17. Tae's Decision

2.6K 316 13
                                    

"Bukannya Tae Oh Group milik si brengsek Sehun?"

"Sialan," umpat Taehyung.

"Maaf, jam ku tertinggal." Dia berlari masuk ke dalam bar lagi. Diikuti Jimin dan Joy. Meskipun dihalang-halangi oleh beberapa pria, Taehyung akhirnya bisa menemukan keberadaan Sohyun. Dan benar saja, perempuan itu di serang sekumpulan orang, bahkan posisinya saat ini— hampir dilecehkan. Dipegangi dua orang pria, sementara satu orang pria mencoba merobek gaunnya.

"Siapa kalian?"

Kedatangan Taehyung, Jimin, dan Joy disadari mereka. Baku hantam pun tak terelakkan. Memanfaatkan keributan yang terjadi, Sohyun menendang kemaluan pria di depannya, lalu memlintir tangan kedua orang yang memeganginya.

Bagaikan aktor laga dalam sebuah film, mereka berempat berkumpul di tengah. Saling membelakangi. Menghadapi puluhan pria berbadan kekar yang siap menerkam mereka.

"Penjelasannya nanti saja, kita harus kabur dari sini," kata Sohyun.

"Bagaimana dengan polisi? Mereka datang kan?" Tanya Jimin.

"Tidak. Aku dijebak. Kita harus segera kabur sebelum makin banyak yang datang."

"Dimengerti. Jimin, kita harus menghalau. Sementara kalian berdua di depan," perintahnya pada Sohyun dan Joy. "Dalam hitungan tiga..."

"Tiga!"

Mereka bertukar posisi. Jimin dan Taehyung berada di belakang, membalas pukulan-pukulan yang mencoba menghalangi kepergian mereka. Sementara Sohyun dan Joy di depan, mencari celah agar bisa kabur. Untungnya baik Sohyun dan Joy memiliki keterampilan bela diri. Sohyun tak memiliki keahlian bela diri khusus, namun dia sudah dilatih untuk pertarungan. Sementara Joy adalah pemegang sabuk hitam taekwondo dan menguasai keahlian pedang.

Mereka mengumpat karena semakin banyak preman yang datang, padahal perjalan mereka masih jauh.

"Bedebah sialan!" Sohyun akhirnya merobek gaunnya agar lebih leluasa bergerak. Beruntung sobekan gaunnya bisa menjadi tali untuk senjata. Namun ketika Sohyun tengah melilit leher lawannya dengan tali tersebut, dari belakang seorang pria menyerangnya. Menjambak rambut Sohyun dan melemparkannya hingga menubruk meja. Taehyung yang melihat langsung menendang perut pria yang telah menyerang Sohyun.

"Kau baik-baik saja?"

Taehyung menarik Sohyun— membantu berdiri. Sohyun mengangguk. Keduanya kembali bertarung. Dan saat itu, seseorang melukai lengan Taehyung dengan pisau.

Hampir kewalahan, Joy dan Jimin melihat ke arah benda yang sama. Saling memahami pikiran masing-masing, Jimin mengangguk memberi persetujuan. Joy akhirnya berlari, menuju tombol alarm kebakaran dan membunyikannya. Alarm berbunyi nyaring dan di beberapa titik menyemprotkan air secara otomatis. Seharusnya bunyi alarm itu sampai ke gedung sebelah dan otomatis menghubungkannya dengan pihak pemadam kebakaran. Jika perkelahian mereka diketahui, pasti akan mengundang keributan yang lebih besar. Kini lawan mereka kebingungan untuk mematikan alarm dan beberapa memilih kabur. Maka kesempatan itu digunakan Taehyung dan kawan-kawan untuk kabur.








Turun di dari taxi, Sohyun dan Taehyung sampai di depan apartemen. Terpaksa meninggalkan mobil mereka saking paniknya untuk kabur. Mereka tak memperdulikan beberapa pasang mata yang menganggap keduanya aneh. Pakaian basah, baju dan rambut yang acak-acakkan, bahkan Sohyun bertelanjang kaki sambil menenteng sepatu hak tingginya.

Kecanggungan melanda keduanya. Tak ada percakapan sampai tiba di depan pintu flat Taehyung. Saat Taehyung hendak berpamitan, Sohyun justru menariknya masuk ke dalam flat miliknya.

Taehyung mulai berpikir macam-macam, apalagi ketika Sohyun memintanya untuk melepas jaket.

"Yak, aku tidak tahu bahwa istriku bisa seagresif ini," gumam Taehyung saat Sohyun membantunya melepas jaket. Namun bukan cumbuan panas atau hal memabukkan lain yang dia dapat, alih-alih merasakan perih dan ngilu di bagian lengan kirinya.

My Princess ProsecutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang