23. Our enemy

1.9K 290 33
                                    

Kim Taehyung harus menjalani rutinitasnya kembali. Menjadi bos di perusahaan cabang dengan sedikit karyawan, kecil pula. Tak ada masalah besar, saingan berat, tantangan, ah membosankan. Saking bosannya puluhan game yang ia installㅡsudah ia mainkan. Dulu dia pikir, banyak bekerja membuatnya penat. Makanya dia butuh pelampiasan; tidur dengan para wanita, salah satunya. Namun sekarang ia merasa bahwa tak bekerja justru membuatnya semakin stress.

Dia menghela napas. Mengecek kembali aplikasi pengiriman pesan. Belum ada balasan dari wanita itu. Terakhir dia membalas pesannya kemarin, itu pun hanya bilang, "Aku sibuk. Jangan ganggu aku."

Sialan memang! Ah, Taehyung merindukannyaㅡkehangatan wanita itu.

Kim Sohyun, Kim Sohyun, Kim Sohyun. Wanita itu telah berhasil menjungkir balikkan perasaannya. Benar-benar kisah klise. Dia jadi berpikir, punya dosa apa di masa lalu hingga jatuh pada wanita kejam itu?

Kalau Joy bilang sih, itu karma untuknya karena telah mempermainkan banyak wanita.

Benarkah? Ahh, tetap saja... Kenapa harus pada Kim Sohyun. Jangan-jangan dia itu sungguhan penyihir dan telah mengguna-gunainya?


"Oi!" Teriakan kencang Jimin membuatnya terjungkal dari kursi. Kaki yang sebelumnya dia letakkan di atas meja sampai jatuh. Hampir saja bokongnya mencium lantai yang dinginnya setara dengan sikap Sohyun.

"Brengsek, masuk ke ruanganku tanpa permisi! Mentang-mentang aku bukan lagi bosmu," sembur Taehyung sambil memperbaiki posisi duduknya.

Jimin menyembik. "Enak saja! Hampir sepuluh kali aku memanggilmu. Kerasukan setan bisu, kau?" Hardik sang pengacara tak kalah kesal.

"Ada apa," ketus Taehyung. "Kalau tidak penting, pulang saja." Moodnya terlanjur rusak.

"Ck! Padahal aku mau memberitahu info penting."

"Ya sudah, tinggal bilang."

"Tidak di sini. Ayo ke apartemenmu!"

"Malas," desah Taehyung. Sungguh Taehyung sedang malas; malas bekerja; malas berjalan; bahkan malas bergerak.

"Yakin?" Ulang Jimin. "Padahal ada Sohyun."

"Apa? Kim Sohyun? Di apartemenku?"

Jimin bertolak. Tak mau menjawab pertanyaan sang bos.

"Hei, Park sialan mesum! Apa yang mau kau lakukan pada istriku?!"







"Brengsek! Kau menipuku," sergah Taehyung begitu sampai di apartemen mewahnya. Hal pertama yang dia cari adalah presensi Sohyun. Nyatanya hanya ada Joy yang tengah memasak untuk makan malam. "Mana Sohyunku?"

Jimin dam Joy cengo.

"Sejak kapan dia jadi Sohyun mu," sindir Jimin.

Joy tertawa terbahak, lalu menatap Jimin. "Aku menang. Apa ku bilang, Taehyung pasti lebih dulu jatuh cinta pada Sohyun." Jimin hanya berdecih.

"Brengsek! Kalian menjadikanku taruhan? Lagian siapa juga yang jatuh cinta pada penyihir itu? Kadal gurun bahkan lebih manis daripada dirinya."

Taehyung kesal. Sangat kesal hari ini. Dia memilih pergi ke kamarnya, mengabaikan tawa dan ejekan yang kedua sahabatnya itu berikan. Namun baru membuka knop pintu, matanya membulat. Saking terkejutnya, dia bahkan kembali menutup pintu. Berpikir, bahwa dirinya telah salah kamar. Menatap Joy dan Jimin, meminta penjelasan.

"Diㅡdia?"

Pintu kembali terbuka. Menampilkan sosok wanita dengan tanktop hitam dan celana jeans pendek berwarna abu-abu. Sungguh menggoda iman pria. Jimin bahkan langsung memalingkan pandangannya, nyengir ke arah sang kekasih sambil memberikan tanda v dengan dua jarinya.

My Princess ProsecutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang