"Bagaimana malam pertamamu?"
Taehyung meraih bantal, lalu melemparkannya pada Park Jimin. Pengacara itu— Jimin terkekeh, membenarkan jubah mandinya sebelum mengambil tempat duduk di seberang. Mengambil jarak aman.
"Brengsek! Tertawalah sepuasmu!"
Jimin mengangkat kedua tangannya, "Sorry."
Taehyung melamum, lalu teringat kejadian pagi tadi. Padahal dia sangat berharap bisa menjumpai Sohyun sekali lagi— di atas ranjang. Sayangnya, sampai kepulangannya pun ia tak bisa melihat wajah judes itu. Rupanya wanita Kim itu kembali ke Seoul pagi buta tadi karena pekerjaannya, sementara dirinya masih tertidur di kamar karena mabuk semalam bersama kakak ipar dan sekertaris Park. Sebenci itukah Sohyun pada dirinya? Sepanjang perjalanan tadi hanya ia gunakan untuk berpikir; apa yang membuat wanita itu sangat membencinya? Ini tidak adil. Harusnya ia yang benci padanya.
"Shit," teriak Taehyung frustasi.
"Kamchagiya." Joy yang hendak bergabung mengelus dadanya. "Jangan salahkan kami. Ingat, kemarin sore aku mau memberitahumu kalau wanita itu Kim Sohyun, tapi kau malah menutup telepon."
"Itu karena desehan menjijikkan kalian," sergah Taehyung.
Joy dan Jimin hanya berpandangan sambil tersenyum malu-malu.
"Kenapa kalian selalu bercinta di tempat orang? Cari hotel atau ke rumah kalian sana!"
Entah kenapa Taehyung tiba-tiba sewot. Terutama urusan seks. Padahal sebelumnya dia biasa saja, bahkan saat melihat adegan live mereka. Membuat sepasang kekasih itu tak habis pikir.
"Hei, ayolah. Sebentar lagi kau kan akan tinggal bersama istrimu," goda Jimin.
"Tinggal bersama pantatmu. Dia bahkan tak mau melihatku...,"
Taehyung bangkit. "Pulanglah," ucapnya sambil berjalan menuju kamar, melepas satu persatu kancing kemejanya. Membuat tanda tanya besar di kepala Jimin dan Joy.Taehyung baru saja kesal karena tidak bertemu dengan wanita itu? Come on, padahal biasanya setelah dia bertemu wanita itu akan bersumpah serapah— tak akan pernah menemuinya.
Mengurungkan niatnya membuka knop pintu, Taehyung berbalik. "Kalian tidak bercinta di kamarku kan," ucapnya sambil melayangkan death glare.
"Tidak, tuan muda," jawab keduanya kompak.
"Oh, ya." Sekali lagi dia berbalik. "Jimin-a, selidiki semua hal tentang Sohyun dari sejak dia bayi hingga kemarin!"
"Kau gila?" Protes Jimin.
"Selidiki masa lalu hingga kebiasaan kecilnya. Terutama saat gadis itu kuliah di Amerika." Taehyung memberi diktatum.
Memasuki kamar, Taehyung tersenyum simpul. Teringat dengan ucapan sang kakak ipar semalam. "Kim Sohyun, dia hanya jual mahal padamu. Dulu, dia pernah menyukaimu."
Berbeda dengan Taehyung yang uring-uringan, emosi Sohyun cenderung stabil hari ini. Kalaupun ada hal yang membuatnya pusing— itu kasus yang sedang dikerjakannya. Kasus penggunaan narkoba seorang idol terkenal dan pengajuan penundaan putusan dari pengacara Oh Sehun. Oh Sehun, bedebah! Sudah jelas bukti yang ditunjukkannya di persidangan, masih berusaha membebaskan diri dari tuntutan.
"Gomsa-nim?" Tegur sekertaris Gong untuk yang ketiga kalinya. Bahkan ia harus mengetuk meja Sohyun.
"Hm?"
"Anda tidak makan siang?"
"Oh, sudah waktunya?" Sohyun melihat jam. Pukul dua belas lebih lima. "Kalian duluan." Ia mendesah, "pekerjaanku masih banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess Prosecutor
أدب الهواةBagi Kim Taehyung, Kim Sohyun- jaksa berumur 27 tahun itu memiliki wajah cantik dan body sexy yang sangat menarik untuk dilirik para lelaki, terutama lelaki hidung belang seperti dirinya. Dia; pandai, memiliki karir cemerlang, dan dari keluarga penj...