Yosh! Kembali lagehh!!
***********
"Cinta itu selalu berkaitan dengan pengorbanan, entah itu Berkorban dalam bentuk perjuangan untuk mendapatkan, entah itu Merelakan atas kepergian, ataupun Mengikhlaskan karena kehilangan. Semua itu pengorbanan yang berkaitan dengan perasaan."
*********
Besoknya.Pukul 5 pagi.
Aisha bangun dari ranjangnya, dia langsung memegang bahunya yang pegal pegal akibat semalam bekerja. Kemarin, ada banyak tamu yang datang dari undangan salah satu tamu yang menginap. Jadi, Aisha dan Tasya harus benar benar bekerja 2 kali secara ekstra."Emhhh!!" Aisha meregangkan ototnya, menarik tangan, memutar bahu, memijat lehernya, dan merapikan kasurnya.
Dia berjalan menuju kaca jendela yang letaknya tak jauh dari kasur. Dia membukanya, membiarkan sinar matahari datang menyambut pagi. Aisha berdiam diri disitu, menatap pepohonan tinggi yang ada disamping rumahnya lewat jendela. Saat ini pikirannya sedang tertuju pada perjanjian aneh itu.
"Perjanjian ya?" lirih Aisha.
Soal yang kemarin, Aisha belum memberitahu apa jawabannya. Dia sengaja meminta waktu untuk menjawabnya. Disisi satu perjanjiannya menguntungkan bagi kedua pihak, Aisha mendapatkan uang dan Kavin mendapatkan pacar, walaupun hanya pura pura. Disisi lainnya, Aisha dan Kavin belum pernah mengalami pacaran, pasti mereka akan selalu canggung bila bertemu.
Aisha menggeleng gelengkan kepalanya, menghilangkan semua pikiran yang berkaitan dengan Kavin dan perjanjian yang ia buat.
Dia beranjak dari tempat itu, membasuh wajah dan menyiram badan agar segar untuk berangkat sekolah.
********
Seperti biasa, Aisha selalu mendapat tatapan tidak enak jika sudah berada dalam lingkungan sekolah. Dia tau ada yang berubah dalam dirinya, Hanya berias sedikit kok, tidak lebih.
Wajah Aisha ditambah bedak bayi, bibirnya dilapisi lipbalm berwarna netral, dan rambutnya sengaja ia tidak kuncir. Hanya itu saja, tapi mendapat tatapannya seperti orang kehausan darah.
Aisha hanya menunduk dan memegang tali tasnya.
"Hey! " panggil seseorang, entah dia memanggil siapa.
Aisha menoleh ke kanan dan ke kiri, ternyata orangnya sedang berjalan menuju Aisha. Dia Kavin, berjalan dengan senyum merekah.
"Kenapa?" tanya Aisha.
"Mau masuk bareng?" tawar Kavin.
Awalnya Aisha ragu ragu, tapi hanya masuk bareng kok bukan mandi bareng.
"Hm." balas Aisha. Singkat, padat, dan menyebalkan menurut Kavin.
Mereka berdua jalan beriringan dengan wajah yang menghadap berlawanan arah. Mereka mendapat tatapan yang heran sekaligus bingung dari siswa siswi yang ada disekolah ini.
"I-itu Kavin?" tanya gadis pada salah satu temannya.
"K-kavin? Sama A-aisha? Ngelindur apa gue semalam ya allah... Dulu gue ditolak sama Kavin, padahal kualitas diri gue lebih baik dari si Aisha. Seleranya Kavin rendah juga ya?" ujar Temannya lagi.
Yah, seperti itulah celotehan netizen sekolah. Untungnya Kavin maupun Aisha tidak memperdulikannya.
"Oh iya, jawaban atas perjanjiannya apa?" tanya Kavin tiba tiba.
Aisha diam dan berhenti di tempat. Jujur, dia bingung mau menjawab apa. Jantungnya berpacu cepat, membuat tangan dan tubuhnya kaku untuk digerakkan.
"Eh? Maaf maaf... Masih butuh waktu buat jawab ya? Oke oke gue tunggu." jawab Kavin sedikit kaku. Dia pun jalan lebih dulu dari Aisha.
"Tunggu!" titah Aisha.
Kavin pun berhenti dan menghadap ke belakang, tepat didepan Aisha.
"Apa jaminannya?""Jaminan ya?" Kavin berpikir dan menaruh telunjuknya di dagu.
"Eummm....gue ga bisa menjamin mama lo sembuh, karena kesembuhan bukan kehendak gue. Tapi, gue bisa menjamin mama lo akan mendapat pengobatan rutin sehabis operasi. Apa itu cukup?"
"E-entahlah." lirih Aisha.
"Oh iya, hari ini mama lo jadwal operasi bukan?"
Aisha mengangguk."iya."
"Jam berapa?"
"Jam 10 pagi."
"Hari ini mau ke rumah sakit kan?Gue ikut ya?" kata Kavin seolah olah tau jadwalnya Aisha untuk hari ini.
"Terserah." jawab Aisha.
Kavin tersenyum singkat. Darah Aisha berdesir, pipinya memanas seketika. Padahal dia hanya mendapat senyuman saja, tapi rona merah terpampang jelas di pipi Aisha.
************
![](https://img.wattpad.com/cover/214671325-288-k160615.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen Fiction"ayuk kita buat perjanjian." ~kavin "perjanjian apa?" ~aisha. "gue akan ngasih lo uang buat pengobatan, dan lo akan jadi pacar gue. Gimana?" ********* Cuman cerita dari otak murni gue yang unfaedah. Cerita tentang remaja, cinta, sebuah janji, dan ci...