24

501 70 0
                                    

Disinilah kami sekarang. Di kota kecil nan cantik yang sudah lama kunantikan untuk berjumpa. Paris, si kota cinta.

Aku berjalan dengan senangnya bersama dengan pria yang ku cintai. Tanganku yang terus berada di dalam genggamannya terasa hangat dikala musim dingin seperti ini. Disuguhi dengan pemandangan dua insan yang sedang bercengkrama di depan kami. Siapa lagi kalau bukan Seungkwan dan Chan.

Aroma roti dan kopi yang terbawa oleh angin musim dingin terus menusuk indera penciumanku, sembari kami melewati tempat-tempat makan yang berjajar dengan rapi. Tak kusangka, aromanya saja dapat membuatku tergoda untuk menyicipinya.

"Jun," Panggilku. Jun pun menoleh ke arahku.

"Boleh mampir dulu tidak? Sepertinya enak." Ujarku sambil menunjuk ke arah toko roti di sekitarku.

"Hmm, boleh sih. Tapi nanti kita akan mengunjungi tempat makan yang menghadap langsung ke Menara Eiffel dan mereka punya roti-roti terbaik disini. Bagaimana?"

"Benarkah?? Kalau begitu nanti saja." Balasku. Jun pun tersenyum ke arahku dan mengusap kepalaku lembut.

Setelah kami berjalan kurang lebih 15 menit, kami pun sampai di tempat tujuan kami hari ini, Menara Eiffel.

"Seungkwan! Tolong ambilkan fotoku bersama Jun." Ucapku yang langsung memberikan kamera ku pada Seungkwan. Seungkwan pun menurut.

"1,2,3"

ckrek!

"1,2,3"

ckrek!

"Ayo sekarang kalian bersamaku. Jun tolong hehehe." Ujarku. Seungkwan pun memberikan kameranya pada Jun dan berjalan ke sebelahku, disusul dengan Chan.

***

Setelah mengambil cukup banyak foto dengan durasi yang lumayan singkat karena matahari sudah mulai tenggelam, Jun pun mengajak kami ke restoran yang sudah ia rencanakan itu.

Kami memesan makanan secukupnya dan tidak lupa juga memesan makanan penutup.

"Wah, lihatlah!" Ujarku sambil menunjuk ke arah Menara Eiffel yang terletak tepat di sebrang kami. Lampunya mulai menyala karena matahari sudah tenggelam sepenuhnya, memberikan kesan yang sangat romantis.

"Cantiknyaa." Ucap Chan melihat ke arah Menara Eiffel. Jun mengangguk menyetujui perkataan adiknya.

Tak lama kemudian, makanan pesanan kami pun datang. Kami yang sudah benar-benar lapar pun langsung menyantap makanan yang masih hangat itu.

***

"Let's go. Ini sudah mulai larut, besok kan kita akan ke Disneyland, harus fresh." Ujar Jun seusai membayar makanannya. Kami pun menurut dan bangkit meninggalkan tempat tersebut.

"Hyung, sebentar. Aku dan Seungkwan Hyung boleh foto-foto dulu gak? Sebentaaar saja." Tanya Chan. Jun melirik ke arahku untuk memastikan bahwa aku baik-baik saja kalau harus menunggu sebentar, aku pun mengangguk kepadanya.

"Baiklah, 15 menit ya paling lama. Kita tunggu disini." Ucap Jun. Mereka pun segera berlalu tidak ingin kehabisan waktu. Aku dan Jun pun mengambil tempat duduk di dekat situ yang menghadap langsung ke Menara Eiffel. Disitu, Jun merangkulku dan aku menyandarkan kepalaku ke pundaknya sambil sesekali mengusap buah hati yang ada di dalam kandunganku. Jun yang melihatku pun ikut mengusap perutku yang sudah membesar.

"Sayang, appa tidak sabar melihatmu lahir ke dunia ini. Nanti kalau kamu sudah lahir, appa akan mengajakmu jalan-jalan setiap akhir pekan. Appa juga akan membelikan makanan kesukaanmu nanti." Ujarnya di dekat perutku yang membuatku tersenyum. Aku mengelus rambutnya pelan.

"Kau akan menjadi appa terbaik di dunia, Jun." Ucapku. Ia tersenyum padaku.

Tak lama kemudian, Seungkwan dan Chan menghampiri kami. Kami pun pulang ke apartment tempat kami tinggal disana.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam, namun jiwaku tak kunjung memasuki alam mimpi. Sedangkan pria di sampingku sudah berlayar jauh di dalam sana. Aku pun bangkit dengan perlahan untuk membuatkan diriku susu cokelat hangat yang kubawa dari Korea.

Aku terduduk di depan pintu balkon yang tembus pandang sambil menyeruput susu cokelat hangat buatanku.

"Noona? Sedang apa disini?" Aku menoleh cepat ketika mendengar suara pria dari belakangku.

"Chan? Kau belum tidur?" Tanyaku balik. Ia menggeleng.

"Aku tidak bisa tidur." Ucapnya.

"Aku pun begitu. Buatkan dirimu susu cokelat hangat Chan, itu akan membantu. Kotaknya ada di dalam lemari sudah ku taruh." Balasku. Ia pun mengangguk dan menuruti saranku.

Tak lama, Chan menempatkan tempat duduk yang ada di sebelahku.

"Noona. Hyung itu seperti apa sih orangnya? Sampai bisa membuat perempuan seperti noona jatuh cinta sekali sama dia." Aku sedikit terkekeh mendengar pertanyaan seperti itu keluar dari mulutnya

"Well, Hyung mu itu benar-benar tau cara memperlakukan wanitanya. Kalau kata orang pria-pria idaman yang ada  di dalam drama Korea tidak ada di dunia nyata, pasti orang itu belum pernah bertemu dengan Jun. Katanya tidak ada orang yang sempurna di dunia ini, tapi aku bahkan tidak bisa menemukan satu kekurangan pun dari hyung-mu itu. Ia sesempurna itu sampai-sampai aku selalu berpikir apakah aku sudah cukup untuknya? Atau apakah ia juga bahagia bersamaku? Ya, begitulah dia. Aku selalu merasa sangat kurang untuknya." Jelasku panjang.

"Wah, aku tidak tau hyung sekeren itu. Maksudku aku tau dia pria yang baik, tapi aku tidak tau kalau dia benar-benar pria yang sempurna. Aku harus belajar banyak darinya!" Ujarnya.

"Just be yourself, Chan. Kau akan tau mana orang yang benar-benar mencintaimu dari bagaimana ia menerimamu sebagai dirimu sendiri."

"Terimakasih noona. Aku belajar banyak." Ucapnya. Aku pun mengacak-acak rambutnya.

"Yasudah, tidur gih. Besok kita akan bersenang-senang di Disneyland. Taruh saja cangkirmu di wastafel biar aku yang cuci." Ujarku. Ia pun menurutiku dan langsung pergi ke kamarnya.

Aku yang sudah mulai mengantuk pun bangkit dan kembali ke tempat tidur setelah mencuci cangkir bekasku dan Chan.

Aku mendaratkan kecupan lembut pada dahi Jun dan membenarkan selimutnya yang sedikit berantakan.

"Goodnight, Jun. Thanks for today." Ucapku sebelum memasuki alam mimpi.

Spring 2.0 • Junhui ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang