34

394 63 9
                                    

Hari itu aku habiskan sudah dengan berbelanja bersama Seungkwan. Aku membeli beberapa hal untuk diriku sendiri, namun aku lebih banyak membeli untuk Jun, dan salah satunya adalah beberapa bungkus permen asam. Jun sangat menyukai makanan yang memiliki rasa asam, apalagi kalau permen. Aku yakin dia akan sangat menyukainya. Seungkwan pun banyak membeli sepatu untuk dirinya dan dia juga membeli sepasang untuk adik kesayangannya, siapalagi kalau bukan Chan. Kami bahkan membeli satu koper untuk tempat oleh-oleh karena kami rasa tidak akan muat di koper kami.

"Hahh, lelahnyaa." Ucapku pada Seungkwan yang sedang menaruh belanjaanku di kamarku karena terlalu banyak jadi aku tidak bisa membawa semuanya sendiri.

"Wow, noona. Hari ini kita jalan-jalan selama 12 jam." Ujarnya. Aku pun melirik ke arah jam digital yang terdapat pada meja kecil di samping tempat tidurku. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Seungkwan benar, kami sudah jalan-jalan selama 12 jam.

Seungkwan mendudukkan dirinya di sofa terlebih dahulu sebelum kembali ke kamarnya.

"Numpang dulu ya, noona. Masih lelah." Ujarnya. Aku pun mengangguk.

Seketika aku terpikirkan tentang Jun. Hari ini aku bersenang-senang, tapi itu terasa berbeda tanpa kehadiran Jun. Aku sangat merindukannya. Aku juga merasa tidak enak meninggalkannya di rumah saat aku bersenang-senang disini. Dia pasti kesulitan kalau sedang butuh apapun saat Yina sudah pulang, walaupun ia bilang ia akan menyuruh Chan menginap.

"Seungkwan." Panggilku.

"Yaa?"

"Kalau pulangnya besok bagaimana?" Tanyaku.

"Memangnya kenapa, noona? Rindu bang Jun yaa?" Tanyanya balik.

"Yaa, begitulah. Aku juga tidak enak kalau meninggalkannya terlalu lama."

"Aku sih tidak masalah. Lagipula kupikir hari ini sudah cukup." Ujarnya.

"Benarkah??"

"Yup. Jadinya noona mau pulang besok?" Tanyanya. Aku pun mengangguk.

"Kalau begitu aku akan book tiket pesawat untuk besok."

"Ambil jadwal siang aja kalau ada. Aku ada janji dulu dengan seseorang besok pagi." Ujarku.

"Baiklah, nanti kulihat."

"Hehe, terimakasihh Seungkwan gemass." Ucapku sambil mengacak-acak rambutnya.

"Terimakasih juga, noonaa. Tidak banyak asisten yang bisa menganggap bosnya seperti keluarganya sendiri. Apalagi diperlakukan seperti keluarganya sendiri oleh bosnya. Aku senang bisa bekerja dengan noona." Balasnya yang membuatku tersentuh.

"Hmm, bisa saja kau ini. Yasudah, gih istirahat." Ujarku.

"Baiklah. Selamat beristirahat, noona." Ia pun langsung pergi dari kamarku dengan belanjaannya di tangannya.

Aku segera mengganti pakaian dan membereskan barang-barangku supaya besok bisa langsung pergi.

***

Aku sudah sampai di restoran hotel, menoleh kesana kemari mencari pria yang sudah membuat janji denganku dua hari yang lalu. Setelah beberapa saat, mataku pun menangkap sosoknya yang sedang melambaikan tangannya ke arahku.

"Pagi, Seokmin-ah. Sudah lama menunggu?" Tanyaku sesampainya di meja dan langsung mengambil duduk.

"Belum, kok. Aku baru sampai." Balasnya.

"So, apa yang ingin kau bicarakan?" Tanyaku.

"Santai saja. Ambil makan saja dulu, baru kita bicara." Ujarnya. Aku pun mengiyakan karena aku memang sedikit lapar.

Spring 2.0 • Junhui ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang