"Noona, bang, ada tamu spesial nih." Ujar Seungkwan kepada aku dan Jun yang sedang menghabiskan waktu kami di malam minggu ini dengan menonton acara kesukaan kami, Spongebob Squarepants. Aku dan Jun pun menoleh ke arah sumber suara."Kejutan spesial untuk yang sebentar lagi akan jadi ayah dan ibuu." Chan tiba-tiba saja muncul dari belakang Seungkwan sambil membawa kue dengan lilin-lilin kecil yang menyala serta satu buket buah-buahan.
"Chan!" Seru aku dan Jun bersamaan kemudian menghampirinya.
"Ayo, tiup dulu" Ujar Chan. Namun sebelum meniup lilinnya, aku dan Jun memejamkan mata terlebih dahulu dan mengucapkan wish kami di dalam hati masing-masih. Setelah itu kami langsung meniup lilinnya bersama. Chan pun menaruh kue dan buket buah-buahannya itu di atas meja terdekat dan memeluk kami berdua.
"Kok kau tau noona hamil?" Tanyaku.
"Gimana tidak tau? beritanya saja ada dimana-mana" Balasnya.
"Pasti saat di rumah sakit kemarin ada penggemarmu juga disana" Ujar Jun.
"Ah, mungkin"
"Selamat ya, sebentar lagi aku akan menjadi seorang paman" Ucapnya.
"Thankyou Chan, sudah repot-repot kasih kejutan segala" Ucapku.
"Gapapa lah noona, lagipula aku juga senang sekali"
"Ayo ayo ayo potong kue nya." Sahut Seungkwan yang sudah tidak sabar.
"Yeh, makan saja terus pikirannya." Ledek Jun yang membuat semuanya tertawa kecuali Seungkwan sendiri yang cemberut dibuatnya.
Aku pun menyiapkan beberapa piring kecil dan membagikan kuenya pada semua orang yang ada di ruangan itu.
***
Setelah acara makan-makan bersama, kami pun duduk di ruang tengah sambil berbincang-bincang.
"Oiya, aku sedang bikin Cafe di daerah gangnam, nanti kalau sudah jadi kalian rajin-rajin berkunjung ya?" Ujarnya.
"Wahh, adiknya hyung memang paling keren." Ujar Jun.
"Iya, gak seperti hyungnya" Sahut Seungkwan yang dibalas dengan tatapan tajam dari Jun.
"Kau tinggal dimana ngomong-ngomong? kok belum kasih kabar?" Tanya Jun pada Chan.
"Aku kan sudah mengirim pesan dari dua minggu yang lalu, lebih malah sepertinya. Pasti belum dibaca ya? Seungkwan hyung saja sudah baca" Balas Chan. Seungkwan kemudian menjulurkan lidahnya pada Jun.
"Ohh, baiklah nanti aku baca"
"Sudah nyari jodoh belum Chan?" Tanya Seungkwan.
"Lagi nyari sih, cuma belum ketemu"
"Emang maunya yang seperti apa sih?" Tanyaku.
"Aku sih nyarinya yang seperti noona"
"Loh? Cari yang lebih baik dari noona dong." Balasku.
"Tapi masalahnya gaada. Ya kan Chan?" Ucap Jun. Aku menyenggolnya ringan.
"Hahaha, bercanda. Tapi Chan, kalau kau terus mencari yang sempurna dan benar-benar sama dengan apa yang kau inginkan, kau tidak akan pernah menemukannya dan akan lebih sulit lagi bagimu. Kalau aku sih beruntung saja di sekolah ada yang sempurna seperti dia, emang benar-benar takdir." Jelas Jun. Aku pun tersenyum dibuatnya.
"Kali ini setuju sama abangmu. Cari dulu aja yang bikin nyaman." Ujar Seungkwan.
"Iyadeh hyung, noona" Balas Chan yang terlihat menggemaskan.
Kami menghabiskan waktu bersama-sama di ruang tengah sampai akhirnya kami rasa sudah waktunya untuk tidur.
"Chan, kau menginap disini dulu saja, udah malem ini." Ujarku pada Chan.
"Iya noona, aku juga sudah mengantuk"
"Baiklah, ayo kita tidur. Besok kita lanjut lagi mumpung besok masih hari minggu." Ujar Jun. Semuanya pun setuju. Seungkwan dan Chan menuju kamarnya masing-masing, begitupun aku dengan Jun.
***
"Mana coba sini cium dulu anak appa." Ujar Jun yang kemudian mencium perutku yang masih rata karena usianya baru satu minggu lebih.
"Ah, aku benar-benar tidak sabar dia lahir. Aku akan mengajaknya jalan-jalan, membelikan makanan kesukaannya, menggendongnya kemana-mana, intinya membuatnya bahagia di dunia ini"
"Iya, Jun. Aku yakin bagaimanapun juga kau akan menjadi ayah yang baik untuk anak kita" Ucapku.
"Kau juga"
"Baiklah ayo sini kita tidur" Ujar Jun sambil membuka lengannya memberi kode untuk memeluknya. Aku pun masuk ke dalam pelukannya yang hangat.
"Goodnight, baby"
"Goodnight"
"Sweet dreams"
"You too"
"I love you"
"I love you too"
Kami pun jatuh ke dalam alam mimpi masing-masing.
***
Pagi hari.
Alarm keamanan berbunyi begitu nyaring membangunkan seisi rumah. Itu adalah pertanda bahwa penyusup telah berhasil membuka pagar depan dan memasuki wilayah kediaman kami.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring 2.0 • Junhui ✔
Fiksi Penggemar"Namanya Wen Bomi" (kelanjutan dari cerita Spring , disarankan untuk membaca cerita pertama terlebih dahulu)