Bab XXXVII. Fire And Ice

429 64 164
                                    

Para griffin mendarat di atas bukit dekat Gua Thelzo. Para Lachlers dan juga penyihir sudah tiba sejak tadi dan masih menunggu kedatangan Leona. Mereka menunggu di bukit agar bisa melihat desa juga mulut Gua Thelzo. Saat ini, mulut guanya aman.

"Sekarang, kita menunggu?" tanya Arie.

"Mereka tidak akan menyerang desa itu, 'kan?" Kai menunjuk desa di bawah bukit.

Aiko dan Seo Byul hanya terdiam. Tampaknya mereka memang tidak tahu apakah nanti Greta akan menyerang desa itu atau tidak. Kai menghela napas, merasakan firasat tak enak.

"Kami mau ke hutan sebentar, memberikan ramuan ini. Sebenarnya ini penangkal ramuan Greta yang diberikan pada Leona dan hewan-hewan di sini," ujar Aiko.

Amanda menyipitkan mata. "Lalu, kenapa tidak kau gunakan itu pada Leona?"

Keduanya menggeleng. "Tidak mempan. Kalau sudah begini, Kai yang bisa melakukannya. Percuma kalau kami, karena kekuatan apinya hanya akan melindungi dirinya. Tapi kalau Kai, ia satu-satunya yang bisa menembus kekuatan Leona."

Kai menarik napas panjang. "Baiklah, aku sudah siap."

Tony dan Arie tersenyum, lantas menepuk pundak Kai. Tiba-tiba, perhatian Kai tertuju pada sebuah kuda yang ditumpangi Greta dan Leona yang tiba di desa. Mereka sudah tiba di desa itu dan Leona menutupi dirinya dengan sebuah tudung.

"Oke, mereka datang!" kata Kai.

Amanda dan Vinnie ikut mendekat. Mereka melihat Greta dan Leona menunggangi kuda ke desa. Greta dibantu dengan seorang penjaga yang mengikuti mereka sejak awal. Kini, kelima Lachlers sedang menunggu langkah selanjutnya dari Greta.

Dari dalam hutan, Aiko dan Seo Byul berlari ke arah mereka dengan tergesa. Mereka tampak sangat panik sambil memanggil nama kelima Lachlers.

"Gawat! Mereka tidak ada! Hah! Tidak ada!" teriak Seo Byul lalu berhenti untuk mengatur napasnya.

Kai memegangi lengan Seo Byul. "Hei, ada apa?"

Napas mereka berdua terburu dan jelas ada sesuatu yang tidak beres. Tatapan Kai beralih pada Aiko yang juga kelelahan. "Ada apa?"

"Para... hewan! Mereka... tidak ada... di hutan!" kata Aiko dengan tersendat.

Mereka terkejut mendengarnya. "Tidak ada satu pun hewan di sana?" tanya Vinnie.

Seo Byul dan Aiko mengangguk. Kai terdiam, mencoba berpikir. Apa ini?! Kenapa tidak ada hewan? Apa akan terjadi sesuatu? Coba ingat lagi, Kai! Jenner dan anggota-anggotanya hanya berbicara soal Dark Area dan tidak dengan yang lain. Apa mungkin... ada sesuatu yang lain?

Kai mencoba untuk berpikir dan berjalan tempat tadi. Sambil mengamati Greta dan Leona, ia kembali berpikir. Kenapa Greta susah payah melewati desa kalau lewat hutan lebih cepat? Ia tidak mengerti dan ia tahu ada sesuatu yang terlewatkan.

Tiba-tiba saja, ledakan terjadi di bagian pinggir desa--tepatnya empat titik meledak--dan membuat semuanya panik. Sementara para Lachlers dan dua penyihir itu terkejut.

"Apa yang terjadi?!" tanya Seo Byul panik lalu mendekat.

Lalu, pasukan bangsa Kegelapan menyerang dari penjuru hutan, termasuk para hewan.
Mereka terdiam dan baru saja sadar jika Greta berencana melenyapkan desa di sana baru ia bisa ke Gua Thelzo.

"Mereka menyerang warga! Ledakan itu pasti ulah Leona!" kata Kai sambil berlari ke griffinnya. "Kita harus menghentikan mereka sekarang juga! Siapapun, beritahukan ini pada Eno dan Caroline! Kita harus mengantisipasinya!"

Seo Byul mengeluarkan sapunya. "Aku!"

Kai menaiki griffinnya. "Sisanya, ikut aku!"

Mereka pun membagi tugas. Para warga yang tak berdaya tersudut karena lahapan api yang dibuat Leona. Api buatan Leona langsung melahap tanpa ampun, membuat warga desa panik dan berlarian. Pasukan bangsa Kegelapan menyerang dan membunuh satu per satu warga. Para penjaga desa yang jumlahnya sedikit hanya bisa membantu tapi tak berbuat banyak. Mereka tidak akan bisa melawan pasukan sebanyak itu.

Loctus : The Owner Of The Fire - [4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang