pคrt 28

1.7K 167 19
                                    

hคrງคi Şคຖງ pēຖนliŞ ฯคh kคຟคຖ kคຟคຖ kน,วคຖງคຖ lนpค ง໐tē!il໐งฯ໐น

°

°

°

Tine menggabungkan kedua tangannya, kedua matanya terpejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tine menggabungkan kedua tangannya, kedua matanya terpejam. Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia berdoa pada Tuhan agar Sarawat dapat memenangkan pertandingan nya.

Karna hari ini adalah,hari dimana Sarawat benar benar membutuhkan dukungan penuh darinya.

Khao yang melihat nya tersenyum tipis.

Setelah mengucapkan permohonan, Tine menghembuskan nafasnya pelan pelan. Padahal bukan ia yang bertanding namun mengapa detak jantungnya tak karuan, perasaan nya benar benar tidak enak. Takut terjadi sesuatu pada Sarawat.

"Tenang saja Tine,kau tak perlu khawatir. Yang harus kau lakukan saat ini adalah mendukung Sarawat."

Tine mengangguk sambil mengigit bibir bawahnya.

Dari arah kiri Fans Sarawat Garis Keras sudah berteriak meneriaki nama kekasih nya. Suasana tempat duduk lapangan juga mulai di penuhi mahasiswa mahasiswi universitas.

Korn dan Pluem datang dengan tangan yang sudah di penuhi makanan ringan, beserta minumannya.

"Dari mana saja kau sialan?." Tanya Khao pada dua makhluk astral itu.

"Habis ke fakultas kedokteran,hehe." Jawab Pluem dengan polosnya.

"Ck. dasar bajingan." Cibir Khao.

"Aku benar benar tidak yakin Sarawat akan menang." Gumam Pluem yang langsung di lemparkan tatapan tajam oleh Khao.

Pluem tidak bermaksud mengatakan itu tapi pasal nya tim sepak bola Ohm sering melakukan kecurangan.

"Dasar kau bajingan Pluem,lihat wajah Tine. Ku rasa setelah pertandingan, kau akan babak belur oleh Tine." Celetuk Korn sambil cengengesan.

Pluem menelan ludahnya susah payah "Aku hanya bercanda sialan."

Tine menggeleng tidak percaya,mengapa teman temannya begitu menyebalkan dan juga bodoh.

Ohm dan Sarawat kini saling bertatapan dengan bola yang berada di tengah tanah sepak bola.

Mata mereka saling beradu kebencian.

"Ayo bertaruh,jika aku menang. Tine menjadi milik ku? bagaimana?."

Sarawat terkekeh mendengar nya "Jangan belajar gila bodoh,sampai mati pun aku tidak akan membiarkan Tine di miliki seseorang. Terutama kau!."

"Oh yah?kau yakin?."

"Tentu saja." Jawab Sarawat cepat.

Sarawat benar benar yakin bahwa Tine tidak akan pernah pergi dan akan selalu berada di sisinya.

𝙎𝙖𝙧𝙖𝙨𝙬𝙖𝙩 & 𝙏𝙞𝙣𝙚 🐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang