22. Inheritance

1.9K 284 50
                                    

"Baiklah karena kalian sudah berkumpul. Mari membicarakan soal warisan." Tuan besar Kim memulai pembicaraan.

Sohyun hanya bisa membatin. Keluarga ini kaku sekali sih kalau masalah harta. Pantas saja terjadi persaingan sengit antara Taehyung dan Seokjin, tidak, sepertinya antara ayah mertuanya dengan ayah Seokjin juga. Sangat bertolak belakang dengan keluarganya. Ayah tirinya bahkan tak mau mengurus perusahan keluarga, justru dilimpahkan ke ibunya. Pun dengan dirinya dan Jungkook yang tak mau terjun ke dunia itu. Dan sekarang, terpaksalah kak Namjoon yang memegang kendali. Seandainya seluruh harta keluarga mereka jatuh ke kak Namjoon, dia dan Jungkook tak peduliㅡ selama mereka berdua masih terpenuhi kebutuhannyaㅡ yang tentu saja tak sedikit.

Dan satu lagi. Sohyun tak suka suasana tegang ini. Ditambah tatapan sinis dua wanita yang sekarang harus ia panggil bibi dan nenek.

Tuan besar Kim mengangguk. Kemudian sesorang pria yang Sohyun yakini sebagai sekertarisnya, mengambil dua buah amplop coklat. Masing-masing diberikan pada Taehyung dan Seokjin.

"Sesuai janji kami. Kami akan memberikan masing-masing separuh saham nenek kalian jika kalian sudah menikah. Yah, anggap saja itu hadiah pernikahan kalian."

Ah, jadi di dalam amplop itu ada saham. Sohyun jadi menerka-nerka, berapa ya nilainya.

"Selanjutnya..."

Sekertaris itu lalu mengambil dua paper bag tanpa merek. Masing-masing diberikan pada Sohyun dan Tzuyu.

Baik Sohyun dan Tzuyu sama-sama terkejut kala mengetahui isi dari paper bag itu adalah kalung berlian yang mereka yakini sangat mahal. Sohyun menelan salivanya. Dia tak salah, dua tahun lalu pernah mengincar kalung ini. Tapi dia harus menyerah karena terlalu mahal.

"Ini untuk kami?" Cicit Sohyun.

"Tidak perlu terkejut begitu." Nenek Jayoung mencemeeh. "Itu baru hadiah selamat datang. Ya kalau kalian segera memberi kami cucu, pasti akan kami beri lebih."

"Terima kasih banyak, nenek," ucap Tzuyu.

"Tentu saja. Untuk cucu menantu nenek yang cantik, apa yang tidak buatmu."

Sialan! Pilih kasih sekali.

Tapi tak apalah. Rasa kesal Sohyun sudah terobati dengan kalung mahal yang sekarang di tangannya.


"Masih tersisa dua tahun sebelum aku benar-benar pensiun." Kakek Kim melanjutkan. "Dan kami belum memutuskan, siapa yang akan mewarisi saham utama. Entah dibagi-bagi atau kami berikan utuh pada salah satu dari kalian, itu tergantung sikap dan keseriusan dalam bekerja. Yang jelas... Kami tak akan memberikannya pada seseorang yang hanya bisa berbuat masalah."

Pria tua itu menatap tajam pada Taehyung. Tak pelak membuat Seokjin dan ayahnya tersenyum remeh. Sementara ayah Taehyung hanya bisa berdehem. Melihat kondisi ini, hati Sohyun memanas. Mulai tidak suka jika suaminya dipandang sebelah mata.

"Dan satu lagi... Jika salah satu diantara kalian ternyata hanya pura-pura menikah,"

Glek. Sohyun menahan salivanya dengan susah.

"Atau bercerai," lanjut kakek Kim. "Kami akan menarik kembali semua pemberian yang telah kami berikan. Harus kalian ingat, tidak ada sejarahnya dalam keluarga Kim ini menikah dan bercerai sesuka hati."

Oh shit! Peraturan konyol macam apa ini? Jadi... Apakah dirinya harus terjebak dalam pernikahan konyol dan keluarga yang pamrih ini.


"Baik, kek. Kami mengerti," jawab Seokjin diiringi senyum yang sangat manis. Saking manisnya membuat Taehyung dan Sohyun ingin muntah.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita sudahi saja pertemuannya abeonim?" sela ibu Seokjin. "Kasihan pengantin baru ini. Pastinya mereka juga tidak ingin kalah, segera memberikan cicit untuk kalian."

My Princess ProsecutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang