Author's POVWen Junhui, pria yang baru saja ditinggalkan oleh istrinya beberapa tahun lalu itu kini sudah bangkit kembali. Sekolahnya yang sempat di abaikannya waktu itu, kini sudah menjadi semakin sukses dan termasuk sebagai salahsatu sekolah seni terbaik di Korea Selatan.
Sekarang Jun tinggal bersama Seungkwan, Chan, dan buah hatinya, Bomi. Dan percaya atau tidak, kini Seungkwan sudah menjadi asisten Jun. Yang tadinya ia selalu saja bertentangan dengan pria itu, kini ia harus menuruti segala perintahnya. Walau begitu, Jun masih akan selalu menganggap Seungkwan sebagai adiknya.
Lalu bagaimana dengan Chan? Kini, Cafe yang dulu didirikan olehnya menjadi semakin sukses. Ia juga telah membangun beberapa cabang di beberapa tempat. Dan satu hal lagi yang perlu diketahui, ia sudah menemukan gadis impiannya yang kini adalah kekasihnya, Choi Soo Jin.
Soojin adalah sahabat dari kekasihnya Seungkwan yang bernama Song Ji won. Keduanya seringkali berkunjung ke kediaman Wen itu untuk bertemu dengan kekasihnya masing-masing. Jun tidak merasa keberatan dengan hal itu, hanya saja mereka selalu mengingatkannya kembali pada masa-masa dimana ia masih dapat melihat senyuman manis istrinya itu setiap hari.
***
"Appaa.. appaa.." Suara gadis kecil itu terdengar oleh Jun saat ia tengah melewati kamar tidur Bomi. Merasa terpanggil, Jun pun segera membuka pintu kamar tersebut dan menemukan buah hatinya masih terbangun dengan wajah ketakutan.
"Bomi-yaa? Ada apa, sayang? Kok belum tidur?" Tanya Jun khawatir dan langsung menghampiri Bomi. Tanpa menjawab, Bomi mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah dinding kamarnya yang dipenuhi oleh bayangan ranting pohon dari jendela. Melihat hal tersebut, Jun hanya tertawa kecil. Ia pun segera bangkit dan menutup jendela kamar gadis kecil itu.
"Sudah, tidak ada lagi kan? Itu hanya bayangan pohon, Bomi-yaa. Tidak perlu takut." Ucap Jun lembut sambil mengelus rambut hitam milik Bomi. Bomi pun memeluk ayahnya erat dan Jun balas memeluknya.
"Appa, boleh tolong bacakan salah satu cerita yang ada disana? Aku masih belum bisa tidur." Pinta Bomi. Jun pun tersenyum dan berjalan menuju rak buku milik Bomi. Ia pun mengambil satu buku dengan judul "Sang Putri dan Pangeran Kodok".
Jun pun menghampiri Bomi dan duduk di tempat tidurnya. Ia pun merangkul gadis kecilnya itu dan mulai membacakan cerita yang dipilihnya.
***
"Appa, kalau aku ingin bertemu dengan seorang pangeran, apakah aku harus menjadi kodok dulu?" Tanya Bomi dengan wajah polosnya setelah Jun menyelesaikan ceritanya.
"Hahaha. Tidak lah, sayang. Setiap orang mempunyai ceritanya masing-masing untuk menemukan pangeran maupun putrinya. Kau pun akan memiliki ceritamu sendiri nanti. Tapi sekarang jangan dulu dipikirkan, karena kau masih putri kecil milik appa." Jelas Jun kemudian mencolek hidung kecil milik Bomi dan membuat Bomi tertawa karenanya.
"Bagaimana appa menemukan eomma dulu?" Tanya Bomi. Jun pun tersenyum mendengarnya.
"Eomma-mu adalah gadis tercantik di sekolah appa waktu itu. Ia adalah gadis yang sangat pintar dan juga baik hati. Ia dapat merubah appa-mu yang tadinya nakal ini menjadi orang yang jauh lebih baik. Itulah yang membuat appa jatuh cinta padanya." Jelas Jun.
"Wah, eomma hebat sekali. Makasih ya eomma sudah merubah appa. Sekarang appa tidak nakal lagi." Ucap Bomi yang membuat Jun tertawa.
"Bomi-yaa. Suatu saat nanti kau akan menjadi wanita yang hebat seperti eomma." Ujar Jun.
"Benarkah??"
"Tentu saja. Tapi seorang wanita yang hebat tidak boleh tidur larut-larut, makanya kau harus tidur sekarang." Canda Jun sambil menggelitiki perut sang buah hati.
"Hahaha. Baiklah, appa. Aku akan tidur sekarang." Ujar Bomi.
"Goodnight, Wen Bomi. Mimpi indahlah, appa mencintaimu." Ucap Jun yang kemudian mencium kening Bomi.
"Aku juga sayang appa." Balas Bomi sambil tersenyum. Jun pun membalas senyumannya sembari mengelus kepala Bomi kemudian pergi meninggalkan kamar gadis kecilnya.
"Ada apa, hyung?" Tanya Chan yang membuat Jun terkejut. Ia rupanya tengah bersandar di dinding dekat kamar Bomi sedaritadi.
"Kenapa? Apa aku tidak boleh mengunjungi kamar anakku? Lalu apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jun balik.
"Aku kebetulan sedang lewat tadi terus mendengar suara hyung." Jelas Chan.
"Dia tidak bisa tidur?" Tanya Chan lagi. Jun pun mengangguk.
"Dia takut karena ada bayangan pohon di dinding kamarnya." Jelas Jun sambil tertawa kecil.
"Ah, menggemaskan sekali." Ujar Chan.
"Memang. Anak siapa dulu." Balas Jun yang kemudian mendapat satu pukulan ringan dari Chan. Jun pun merangkul adiknya itu dan berjalan bersamanya.
"Kudengar sepertinya dia sudah mulai ingin tau tentang noona, benarkah?" Tanya Chan.
"Yup. Belakangan ini dia sering sekali bertanya banyak hal tentang eomma-nya." Balas Jun. Chan pun mengangguk.
"Sepertinya sudah waktunya Bomi bertemu dengannya." Sambung Jun.
"Bertemu dengan noona? Hyung, kau tidak lupa kan noona sudah.."
"Ya, aku tau."
"Lalu bagaimana cara bertemu dengannya?" Tanya Chan kebingungan. Alih-alih menjawab, Jun malah tersenyum yang membuat Chan semakin bingung lagi.
"Sudah ngantuk, Chan?" Tanya Jun mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Belum."
"Baiklah, ayo kita nonton sesuatu." Ajak Jun yang langsung menarik Chan ke ruang tengah untuk menonton televisi bersamanya. Chan pun tidak menolak karena dia memang belum ngantuk, berhubung besok juga hari libur.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring 2.0 • Junhui ✔
Hayran Kurgu"Namanya Wen Bomi" (kelanjutan dari cerita Spring , disarankan untuk membaca cerita pertama terlebih dahulu)