27

439 69 2
                                    


"Jun, maaf. Sepertinya malam ini aku harus menginap." Ujarku pada Jun melalui sambungan telepon.

"Ah, begitu.. yasudah." Balasnya. Aku memang tidak bisa melihatnya, namun aku bisa merasakan kekecewaan melalui suaranya.

"Maaf Jun. Mau aku minta Chan untuk menemanimu?" Tanyaku.

"Tidak perlu. Aku baik-baik saja."

"Besok aku akan segera pulang, okay?"

"Iya. Jangan terlalu kelelahan. I love you." Ujarnya.

"I love you."

Hal ini sudah biasa terjadi dalam dua bulan terakhir. Dimana aku diundang ke sebuah acara, yang tanpa ku rencanakan mengharuskanku untuk menginap karena keperluan mendadak. Namun kali ini alasanku sebenarnya cukup simpel, hanya karena aku sangat amat mengantuk sekarang. Tapi kurasa aku juga tidak salah karena akan sangat membahayakanku dan juga kandunganku kalau aku memaksakan untuk menyetir dalam keadaan mengantuk di malam hari. Belum lagi aku sedang berada di luar kota dan membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam untuk pulang. Dan kalau kalian bertanya-tanya mengapa aku tidak pergi bersama Seungkwan adalah karena tiba-tiba saja kemarin kakaknya dirawat di rumah sakit dan akhirnya Seungkwan harus izin untuk pulang ke Jeju selama beberapa hari.

"Hahhh.." Helaku panjang sambil merenggangkan otot-ototku di atas ranjang empuk nan dingin di kamar yang akan ku tempati malam ini.

Kalau boleh jujur, sebenarnya aku merasa bersalah terhadap Jun. Aku jarang ada untuknya belakangan ini. Namun apa yang bisa kuperbuat? Ini adalah pekerjaanku juga, karena beberapa bulan lagi aku harus mengambil cuti persalinan. Aku pun tau ia selalu kesal apabila aku terlalu sibuk apalagi sampai harus menginap seperti ini. Aku dapat merasakannya sekalipun ia memasang senyum terlebarnya.

"Maafkan aku, Jun." Ujarku sambil menatap tempat kosong yang masih luas di sebelahku. Lama kelamaan, mataku mulai terasa sangat berat. Aku pun jatuh tertidur.

***

Aku mendaratkan satu kecupan singkat pada kening suamiku yang masih tertidur. Ia yang begitu peka terhadap setuhan pun membuka matanya dan menatapku penuh kejut.

"Kau sudah pulang?? Pukul berapa ini??" Tanya Jun cepat yang sepertinya berpikir bahwa ia telat bekerja.

"Baru pukul 8 pagi kok, Jun. Santai saja." Balasku.

"What? Kau berangkat pukul berapa dari sana?" Tanyanya lagi.

"Pukul 5 pagi."

"Astagaa kenapa pagi-pagi sekalii hahaha." Jun pun langsung menarikku ke dalam pelukannya.

"Biarkan seperti ini dulu. Aku merindukanmu. Kapan lagi aku punya waktu untuk memeluk istriku kalau dia saja sangat sibuk sudah seperti ibu negara." Ujarnya. Aku yang semakin merasa bersalah pun membalas erat pelukannya.

"I'm sorry. Satu bulan lagi, Jun. Sekarang semua rancanganku sudah hampir selesai. Setelah acara fashion show-ku, semua akan kembali seperti biasa. Aku akan mengajakmu jalan-jalan, okay? Kali ini aku yang traktir." Jun hanya mengangguk sebagai balasan.

Setelah acara peluk-pelukan, kami pun bersiap-siap untuk disibukkan kembali oleh pekerjaan kami masing-masing.

***

(Keesokan hari)

Aku mengalami beberapa kesulitan hari ini. Apa lagi kalau bukan bekerja sambil menerima panggilan yang terus-menerus masuk? Aku bisa saja mengabaikan semua panggilan itu, tetapi semuanya sangat penting. Semua panggilan yang masuk berasal dari pengurus fashion show ku nanti. Dan sekarang aku merasa bahwa Seungkwan sudah sangat sangat membantuku selama ini.

Spring 2.0 • Junhui ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang