19. A punishment

3.3K 286 27
                                    

"Kim— sohyun," gumam Taehyung dalam ketidaksadarannya.

Membuat wanita yang baru saja melepas sepatunya tercenung. "Apa tadi dia bilang?" Tanyanya pada seorang pelayan wanita yang hendak membantunya mengganti pakaian Taehyung.

Pelayan itu menggaruk tengkuknya, "Maaf Nona, saya tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Tapi saya rasa— tuan muda menyebut nama seseorang."

Mata wanita itu— Sohyun— mengerling. "Iyakah?"

"Hn, kau bisa pergi," usirnya pada sang pelayan.

"Ye?"

"Biar aku yang mengganti pakaiannya," katanya sambil merebut jubah mandi yang pelayan itu bawa. Tak rela jika tubuh suaminya dilihat wanita lain.

"Tapi?"

"Kau tahu letak pintunya 'kan?"




Seperginya si pelayan, Sohyun mulai membuka satu persatu kancing kemeja hitam Taehyung. Toh, ini bukan pertama kalinya melihat tubuh pria itu topless.

Sial! Lagi-lagi perut sedikit buncit Taehyung menarik perhatiannya. Membuat dirinya gemas ingin mencubit. Setelahnya, Sohyun membuka pengait celana kain pria itu, menurunkan resleting, lalu menariknya hingga menyisakan celana boxer hitam bermerek. Sebelum memakaikan jubah mandi, Sohyun mengelap beberapa bagian tubuh Taehyung yang masih basah dengan handuk.



Sohyun baru saja akan beranjak saat mendengar Taehyung kembali bergumam tidak jelas. Satu hal yang terdengar pasti, pria itu menyebut namanya.

"Apa dia punya kebiasaan tidur sambil bicara? Ck, dasar aneh!"

"Miiiaann,"

Sohyun mematung. Berbalik untuk menatap Taehyung. Matanya masih terpejam. Muncul kerutan-kerutan halus di dahinya.

Ada yang aneh dengan diri Sohyun. Sungguh. Bukannya mengabaikan, ia justru berjalan mendekat, mendudukkan dirinya di sisi ranjang, lalu jemarinya mengusap dahi Taehyung untuk menghilangkan kerutan-kerutan halusnya.

Bohong kalau dirinya tidak terpukau dengan ketampanan pria yang telah berstatus suaminya itu. Sudah pernah dengar kan, kalau dirinya pernah menaruh rasa pada pria ini— dulu— dulu sekali. Dan bagai jatuh di lubang yang sama, Sohyun kembali merasakan debaran itu.

Andai saja, waktu itu mereka bertemu dengan cara yang baik. Sohyun hanya bisa berandai-andai.

Sialan! Kenapa jadi terbawa perasaan begini?

Usapan Sohyun turun dari dahi, ke hidung mancung Taehyung. Lalu menuju pipinya, rahangnya, bibirnya yang sedikit pucat, dan terakhir dadanya— merasakan degup jantung yang ia rasa seksi itu.

Sohyun jadi teringat kejadian di villa waktu itu. Waktu dimana dengan jelas, ia bisa mendengar degup jantung Taehyung. Sungguh, dia kira saat itu sedang bermimpi. Padahal sudah lama ia tak pernah memimpikan Taehyung. Nyatanya, pria itu memang sedang berbaring di sisinya.

Hidup memang penuh misteri, di saat dirinya sudah tak berharap, justru sekarang malah Taehyung menjadi suaminya.



Ponsel Taehyung berdering. Membawa Sohyun ke masa kini. Meraih benda itu, ekspresi Sohyun berubah mengeras sebelum akhirnya menolak panggilan dan bahkan menonaktifkannya.

Chou Tzuyu, sialan!

Hatinya terasa terbakar jika mengingat kejadian di pinggir kolam barusan. Matanya langsung tertuju pada bibir Taehyung— bibir yang dia gunakan untuk mencium wanita selain dirinya.

Amarah menguasai hati dan pikiran Sohyun.

"Brengsek," umpatnya sebelum menunduk, lalu mencium bibir Taehyung. Bibir itu, dia ingin menghilangkan bekas bibir wanita tadi. Kedua tangannya berada di rahang Taehyung. Mengemut bibir pucat itu atas bawah dan sesekali menjilatnya dengan lidah. Jantungnya memompa lebih cepat karena desakan emosi.

My Princess ProsecutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang