Bab 1

5.8K 201 1
                                    

"Dia itu anak pembawa sial, harusnya kamu nurutin aku dari dulu buat buang dia"

"ya Tuhan, dia itu anak kamu mas. Dia butuh kita. Butuh kasih sayang kita sama seperti kakak-kaknya"

"coba kalau tadi dia gak ikut acara tadi semua orang bakal gak ngomongin kita, tender aku juga bakal gol"

"Itu bukan salah Syifa, itu karna kamu yang gak bisa menangin client kamu itu"

"jadi kamu nyalahin aku wi? Selama ini kita nikah. Selama pacaran pun kamu gak pernah bantah aku. Karna anak sialan itu kamu ngomong gak sopan" dengan nada tinggi Herman

Dengan air mata yang terus turun dewi berusaha untuk tenang, ia sadar sebagai seorang ibu yang memiliki 'anak istimewa' ia harus memberi kasih sayang bukan malah membuang anaknya.

"aku mau kita cerai mas" kata Dewi

"APA?!!!" Bentak herman

"Kamu pilih kita cerai wi? Katakan.. Katakan sekali lagi keinginan mu itu Wi!" sambil mencekal pegelangan tangan Dewi dengan keras

"AKU MAU KITA CERAI MAS, AKU SEORANG IBU, AKU YANG NGELAHIRIN SYIFA. EMANG SYIFA BEDA DARI KAKAK-KAKAKNYA TAPI BUKAN BERARTI KITA BUANG DIA. KITA ORANG TUA. HARUSNYA KAMU TAU ITU, TAPI KAMU HANYALAH KAMU YANG EGOIS. ORANG TUA KAMU JUGA GAK PEDULI SAMA SYIFA. LEBIH BAIK KITA CERAI" Dengan nada tinggi dewi dan menghentakkan cekalan tangan dari herman

"Baik, kalau itu mau kamu. Tapi lihat kamu bakal nyesel mempertahankan anak sialan itu"

"seharusnya dulu kita gak usah punya anak lagi. Rafi dan Radit sudah cukup" tambahnya lalu berlalu keluar kamar

Radit dan Rafi sedari tadi mendengar percakapan kedua orang tuanya hanya menangis sambil berpelukan karena sebelumnya orang tuanya tidak pernah seperti itu.

Salahkah bila berbeda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang