hคrງคi Şคຖງ pēຖนliŞ ฯคh kคຟคຖ kคຟคຖ kน,วคຖງคຖ lนpค ง໐tē!il໐งฯ໐น
°
°
°
"Dasar menyusahkan, tinggal minta nomor telpon nya saja apa susahnya?pakai acara segala menyuruh ku untuk tidak sengaja menabrak nya sambil membawa kertas kertas lukisan yang super banya itu!." Omel sosok laki laki berwajah tampan.
"Lagi pula kenapa kau tidak meminta nya langsung saat di menabrak mu?."
Sedang kan yang di tanya hanya diam,ia malas untuk mengeluarkan suara nya.
"Ai! kebiasaan,jika di tanya selalu diam dengan wajah di datar kan layaknya triplek."
"Berhentilah mengoceh,kuping ku panas." Cibirnya.
"Ai!lama lama emosi ku semakin naik. Ambil kembali handphone milikmu."
Dan sang pemilik handphone menerima nya dengan senyuman mengembang.
"Cih!dasar Gilak!."
"Berisik!."
"Oh yah, jangan lupa teraktir aku minum oke!."
"Hm."
Pemuda tampan ini menggeleng tak percaya pada temannya. Jarang sekali manusia sialan ini tidak berani berbicara langsung pada seseorang.
"Aku jadi curiga pada mu Ai'Ohm!."
"Sutsss!berisik."
"Ai! orang ini,bisa kau kasih tau padaku kenapa kau tidak meminta nomor telpon langsung padanya?."
"Kau mau tahu?."
Tawan mengangguk
"Karna dia mengatakan bahwa dia sedang terburu-buru jadi aku tidak sempat meminta nomor nya,bodoh."
"Tapi kejadiannya, sama apa yang kulakukan padanya?dengan cara menabrak nya tidak sengaja???." Tanya Tawan penasaran.
"Hm."
"Dia tidak menyadari nya???."
"Hm."
"Ah syukur lah,aku takut jika dia menyadari nya." Tawan mengelus dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙖𝙧𝙖𝙨𝙬𝙖𝙩 & 𝙏𝙞𝙣𝙚 🐥
Random𝑰 𝒇𝒆𝒍𝒍 𝒊𝒏 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒂𝒓𝒎𝒔, 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘮𝘶,𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮𝘮𝘶,𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘣𝘪𝘣𝘪𝘳 𝘮𝘶...