Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sarawat menatap tajam ke arah kekasihnya. Yang di tatap hanya memasang wajah datar.
"Ai Tine!jawab dengan jujur,kau kemarin ke fakultas kedokteran inggin selingkuh kan?."
Wajah Tine semakin datar.
"Aku harus sumpah serapah bagaimana lagi dengan mu Wat?."
Sarawat melempar pandangannya ke arah lapangan. Ia masih belum percaya dengan ucapan Tine. Rasanya Sarawat ingin memaki wanita itu,untung saja Green memberitahu nya. Jika tidak,sudah pasti Tine akan di ambil oleh nya.
Sarawat membuang nafasnya perlahan, setelah meneguk air mineral hingga tak tersisah. Ia senderkan kepalanya di bahu Tine yang begitu nyaman.
Tine hanya diam.
"Baiklah,kali ini aku akan memaafkan mu Tine,tapi jika kau bertemu dengannya lagi maka aku akan memberi mu pelajaran."
"Kau kira kau dosen?."
"Ai'Tine....!." Rengek Sarawat.
"Errr. Aku tidak akan mengulangi nya."
Sarawat tersenyum,"Berikan aku kecupan."
Tine yang mendengar nya langsung menjauhkan dirinya dari Sarawat.
"Kau gila?."
"Ini di luar Ai'Wat..." Katanya sekali lagi.
"Lagi pula lapangan sudah sepi Ai'Tine, jadi tidak ada yang melihat. Kalau pun ketahuan juga tidak papa,kau kan istriku." Jelas Sarawat sambil menaik turunkan alisnya.
"Sejak kapan aku jadi istri mu?."
"Sejakkk...aku memberi bekas di bibir mu."
Tine yang mendengar nya sedikit merinding, mengapa kekasihnya semakin hari semakin cabul sial.
Keheningan terjadi anatara mereka berdua,hingga salah satu memanggil.
"Tine..."
"Hm."
"Bisakah kau berjanji padaku?." Suara Sarawat berubah menjadi nada sendu.