13

609 92 1
                                    


"Noona, kau kenapa?" Tanya Seungkwan kepadaku yang sedang memijat-mijat pelipisku.

"Pusing" Balasku.

"Mau istirahat dulu?" Tanyanya lagi dengan raut wajah khawatir.

"Tapi ini harus segera diselesaikan" Balasku sambil menunjuk rancangan busana yang menganggur di atas meja kerjaku.

"Gapapa noona, bisa dilanjut nanti, istirahat dulu saja"

Karena aku benar-benar merasa pusing, aku pun terpaksa menuruti perkataan Seungkwan. Memang beberapa hari terakhir aku merasa kurang sehat. Terkadang tadinya baik-baik saja tiba-tiba merasa pusing. Tidak hanya itu, semua hal yang aku kerjakan terasa sangat melelahkan sekarang. Aku sebenarnya sangat khawatir kalau aku terkena demam berdarah atau penyakit sejenis lainnya, tapi tidak pernah ada waktu untuk pergi ke dokter.

Setelah akhirnya sampai di kamarku, aku melemparkan tubuhku yang terasa lemas itu ke ranjang dan mencoba untuk tidur.

***

Aku dibangunkan oleh suara yang terus berbunyi dari dalam perutku. Aku baru sadar bahwa aku belum makan sejak kemarin malam.

Dan entah dari mana, tiba-tiba saja otak ku menangkap restoran seafood yang beberapa bulan lalu aku kunjungi bersama Jun. Makanan disana benar-benar enak, tidak ada yang tidak enak.

"Ah, aku sangat menginginkannya" Gumamku.

Sebegitu menginginkannya kah aku sampai-sampai kakiku membawaku ke ruangan Jun bekerja tidak mempedulikan seberapa banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan saat itu juga.

Cklek

Kedua kepala milik Jun dan Yina menoleh bersamaan kepada sumber suara pintu yang dibuka itu.

"Babe? tumben sekali kesini siang-siang begini" Ujar Jun yang terkejut melihat kedatanganku. Tanpa menjawab, aku segera berhambur menghampiri Jun dan memeluknya erat.

"Yatuhann, anak ini kenapaa, menggemaskan sekali." Ucapnya sambil menaruh beberapa lembar kertas yang  ia pegang sebelumnya dan membalas pelukanku.

"Lapaar" Balasku.

"Astaga lucunyaa. Makan dong sayang"

Aku pun langsung melepaskan pelukanku dan menatap Jun lekat.

"Kau ingat restoran seafood yang beberapa waktu lalu kita kunjungi?" Tanyaku. Jun mengangguk sebagai balasan.

"Ayo kesana." Ujarku.

"Sekarang??" Tanyanya. Aku mengangguk tidak sabar. Jun menoleh ke arah Yina yang sedaritadi menyaksikan semua yang kita lakukan kemudian menoleh lagi ke arah tumpukkan file yang aku yakin adalah pekerjaannya.

Aku masih menatap Jun, menunggu jawaban yang akan keluar dari mulutnya. Jun kemudian menatapku dan tersenyum.

"Apasih yang ngga buatmu." Ujarnya. Aku membulatkan kedua mataku senang.

"Let's go." Ujarnya lagi yang kemudian beranjak sambil menggenggam tanganku.

"Yina, tolong fotocopy file yang ada di meja saya. Habis itu istirahat dulu saja sama Seungkwan." Ucap Jun pada Yina.

"Siap bos. Terimakasih." Balasnya.

Kami pun keluar dari ruangan Jun.

Aku memeluk tangan kekar milik Jun sambil berjalan menuju mobil.

"Lagi manja nih yaa" Ujarnya. Aku hanya terkekeh mendengarnya.

"Sudah ayo lepas dulu sebentar, masuk dulu, nanti di mobil peluk lagi boleh." Ujarnya lagi. Aku pun memasuki mobil kami dan memasang sabuk pengaman.

Spring 2.0 • Junhui ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang