Demi apapun, Kim Sohyun sangat berharap tak akan pernah bertemu dengan Taehyung lagi. Sepanjang perjalanan dari kantor Kim's Paradise hingga kantor kejaksaan, Sohyun nyaris tidak bisa memikirkan apa-apa lagi selain kejadian barusan. Bahkan omelan Hoseok tentang keputusannya yang tiba-tiba- belum sempat mendapat barang bukti yang kuat, hanya lewat di telinga kanannya lalu keluar dari telingan kiri. Sama sekali tak terlintas di otaknya.
"Ah, bajingan," erang Sohyun.
"Nah, apa ku bilang. Kim Taehyung memang bajingan licik, makanya kita harus segera menangkapnya sebelum dia berhasil kabur lagi." Hoseok menanggapi.
Sohyun berjalan cepat menuju kantornya, disusul Hoseok. Dalam benak Sohyun, sungguh dia merasa marah sekaligus malu atas dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia terbuai lelaki buaya itu hingga lupa daratan. Dan yang lebih bodoh, dia sempat berharap mendapat sentuhan yang lebih. Sialan! Ah, apa yang harus dia lakukan saat bertemu dengannya nanti?
Baru membuka pintu ruangannya, sekertaris Gong memberitahu dirinya agar pergi ke ruangan jaksa Lee.
"Apa yang terjadi? Penggeledahannya berjalan lancar kan?" Tanya sekertaris Gong pada Hoseok.
Hoseok mengangkat bahunya. "Ku pikir semuanya lancar. Tapi entahlah bagi si Princess. Dia terlihat kacau setelah pergi dari sana..."
"... Aku tidak peduli. Lebih baik aku menonton ulang drama yang ku lewatkan semalam."
Kondisi Taehyung tak kalah kacaunya. Bukannya segera membereskan ruangan, dia justru minum minumam beralkohol di sofa. Minum di siang bolong adalah salah satu kebiasaannya ketika sedang tertekan.
"Ada apa dengan bosmu itu," sindir Jimin.
"Entahlah."
Keduanya, Jimin dan Joy— yang membereskan ruangan Taehyung. Menurut Taehyung, itu hukuman untuk keduanya karena terlambat datang ke kantor— terlambat menghentikan penggeledahan dari kejaksaan. Mereka terlambat karena bercinta sebelum berangkat ke kantor. Hal itu tentu saja menambah daftar kekesalan Taehyung.
Taehyung mengerang. Pikirannya masih belum lepas dari kejadian barusan. Mengingat Kim Sohyun berada di atas meja kerjanya membuat dirinya kembali bergairah. Sialan, gadis galak seperti itu ternyata bisa membuatnya berapi-apa seperti ini. Rambut dan tubuh Sohyun ternyata sangat wangi dan lembut. Ukuran payudara dan pinggulnya yang pas semakin memperkaya khayalannya. Seandainya orang-orang dari kejaksaan dan Joy tidak datang pasti ia sudah mendapat kenikmatan itu...
"Sialan!"
"Kau kenapa?" Jimin menghampirinya setelah Joy pamit karena mendapat telpon dari pimpinan. Dia duduk di samping Taehyung. "Sejak penyihir itu keluar dari sini, kau bersikap aneh. Minum di siang bolong, bahkan mengeluarkan suara-suara aneh itu. Kenapa? Dia memakimu lagi?"
"Aniyo."
"Tunggu, jangan bilang dia menamparmu?" Duga Jimin.
"Eoh."
"Eoh? Benar? Heol, bagaimana bisa?"
"Aku menciumnya."
"What the fu— tunggu! kau berhasil menciumnya? Bagaimana rasanya?"
Taehyung mengingat-ingat. "Mwo- lumayan."
"Lumayan kau bilang? Hei, kau tidak akan sebegitu bernapsunya juga hanya lumayan. Dan dia tak akan menamparmu kalau bukan karena kau memaksanya."
Tepat sasaran. Ah, jadi ini sebab Taehyung bersikap aneh. Mungkin dia gagal menyalurkan hasratnya pada Sohyun.
"Aku hanya ingin bermain karena kesal— dia datang tak diundang saat aku bermesraan dengan Jeong Yeon. Tapi kemudian dia menciumku. Membangkitkan gairahku lagi. Lalu semua itu terjadi. Hah, sialan! Harusnya kalian tak datang tadi."
Ah, begitu rupanya.
Jimin terkekeh geli.
"Kau mau mati?" Ancam Taehyung.
"Jadi, kau akan menikahinya?"
"Mwo?"
"Bukankah dia wanita yang dikenalkan Yoongi kemarin. Apa kau punya kandidat lain selain dia?"
"Apa aku seputus asa itu?" Kekesalan dalam diri Taehyung berangsur turun. Kembali teringat dengan kencan buta yang tak berakhir mulus. Secara fisik, memang Kim Sohyun masuk dalam tipe idealnya. Sangat ideal malah. Tapi...
"Dia terlalu cerdas dan galak untuk menjadi istriku. Bisa-bisa dia mematikan petualangan seksku."
Jimin menegakkan punggungnya. Semakin tertarik mengikuti kisah cinta sang bos. "Lantas, apa rencanamu?"
Senyum evil di bibir Taehyung. "Aku akan bermain-main sebentar. Aku akan membuatnya tergila-gila padaku, bahkan memohon untuk ku masuki sebagai balasan penghinaannya selama ini."
"Okei. Semoga berhasil. Semoga bukan kau duluan yang bertekuk lutut padanya."
"Mwo— Yak! Kau ada dipihaknya?"
Jimin beringsut mundur. "Bukan begitu. Pihak yang terlalu bersemangat biasanya akan kehabisan energi duluan. Ini hanya pesan, kalau-kalau malah kau yang kalah duluan. Terlebih, utamakan pernikahanmu!"
Taehyung berdecih. Sampai kapan dia harus dihantui oleh pernikahan?
Sekedar informasi, ayah Taehyung marah besar saat mengetahui perusahaan Taehyung berhasil di geledah kejaksaan. Lagi-lagi dia menyalahkan ketidakbecusan Taehyung. Dia sudah muak dengan sang anak semata wayang. Sebagai punishment darinya, dia yang akan mengambil alih- menangani kasus ini dengan kejaksaan. Dan Taehyung harus terima dengan perjodohan yang telah ia atur.
Sudah diputuskan... Besok malam, lamaran akan dilaksanaan di kediaman keluarga si wanita. Taehyung mana punya pilihan lain?
Baiklah, Taehyung sudah memutuskan. Dia akan menuruti sang ayah- menikahi siapapun wanita itu sambil bermain-main dengan Kim Sohyun. Dia tak peduli dengan perasaan sang calon istri nantinya. Prioritas utamanya adalah mendapatkan Kim Sohyun— apapun yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess Prosecutor
Fiksi PenggemarBagi Kim Taehyung, Kim Sohyun- jaksa berumur 27 tahun itu memiliki wajah cantik dan body sexy yang sangat menarik untuk dilirik para lelaki, terutama lelaki hidung belang seperti dirinya. Dia; pandai, memiliki karir cemerlang, dan dari keluarga penj...