Bab XIII. Underground Group

577 79 112
                                    

Hampir semuanya tertegun melihat kedatangan Seo Byul di sana. Ia berdiri di depan Leona dengan tatapan marah tertuju pada Kai. Tak lama kemudian, Caroline dan Eno masuk. Mereka mengernyit bingung kenapa keadaan seperti ini.

"Ada apa?" tanya Eno, melihat Leona terduduk.

Seo Byul masih menatap Kai tajam. "Jadi, sebaiknya kita mulai dengan bicara baik-baik, ya?"

Kai berdiri, balik menatap Seo Byul tajam. "Kenapa kau seperti ini?"

"Ya, bukan sepenuhnya salah Leona. Walau dia salah, tidak seharusnya kau berlebihan," ucap Seo Byul sambil menyedekapkan kedua tangannya. "Kita tidak punya opsi yang lebih baik selain menjadikan Leona tuan Api Abadi Phoenix."

"Apa?" Kai tampak terkejut.

"Kenapa?" tanya Amanda.

"Jika bangsa Kegelapan mendapatkannya, yang ada hanya akan kesengsaraan. Api itu akan membuat sengsara jika di tangan yang salah. Itu kenapa, entah bagaimana jadinya, api itu harus di pihak kita," jelas Seo Byul.

"Ya, kemarin ada rapat antara kami dengan para pemimpin bangsa. Jadi, kami setuju. Namun, bukan berarti kami menyetujui Greta," ujar Caroline menjelaskan lagi.

"Tidak salah, Greta Hubert antek bangsa Kegelapan. Jika dia memang berencana mendapatkan kekuatan api itu lewat Leona, kami yakin dia akan mencoba mempengaruhi Leona," ucap Eno lalu maju dan membantu Leona berdiri.

Seo Byul pun maju lalu menghela napas. "Karena itu, kita biarkan api itu dan Leona menyatu. Mungkin sulit, tapi sebaiknya kita coba. Akan kami bantu."

Leona balas menatap Seo Byul. "Terima kasih kau mendukungku. Aku juga punya keputusan itu sejak awal. Namun, tetap saja, bagaimana dengan Greta?"

"Kami sudah memperhitungkan dia akan memaksamu. Kini, kau perlu menurutinya dan mendapatkan api itu. Setelah itu, kau gunakan api itu untuk melawannya!" kata Seo Byul.

"Ya! Lalu kita semua--seluruh Achler--akan melawan!" Eno berseru.

"Seluruh Achler?" Arie mengulang.

Tony memiringkan kepalanya. "Bagaimana caranya membawa pasukan Achler kemari? Itu mencolok!"

"Belum lagi nenek lampir itu memiliki pengikut di mana-mana dan akan melindunginya," sahut Amanda.

"Benar. Bisa-bisa mereka kabur atau sudah mempersiapkan perangkap!" ucap Vinnie.

Ketiganya tersenyum kecil, seolah sudah memiliki perencanaan matang.

"Siapa yang bilang pasukan Achler luar?" tanya Caroline.

"Kita akan menggunakan Achler dari dalam sekolah sendiri tentu saja!" sahut Seo Byul seketika membuat mereka melongo.

"Ya-yang benar saja!" Leona terkejut.

"Kalian gila, ya? Mereka masih biru seperti bayi!" kata Kai tampak tidak setuju.

Seo Byul menghela napas. "Iya, aku tahu. Bahkan ada peraturan baru. Semua senjata diserahkan, 'kan? Dan kalian hanya mendapat teori selama pelajaran yang hubungannya dengan pertarungan?"

Amanda mengangguk. "Benar."

"Kita manfaatkan situasi itu. Kita akan mengajari semua anak di sekolah ini cara bertarung dalam pedang, panahan, dan juga bela diri. Biarkan mereka menemukan kelebihan mereka lalu kita kembangkan!" ucap Seo Byul.

"Ya! Kita latih mereka jika seandainya Greta tidak mau," kata Eno, melanjutkan perkataan Seo Byul.

Vinnie yang sedari tadi diam, berkata, "Jadi... maksud kalian adalah, organisasi bawah tanah?"

Loctus : The Owner Of The Fire - [4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang