pคrt 1

20.3K 841 96
                                    

hคrງคi Şคຖງ pēຖนliŞ ฯคh kคຟคຖ kคຟคຖ kน,วคຖງคຖ lนpค ง໐tē!il໐งฯ໐น

°

°

°

Tine mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya sejak tadi, menengok ke sana kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tine mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya sejak tadi, menengok ke sana kemari.

Belum juga ada yang datang,Tine mendesah kecewa. Bagaimana bisa temannya semenyebal kan ini memang menyebalkan sih,tapi hari ini lebih menyebalkan. Bayang kan saja Tine sudah duduk disini hampir dua jam tapi belum juga ada yang datang, kalau bukan karna terpaksa Tine tidak akan pernah mau.

Tine sudah lelah berada di sini.

Pluem, Khao dan Korn akhirnya datang dengan wajah cengengesan tanpa rasa bersalah tanpa dosa,hebat! Batin Tine.

"𝐊𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐡𝐚𝐡?!." Omel Tine dengan bibir di monyong kan,layak seekor bebek.

Pluem yang melihat bibir Tine di monyong monyong kan segera menyentil nya gemas, membuat Tine meringis kesakitan.

"Maaf,kami sewaktu kesini mendapat masalah." Ujar Pluem santai sambil menyantap kentang goreng milik Tine.

"Alasan saja."

"Yak!kami serius sialan." Omel Korn.

"Kami bertiga serius." Tine memutar bola matanya malas saat Khao mengatakan itu.

"Jelaskan apa masalah mu Tine." Celetuk Pluem.

"Benar, ceritakan apa masalah mu. Aku benar benar penasaran." Sambung Korn serta anggukkan Khao.

Tine menatap ke-tiga temannya yang sedang berada di depannya, ucapan yang di keluarkan pertama oleh Tine adalah sebuah desahan kekesalan.

"Sudah hampir sebulan wanita itu mengejar ku terus menerus,aku benar benar stres." Jelas Tine dengan nada kesalnya.

"Belum lagi anak laki laki itu,mengirimkan ku SMS terus menerus." Lanjut nya dengan mengacak rambutnya frustasi.

Rasanya Tine inggin menangis saja, kenapa begitu sulit hidupnya saat ini. Padahal Tine hanya ingin hidup tenang layaknya mahasiswa lain.

"Seharusnya kau menerima salah satunya." Saran Pluem benar benar tak bagus rupanya hingga membuat Tine melempar kan tatapan tajam ke arah nya.

"Kau mau ku bunuh?." Pluem menelan ludah nya dengan susah payah, Tine terlihat sangat galak hari ini.

"Lalu kau mau apa? mencarikan mu ide?ini harus di buat secara matang Tine." Ujar Pluem frustasi.

"Hey Tine,terima saja salah satunya. Aku setuju dengan saran Pluem tadi dari pada harus repot-repot seperti ini." Tine mengacak acak rambutnya frustasi. Pluem dan Korn sama sama menyebalkan rupanya.

𝙎𝙖𝙧𝙖𝙨𝙬𝙖𝙩 & 𝙏𝙞𝙣𝙚 🐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang