13. I ain't sharing

2.8K 327 22
                                    


        Kim Sohyun bisa bernapas lega saat mengetahui semua video penyerangannya tadi pagi sudah tak ditemukan. Namanya pun tak lagi trending di beberapa situs. Sedikit mengurangi beban pikirannya.

"Hoseok-a, gomawo," ucapnya. "Kerja bagus hari ini."

Hoseok yang sedang bermain gim, bergumam. Setelahnya dia berkata, "terima kasih atas apa?"

"Membereskan video dan pencarian namaku."

Hoseok menjawab tanpa melepas pandangannya dari layar ponsel, "bukan aku yang melakukannya. Saat aku menemui para broker, sudah ada perintah untuk menangani masalahmu."

"Benarkah? Ah, pasti Yoongi oppa," tebak Sohyun.

"Aninde. Yoongi baru tahu masalahmu beberapa saat yang lalu."

"Namjoon oppa?"

"Bukan! Tapi Park Jimin. Atas perintah Taehyung."

Sohyun menyemburkan air minum yang belum sampai tenggorokan. Dia menggosok telinganya sekali lagi. Merasa ada yang salah dengan pendengarannya.

"Iya, suamimu yang membereskannya. Kau harus berterima kasih padanya," ucap Hoseok enteng. Sohyun berdecih. Tidak semudah itu.

Pintu ruangan itu diketuk, lalu sekertaris Gong muncul dengan membawa beberapa bungkus makanan. Kemudian menyerahkannya pada Hoseok dan Sohyun. "Ini untuk jaksa terbaik selama dua tahun ini. Kim Sohyun gomsa-nim, fighting! Apapun yang para haters katakan, tenang saja, kau tetap terbaik di mataku," hiburnya.

Sohyun tersenyum simpul, "gomawo. Hm, tapi aku tak memesan bubur abalone."

Gong Seungyoon membenarkan letak kacamatanya. "Aku sudah bilang pada bibi kantin, tapi dia memaksa ingin memberikannya padamu. Katanya service."

Dahi Sohyun berkerut. Sejak kapan pihak kantin baik kepadanya? Namun sebuah kertas yang tertempel dibungkusnya memberi jawaban.

'Makanlah sesuatu yang hangat untuk mendapatkan barang-barang brandedmu kembali. Kim Taehyung'

Sohyun berdecih. "Apa pedulimu," gumamnya.






Hari ini Sohyun tak lembur. Selain karena demam, Hoseok dan Seungyoon memaksanya agak segera pulang lalu istirahat. Meski sidang Bryant ditunda, bukan berarti mereka bisa berleha-leha. Jika Sohyun sakit, kasus ini hanya akan tertunda lebih lama lagi. Membuat publik mempertanyakan kinerjanya. Sudah cukup ia mendapat serangan dari para fans gila itu.

Sebelum pulang, Hoseok membawakannya dua bungkus Samgyetang dan kimchi. Dia sudah protes kalau dua bungkus terlalu banyak untuknya, jawaban Hoseok justru membuatnya tak berselera makan. "Yang satu untuk kau bagi dengan suamimu. Belajarlah berterima kasih pada orang lain." Sohyun sudah mengeluarkan seribu satu ucapan untuk mendebat sang sahabat, tapi ucapan terakhir Hoseok membuatnya tak bisa berkata-kata.

"Kenapa kau bersikukuh menghindarinya, padahal dia suami sahmu. Apa kau takut akan menyukainya lagi?"

"Aku? Suka padanya? Ku pertaruhkan JR kalau aku menyukainya kali ini. Kau bisa mengambilnya."

"Benarkah? Kalau begitu berikan samgyetang ini. Buktikan bahwa sudah tak ada rasa lagi untuknya."

Gara-gara tantangan konyol Hoseok inilah Sohyun belum keluar dari JR, meski telah berada di depan flat. Waktu menunjukkan pukul enam. Ternyata sudah tiga puluh menit ia gunakan untuk merenung. Pikirannya sempat melayang pada beberapa tahun silam, lebih tepatnya di tahun pertama kuliahnya di Yale law of school, Amerika. Tahun di mana ia sempat menaruh rasa pada salah satu seniornya— Kim Taehyung. Namun hanya sementara. Rasa itu menghilang seiring mengetahui bawah lelaki itu adalah playboy yang suka meniduri banyak wanita.






My Princess ProsecutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang