pertemuan 2~

31 7 0
                                    

Pulang sekolah hari ini, Kavin merasa badannya kurang enak dan kepalanya sedikit pusing akibat ulangan fisika mendadak tadi. Dia menuju parkiran untuk mengambil mobilnya bersama dengan dua orang temannya tentunya.

"Ya ampun, kepala gue pusing." rintih kavin sambil memijat pelipisnya, berharap pusingnya hilang saat ini juga.

Andi dan Ardi yang berjalan dibelakang langsung menatap kavin bingung. Tumben sekali temannya yang satu ini sakit, biasanya dia yang sakitin orang.

"Karma kali lo sering sakitin para cewe cewe yang tidak berdosa." kata Ardi.

"Hooh, sering nolakin cewe cewe cantik. Itu mungkin balesannya." lanjut Andi.

"Cih. Berisik ah, pala gue pusing banget sumpah. Kalo gue pingsan tolong gendong ya, jangan lupa ala bridal style." ujar Kavin dilengkapi tawanya pelan.

"Jiji anjir, ntar kalo lo pingsan gue bawa kok ke uks. Gue seret." Kata Andi.

"Kejam lo ndi, tapi gue suka gaya lo. Selain praktis, ga ngeribetin gue juga sih. Hehehe." balas Ardi.

Kavin tidak memperdulikan celotehan mereka berdua, matanya berkunang kunang membuat kavin berhenti ditempat. Kepalanya sangat berat tiba tiba. Apakah benar ini balasan untuk dia akibat menyakiti hati perempuan?

Ah entahlah.

Tapi dia berani sumpah kalo kepalanya sakit dan matanya berkunang kunang.

"Eh lo gapapa beneran?" tanya Andi sedikit khawatir, mungkin.

Kavin memegang wajahnya dengan satu tangan, badannya agak goyang sedikit.

"M-maafin gue deh, lo kalo mau pingsan, pingsan aja. Ga jadi gue seret." lanjut Andi.

"G-gapapa kok gue, kepala gue sakit banget, eh tapi......kepala gue masih ada kan?"

"YA ADA LAH GOBLOK!!"

"Hehehe...cuman nanya."

*********

Yup, karena pusing tidak tertahankan kavin dkk jadi ke rumah sakit deh. Beruntung Kavin pulang bareng ardi dan andi, jadinya dia kan ada yang nemenin.

"Eh ini gue gak disuntik kan ya? Gue cuman pusing doang elah." kata kavin.

"Ya enggak lah! Emangnya siapa yang mau nyuntik lo? Takut jarumnya patah kali." balas Ardi.

"Cih. Yaudah gue harus masuk poli apa nih? kebanyakan poli gue jadi bingung."

"Gausah dibawa ke poli mana mana, kita berdua punya dokter pribadi yang kerja di rumah sakit ini, jadi gue bisa minta tolong ke dokter itu buat meriksa lo." kata Andi.

"Yasudah."

Mereka bertiga jalan melewati berbagai macam poli dirumah sakit ini, kadang mereka menjadi pusat perhatian pasien karena tampan, dan itu tidak diperdulikan oleh Ardi, Andi maupun Kavin.

"Nah, ini ruangannya..." seru Andi saat melihat ruangan dengan pintu berwarna putih bersih dan bernama.

"Dr. Silva?" tanya Kavin bingung.

Andi dan Ardi mengangguk berbarengan.

"Ketuk aja." titah Andi.

Tokk!
Tokk!
Tokk!

"Masuuk!" balas seseorang yang ada di dalam ruangan itu.

Kavin pun memutar knop pintu, dia melihat setengah ruangan yang terbuka sedikit, tapi dia ragu buat membukanya.

"Eh, beneran gue ga diapa apain kan?"tanya kavin dengan gelisah campur panik.

"Ya enggak lah. Paling diperiksa trus dikasih obat. Udah sana masuk!syuh!syuh!"

Glek!

Kavin meneguk salivanya, tangannya masih berada di knop pintu putih itu. Masalahnya, dia punya phobia dengan suntikan. Apapun penyakitnya asalkan tidak disuntik Kavin siap menjalaninya.

Pintu terbuka lebar tapi bukan tangan kavin yang melakukannya, ada seseorang dari dalam yang membukanya.

"Eh? Aisha bukan sih?" tanya kavin saat melihat gadis yang berdiri dihadapannya ini. Dia menggunakan seragam yang sama dengan Kavin, bahkan rambutnya yang diikat kuda itu mirip seperti rambut aisha.

"Iya, gue Aisha, Sono lu masuk. Mau diperiksa kejiwaan katanya." kata aisha menakut nakuti, tapi dirinya terkekeh pelan begitu juga dua kembar.

"Bukannya kebalik ya? Kan lo yang terus menyendiri dan gak mau gue temenin. Gue jadi curiga kalo lo berobat kesini beneran mau meriksa mental dan kejiwaan lo."

Aisha mendelik ke Kavin, laki laki yang tinggi satu ini membuat orang naik darah. "Gue normal kali."

"Ohh yaudah awas! Minggir! Abang Kavin mau masuk dulu."

Aisha menjauh dari pintu, membiarkan si Abang Kavin ini masuk ke ruangan dr. Silva.

********

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang