"YEONJI-YAA!" Seruku melihat seorang wanita berparas cantik keluar dari balik pintu apartemennya. Aku berhamburan memeluknya erat, melepaskan semua rasa rindu selama ini."AKU MERINDUKANMU!" Ujarnya sambil mencengkram bahuku setelah melepas pelukannya.
"AKU PUN SAMA" Balasku.
"Hey, aku Jun" Ucap Jun yang sedaritadi hanya memperhatikan kegiatan reuni aku dan Yeonji.
Yeonji menoleh dan memasang muka datar.
"Ya, aku tau itu" Ucapnya.
"Ayo kalian masuk" Ucapnya lagi sambil membukakan pintu apartemennya.
Aku menggandeng tangan Jun kemudian masuk ke dalam.
Ya, agendaku hari ini adalah berkunjung ke rumah sahabat lamaku, Yeonji, yang memakan waktu dua jam menggunakan kereta cepat dari Seoul. Ini adalah permintaanku yang ke tujuh kalinya kepada Jun yang akhirnya ia setujui setelah sebelum-sebelumnya ia tolak. Bukan apa-apa, Jun hanya tidak begitu dekat dengan Yeonji karena aku dan Jun baru menjalin hubungan saat akan lulus SMA, jadi ia takut tidak bisa berbaur, namun karena aku memaksanya ia pun menyerah dan menuruti permintaanku.
"Eomma, lihatlah gambalku" Ujar seorang anak kecil perempuan yang memegang sebuah kertas dan berjalan mendekati Yeonji dengan kedua kaki mungilnya.
"Wah, anak Eomma pintar sekali" Ujar Yeonji kemudian memeluk anak itu.
"Eomma, itu siapa?" Tanya anak itu sembari menunjuk ke arahku dan Jun.
"Ah, mereka teman eomma, ayo sapa dulu" Balas Yeonji. Anak itu pun berjalan ke arah kami. Aku tersenyum melihatnya.
"Selamat siang ahjussi, ajumma, namaku Halin" Ujarnya candel dan kemudian membungkukkan badannya.
"Harin, dia cadel" Bisik Yeonji kepadaku.
Aku pun membawa Harin ke pangkuan ku.
"Halo Harin-ah, berapa usiamu?" Tanyaku. Ia tersenyum dan mengacungkan dua jarinya.
"Wah, benarkah? Kau baru berumur dua tahun dan sudah pintar sekali" Ujarku kemudian mencubit pipi sebelah kirinya.
"Telimakasih Ahjumma" Ucapnya.
"Harin-ah panggilnya samchon dan imo saja, mereka keluarga eomma juga" Ujar Yeonji. Harin mengangguk mengerti.
***
"Ah, aku tidak percaya kalian berdua adalah orang yang sangat terkenal sekarang" Ucap Yeonji.
"Ah, tidak juga, kami hanya orang biasa" Balasku yang dibalas oleh senyuman Yeonji.
"Akhirnya kau mendapatkan pria idamanmu" Ujarnya.
"Hehe, kau ini"
"Ingat kan dulu kerjaanmu itu menangisi Jun" Ujarnya lagi, dengan menekankan kata Jun. Hal itu membuag Jun yang sedang asik bermain dengan Harin menoleh ke arahku dan Yeonji.
"Yak! Aku masih bodoh saat itu, okay? lagipula sekarang istriku selalu tersenyum mungkin karena setiap hari melihat aku yang kelewat tampan ini" Ujar Jun.
"Tampan tampan tukang pembuat onar" Ucap Yeonji mengejek. Jun mendengus kesal dibuatnya.
"Oiya, sebentar, aku ada kue cokelat di kulkas, aku ambilkan dulu" Ujar Yeonji dan meninggalkan ruang tengah.
Aku memperhatikan Jun bersama Harin di pangkuannya. Ia berbicara dengan suara anak kecil dengannya sambil sesekali mencium pipi tembam milik Harin. Entahlah ia tampak tampan dan menawan saat sedang bersama anak kecil. Hatiku melembut untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring 2.0 • Junhui ✔
Fanfic"Namanya Wen Bomi" (kelanjutan dari cerita Spring , disarankan untuk membaca cerita pertama terlebih dahulu)