Bab XII. New Rules

569 81 114
                                    

"Kalau bisa, kalian mengikuti saran mereka. Pergilah dengan segera sebelum Greta sadar kalian menghilang," nasihat Aiko pada Leona dan Kai setelah pertemuan mereka dengan Profesor Al, Profesor Jenny, dan Profesor Jeem. Kini, mereka berada di pintu keluar Zeindar.

Kai mengangguk pelan dan bertanya, "Kau tidak ikut?"

Aiko menggeleng. "Aku harus menjenguk Seo Byul sekarang."

"Oh, ya, ngomong-ngomong dia ke mana? Tadi sebelum aku dipanggil, Greta mengatakan bahwa Seo Byul menyampaikan pesannya dengan baik. Apa maksudnya?" tanya Leona.

"Seo Byul tadi kembali ke sekolah untuk mengambil catatan penyihirnya. Dia hanya kembali sebentar lalu pulang. Kondisinya sedang tidak stabil. Ia terus menerus merasa kelelahan," jelas Aiko.

Leona menunduk, turut bersedih untuk Seo Byul. Karena dirinya, Seo Byul melindunginya dari bangsa Kegelapan yang menyerang malam itu. Kekuatan yang dikeluarkan Seo Byul malam itu sangatlah besar.

Kai menepuk pundak Leona. "Tidak usah cemas. Dia akan baik-baik saja."

Leona mengangguk pelan. "Baiklah."

"Dari sini, kau sudah hapal jalannya, 'kan?" tanya Aiko memastikan.

"Tentu saja. Hati-hati, Aiko. Mungkin malam ini tidak terlalu bersahabat," kata Kai.

"Ya, kalian berdua juga hati-hati," ucap Aiko.

"Terima kasih." Leona tersenyum kecil.

Mereka berpisah di situ. Aiko pergi ke rumah Seo Byul sementara Kai dan Leona kembali ke sekolah. Selama perjalanan, hanya ada suara hembusan angin tanpa suara dari dua orang itu. Keduanya tampak sibuk dengan pikiran masing-masing dan entah kenapa, Leona merasa canggung dengan keadaan sekarang.

Gadis itu memberanikan diri menatap Kai. Tatapan lelaki itu tajam dan teduh seperti biasa, membuat gadis manapun akan menjerit senang melihatnya. Namun karena merasa canggung, Leona tidak bisa berkata apapun. Belum lagi ucapan Nam Byul tadi tampak mengganggunya.

"Apa kalian yakin tidak memiliki perasaan apapun?"

Leona terdiam mengingat ucapan itu. Apaan, sih?! Kenapa aku kepikiran terus?! Namun ia kembali ingat dengan Aiko tadi. Ia sempat terkejut mendengar Kai memanggil nama kecil Aiko. Belum lagi mereka sering pergi diam-diam dan Leona yakin bukan sekali dua kali mereka ke Zeindar bersama.

Sejujurnya ia penasaran kenapa Kai menyembunyikan itu. Bisa saja Kai bercerita karena itu ada sangkut pautnya dengan dirinya dan juga yang lain. Apalagi soal Api Abadi Phoenix yang benar-benar melekat dengannya.

"Hmm, jadi kau benar-benar tidak pergi bersama Ken?" tanya Kai pelan.

Leona tersentak, karena sedari tadi, ia melamun memikirkan hubungan Kai dan Aiko yang tampak misterius. Ia menyengir guna menyingkirkan kegugupannya. "Eh, tidak! Aku baru saja selesai dari ruang kepala sekolah."

"Dan bagaimana kau bisa mengikutiku?" tanya Kai datar.

Leona terkejut, lagi. "Ah, itu--hmm... ak-aku melihatmu pergi. Aku penasaran jadi, aku mengikutimu."

Kai diam, tidak menjawab. Namun tatapannya mengeras membuat Leona sempat merinding. Kenapa dia memasang pandangan seperti itu?

"Kenapa tidak kembali saja ke asrama?" tanya Kai.

"Bukankah aku sudah menjawab? Aku penasaran." Leona menjawab seadanya.

Kai melirik Leona sejenak lalu mengangguk pelan. "Baiklah, lalu kau sudah makan?"

Leona mengangguk. "Ya, sudah. Kau juga, 'kan?"

"Tentu saja sudah." Kai menjawab cepat.

Leona hanya diam, bingung. Entah kenapa nada Kai tidak seperti biasanya yang hangat. Ia kenal Kai yang ini, dia adalah Kai yang dingin. Entah kenapa, ia merasa Kai berubah semenjak merahasiakan sesuatu.

Loctus : The Owner Of The Fire - [4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang