Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sarawat duduk sendirian di motor tua, menunggu Tine yang masih memilih barang di minimarket. Ia pusing jika di tanya tanya pewangi, ia tak mengerti. Maklum saja,dari kecil selalu di buat manja oleh ibunya. Karna bisa dibilang Sarawat dari keluarga yang rich.
Itulah mengapa ia tidak bisa membereskan kamarnya.
Setelah menunggu beberapa menit, Tine datang membawa beberapa kantong minimarket yang berisikan pewangi.
Sarawat tersenyum,ia kira Tine tidak akan mau di suruh suruh.
"Kukira kau tidak akan mau di perintah." Ujar Sarawat yang segera meraih kantong tersebut.
"Demi Green!." Terang Tine sambil mengepalkan dua tangan,apapun akan ia lakukan. Demi Green, agar anak laki laki berjenis perempuan itu menjauhinya.
Sarawat menggeleng, lihatlah Tine saat ini. Dia seperti kelinci kecil di mata Sarawat.
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk bergegas pulang ke kamar asrama Sarawat.
Tine menyapu bersih kamar Sarawat umm ini tidak bisa di sebut sebagai 'kamar' melainkan sebagai gudang.
"Kita akan mulai dari mana tuan Sarawat?." Tanya Tine penuh sindiran.
"Seterah kau saja nyonya,aku akan mengikutinya." Balas Sarawat.
Tine melempar kan tatapan datarnya"Sudah ku bilang,dia seperti bayi besar menggemaskan jika sedang tidur tapi kalau sudah bangun sifat menjengkelkan nya muncul yang mampu membuat kesabaran orang habis." Gumam Tine pelan.
Sarawat tak menyadarinya.
Tine segera melakukan aksi bersih bersih yang sudah menjadi hobby baginya. Sarawat mengikuti arahan Tine.
Bagian terakhir nya adalah Tine menyemprotkan pemangku ke dalam ruangan ini, Sarawat tersenyum gembira. Ia bukan gembira karna pewangi melainkan gembira karna melihat Tine sedang menikmati aroma kamarnya.
Tine merebahkan tubuhnya kekasur Sarawat yang sudah ia bereskan,rasanya lelah.
Saraswat duduk di pinggirran kamar sambil menatap Tine.